NovelToon NovelToon
Ketua Osis Galak Itu Suamiku

Ketua Osis Galak Itu Suamiku

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Misteri / Contest / Perjodohan / Tamat
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Bintang Selatan

Bagi Raka, menikah dengan Aluna itu bencana, seperti Gempa dengan kekuatan 10 SR. Dan sialnya, dia tidak bisa mengelak karena perjodohan konyol orang tuanya.

Dan, bagi Aluna, menikah dengan Raka adalah ajang balas dendam, karena Raka yang selalu menghukumnya di sekolah.

Tapi ternyata, ada satu hal yang mereka lupa, bahwa waktu bisa merubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bintang Selatan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15

Luna dan phobia gelap

Saya pulang ke kontrakan jam tujuh malam, kulihat Luna sedang duduk meringkuk di  teras dengan masih menggunakan baju seragamnya.

Saya pikir dia marah, atau lebih buruknya cemburu mungkin karena kejadian di toko buku tadi. Siapa yang tahu.

"Lo ngapain?" Tanyaku setelah turun dari motor.

Dia menatapku dengan cemas, lalu segera berlari ke arahku dan memelukku secara tiba-tiba. Nyaris saja saya terjungkal.

"Ada apa?" Tanyaku cemas, dia bersembunyi di ketiakku, padahal saya yakin ini seragamku sudah bau.

"Mati lampu, aku takut." Gumamnya pelan,

What? Mati lampu?

Luna takut sama mati lampu?

Eh...

"Gue takut gelap." Gumam Luna dengan suara parau.

"Kenapa lo lama, gue takut " katanya lagi.

saya menghentikan pelukannya dan memaksa dia untuk menatapku. Wajahnya kacau, rambutnya acak-acakan dan pipinya di penuhi bekas air mata.

"Lo phobia gelap?"

Luna hanya mengangguk.

"Tenang ada gue." Kataku,

Ku dekap dia di pelukanku, lalu kuambil bungkus kue yang tergeletak di depan pintu.

Phuf... Kupikir dia marah tadi,lalu sengaja duduk di teras menungguku pulang untuk dia hajar habis-habis.

Saat saya membuka pintu, dia lebih mengeratkan pelukannya. Saya tidak tahu kenapa dia bisa setakut ini terhadap gelap.

"Gue ngemasin baju-baju, setelah itu kita kerumah orang tua lo yah." Kataku,

Luna hanya diam, dia ini lebih mirip Koala yang sedang bergelantungan memeluk batang pohon.

"Pegang ini." Saya memberikan senter pada Luna.

Tadinya dia enggan untuk saya lepaskan dari pelukan, tapi ayolah saya ini laki-laki jika terus seperti itu saya takut terjadi hal yang tidak di inginkan.

saya memasukan seragam untuk besok, lalu menuntut Luna ke kamarnya untuk mengambil seragamnya.

"Gue nggak tahu lo naro seragamnya dimana, bisa lo ambil sendiri? Gue yang nyenterin." Kataku.

Dia mengangguk, saya tahu wajahnya menahan takut, tapi dia tidak menangis.

Saat dia membuka kunci lemarinya, tangannya bergetar hebat, juga kakinya.

"Aluna," gumamku saat menyadari ada yang aneh dari Luna.

Seperkian detik dia terduduk lunglai, dia duduk di lantai, lalu berbalik arah dan memeluk kakiku.

saya segera berjongkok menatap wajahnya.

"Gue ng....nggak bis..a." Luna mulai sesegukan. Saya memeluknya erat, lalu ku gendong dia dari depan. Sudah mirip seperti Koala beneran, haha.

Saya membuka lemari Luna, jika saja keadaannya nggak seperti ini, saya akan mengejeknya berkali-kali dengan pemandangan cd-cd Luna yang bergambar kartun, seperti anak kecil saja.

"Oke, ketemu." Gumamku pada diri sendiri.

Luna hanya diam, tubuhnya bergetar hebat, bahuku juga terasa basah dan berat, Luna sedang menangis.

Ini kedua kalinya saya melihat dia menangis setelah kejadian Darrel waktu itu.

"Luna, turun yah... Gue nggak bisa bawa motor dengan lo kayak gini." Kataku selembut mungkin.

Luna perlahan turun dari gendonganku.

saya segera menyalakan motor, lalu memutarnya untuk keluar pelataran kontrakan.

"Ayo." Seruku.

Hari semakin gelap, saya bahkan sudah tidak bisa melihat wajah Luna.

Luna naik ke motor, lalu segera ku gas agar segera sampai kerumah Luna. Jaraknya cukup jauh, sekitar 1 jam - an naik motor.

Padahal jaraknya sudah cukup jauh, tapi tidak ada tanda-tanda kalau Listrik menyala di sekitar sini, mungkin sekarang sedang pemadaman Listrik serentak.

Luna sedari tadi terus memelukku kuat. Kurasa dia benar-benar ketakutan.

...***...

"Lun."

Tidak ada jawaban, saya melihat dari kaca spion, ternyata Luna ketiduran saat di perjalanan.

"Luna, bangun udah nyampe." Kataku sambil mengguncang tubuhnya pelan.

Tetap tidak ada tanggapan, Luna benar-benar seperti Beruang Hibernasi saat tidur.

Saya turun pelan-pelan sambil memegangi kedua tangan Luna di bahuku, lalu saat kedua kakiku tidak lagi di motor, saya balik arah untuk menggendong Luna dari depan.

Saya menekan bel rumah berkali-kali. Lalu beberapa detik berikutnya pagar besi ini otomatis terbuka. Saya segera membawa Luna masuk kedalam dengan membiarkan motor dan tas tetap di luar.ini sulit tahu, harus tetap berada di motor sambil menekan bel.

"Aluna kenapa?" Tanya Mama heboh.

"Dia ketiduran tadi."

Mama bernafas lega, lalu menyuruhku membawa Luna ke atas, di kamarnya.

"Kak, biar Kikis yang masukin motornya yah." Ujar Kikis adiknya Luna. Saya tersenyum, lalu menyerahkan kunci motornya.

Rumah Luna memang luas,beberapa meter lebih luas dari rumahku, makanya butuh tenaga ekstra untuk sampai ke kamar Luna yang ada di lantai dua.

Saya membuka knop pintu, lalu segera masuk dan sedikit berlari karena rasanya sudah tidak kuat lagi. Saya meniduri Luna di kasur super besar miliknya.

Lalu merapihkan rambutnya yang acak-acakan, dan terakhir mengelap bekas air matanya.

Mama Luna masuk ke kamar sambil membawa nampan berisi minum dan kue kering, lalu di letakannya di pinggir kasur.

"Wajah Luna kacau sekali." Gumamnya, lalu mengelus-elus pipi Luna.

"Tadi, dia menangis." Kataku.

Mama Luna sempat terkejut, lalu menatapku penuh tanya.

"Tapi Luna tidak pernah menangis sudah lama sekali sejak dua tahun yang lalu." Kata Mama.

jujur, mendengar itu saya sedikit syok.

"Di kontrakan mati listrik."

Mama Luna menghela nafas sejenak.

"Luna mengalami Nyctophobia, dia punya trauma terhadap gelap di masa lalu. Tapi, Mama pikir semuanya sudah selesai, Mama nggak tahu kenapa phobianya bisa kambuh lagi." Tutur Mama.

"Maksud Mama apa?" Tanyaku penasaran.

"Kamu sebagai suaminya sudah waktunya harus tahu tentang Luna.

Mama menghela nafas sejenak.

"Waktu kecil Luna mengalami depresi hebat, dia sangat ketakutan terhadap gelap, kami sudah melakukan segala cara untuk menyembuhkannya, karena Luna benar-benar akut takut gelapnya. Terapi sudah dan minum obat juga sudah, tapi tidak ada yang berhasil. Sampai kami memutuskan untuk mencoba cara terakhir." Mama melanjutkan.

Dia menoleh ke arah Luna yang sedang tidur pulas.

"Cara apa Ma?" Tanyaku sekali lagi.

"Hipnotis, kami menghilangkan ingatannya dan membuat ingatakan rekayasa. Kami juga pindah rumah demi Luna agar pengobatan nya berhasil. " Seru Mama, lalu dia mengelus rambut Luna dengan lembut.

"Kapan kejadiannya Ma?"

"Tepat saat Luna kelas satu SD." Kata Mama.

Dia tersenyum, lalu menatapku. "Mama nggak tahu apa penyebab phobianya kambuh lagi, tapi Mama minta tolong jaga Luna."

"Saya bakal jagain Luna semampu saya, Ma." Kataku. Ini itu saya berasa sedang di sidang dengan Mertua, apakah setiap laki-laki yang sudah menikah seperti ini pembahasan dengan mertuanya? Entahlah.

"Mama nggak mau Luna kayak dulu lagi." Gumam Mama.

"Kayak dulu gimana?" Sedari tadi saya hanya bertanya dan mengangguk.

"Mama belum siap membicarakan, mama terlalu sakit mengingat itu." Ujarnya, lalu pamit keluar kemar.

Saya hanya menatap Luna lagi, setelah punggung mama hilang di balik pintu.

Ternyata saya sama sekali tidak mengenal Luna dengan baik.

Saya mencium kening Luna, lalu hidung dan terakhir bibir, sudah kubilang kan, ini rutinitasku setiap malam.

"Aku akan rubah sikap biang kerok kamu di sekolah itu agar menjadi lebih baik. Luna aku nggak tahu ini perasaan apa, tapi aku nggak mau kamu menangis lagi, dan Luna. Jangan menyimpan semuanya sendiri." Bisikku. saya mencium bibir Luna sekali lagi, sangat lembut dan sial. Saya mulai merasakan gelenyar aneh dalam tubuhku, saya segera menghentikannya dan pergi ke kamar mandi untuk berwudhu dan solat Isya.

Yaya, saya tahu saya ini masih laki-laki normal yang suka khilaf masalah nafsu. Mungkin juga kalau Luna tahu saya sering menciumnya setiap malam dia akan mengunci pintu kamarnya.

*CUPLIKAN EPISODE SELANJUTNYA*

Kami sedang sarapan, dengan Mama Luna yang memasak. Masakannya sangat enak, seperti biasa. Bahkan Papa Luna saja sampai minta tambah.

Rumah Luna ini sangat besar, tapi walau begitu disini nggak ada asisten rumah tangga. Entah kenapa.

"Gimana sama Luna di sekolah, masih suka bolos?" Tanya Papa kemudian menyesap kopinya.

"Begitulah Pa." Jawabku sekenanya.

Sejak tadi, Luna hanya menatapku horor.

1
Christabel Luisa Lumentut
yah
Qaisaa Nazarudin
lha udah End aja nih thor? kok kayak kegantung ceritanya...huaaaa...😭😭😭
Qaisaa Nazarudin
Sebenarnya ceritanya bagus,Tapi panggilan nya gak konsisten,bentar SAYA bentar AKU,Itu juga bisa mempengaruhi mood Riders membaca lho thor,hati2 ya thor..mending AKU KAMU aja,SAYA itu formal banget..🙏🙏🙏
Qaisaa Nazarudin
Bukan PACAR nya tapi ISTERI nya..Dasar ortu nya loe aja yg Egois dan Licik..
Qaisaa Nazarudin
Luna benar,Coba Raka posisi kan diri nya di Luna,Saat dia ngeliat Luna di peluk cowok lain Darrel misalnya waktu itu,Saat Luna menolak Darrel,Apa perasaan nya Raka??
Qaisaa Nazarudin
Yg loe katain itu ISTERI loe Ogeb..
Qaisaa Nazarudin
🤣🤣🤣🤣 Mana mau lari Luna, Akhirnya ketahuan juga kan..mending jujur aja apalagi ke sahabat sendiri,Kalo ada apa-apa udah jelas' sahabat lah yg pasti jadi garda terdepan lho Lun..
Qaisaa Nazarudin
Oh halu ku mikirnya kalo Indra itu body nya tambun,Makanya di panggil dugong..😂😂🙏🙏
Qaisaa Nazarudin
Duh Luna kenapa gak di edit dulu sih videonya sebelum di putar..Ketahuan kan jadinya..🤣🤣🤣😜😜
Qaisaa Nazarudin
🤣🤣🤣🤣 ketahuan,Wkwkwkw kenapa Aluna gak edit dulu sih videonya..😂😂😜
Qaisaa Nazarudin
Wiihh Psycho ternyata,ngeri banget..Terus Aluna harus gimana dong thor,Kalo Aluna gak nerima Darrel ntar temennya Darrel yg kenak imbas nya,kasian banget..
Qaisaa Nazarudin
To the point banget..😂😂
Qaisaa Nazarudin
Ehem ehem surat merah muda..😍😍 dari siapa tuh?
Qaisaa Nazarudin
Aku masih bingung aja dgn sikapnya Raka,Bentar galak bentar baek..🤔🤔
Qaisaa Nazarudin
Nakal itu lain Luna,Kebanyakan anak remaja itu nakal,Tapi nakal/naik yg di maksud ortu itu beda maksudnya lho..
Qaisaa Nazarudin: #typo Nakal/Baik
total 1 replies
Qaisaa Nazarudin
Maaf thor masukan,Cuplikan itu bagus Tapi jangan kepanjangan ya..🙏🙏😁
Qaisaa Nazarudin
Apa Raka sakit kangker? kok mimisan?
Qaisaa Nazarudin
lha si plin plan rupanya Raka..Tadi aja sinis gitu,katanya gak butuh dijenguk Luna,kok sekarang jadi laen..🤦🤦🙄🙄
Qaisaa Nazarudin
Duh terenyuh aku sama si Raka, Ternyata dia emang bertanggungjawab dengan hubungannya ama Luna..👍💪
Qaisaa Nazarudin
Gak kamu jelasin aku juga udah bisa nebak..wkwkwwkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!