Difitnah, ditalak, dan diusir suaminya tidak membuat seorang wanita bernama Mila menyerah. Dia tetap bertahan demi untuk mendapatkan hak asuh anaknya.
Setelah dipisahkan dengan anaknya, Mila akan terus berjuang untuk mendapatkan anaknya kembali.
Apa yang akan Mila lakukan agar Aluna bisa kembali ke dalam pelukannya lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasihat untuk Mila
Setelah sampai di depan rumah Bu Suci, Mila buru-buru turun dari taksi dan melangkah masuk ke dalam rumah itu.
Mila langsung menghempaskan tubuhnya dan duduk di ruang tamu.
Tangis Mila pecah, saat dia mengingat kembali bagaimana perlakuan suaminya padanya. Dan di tambah lagi, dengan cerita Aluna yang mengatakan kalau ayahnya membawa wanita cantik pulang ke rumah.
Hiks hiks hiks...
"Mas Adnan, apa salah aku sama kamu Mas. Kenapa kamu jahat banget sama aku. Kamu sudah mengusir aku dari rumah, kamu juga sudah mentalak aku. Dan sekarang, kamu sudah membawa wanita ke rumah. Apa secepat itu kah kamu melupakan aku Mas," ucap Mila di sela-sela tangisannya.
Bu Suci yang sejak tadi ada di ruang tengah, samar-samar mendengar suara tangisan Mila.
"Itu seperti suara Mila," ucap Bu Suci.
Bu Suci bangkit berdiri. Dia kemudian melangkah ke ruang tamu untuk melihat Mila.
Bu Suci terkejut saat melihat Mila menangis tersedu-sedu di ruang tamu.
Mila kenapa. Kenapa dia nangis. Apa tadi dia nggak ketemu sama anaknya, batin Bu Suci.
Bu Suci mendekati Mila dan duduk di dekat Mila.
"Mila, kamu kenapa Mila?" tanya Bu Suci.
Mila mengusap air matanya.
"Bu Suci," ucap Mila dengan mata sembab.
"Mila, kamu nangis kenapa? apa yang terjadi? apa kamu sudah ketemu dengan Aluna?" tanya Bu Suci.
"Aku udah ketemu Aluna kok. Aku cuma lagi sedih aja Bu"
"Terus, kamu sedih kenapa? kamu bisa cerita ke ibu."
Apa yang harus aku ceritakan ke Bu Suci, batin Mila.
"Mila. Kamu kenapa?" tanya Bu Suci lagi saat melihat Mila diam.
"Bu, apa yang harus aku lakukan Bu. Aku ingin membawa anak aku pergi dari rumah suamiku. Tapi, aku tidak punya tempat tinggal. Aku ingin membawa Aluna ke kampung, tapi aku nggak punya ongkos untuk ke kampung."
"Mila, sabar Mila. Kamu tidak boleh gegabah seperti itu. Kasihan Aluna, kalau harus diperebutkan oleh kamu dan mantan suami kamu. Biarkan lah dulu dia ikut dengan ayahnya. Kamu harus pelan-pelan dalam bertindak. Jangan sampai mantan suami kamu itu marah sama kamu, dan memperkarakan masalah kamu membawa kabur Aluna."
"Maksud ibu?" tanya Mila tidak mengerti.
"Mila, kamu itu nggak punya bukti yang kuat untuk gugat cerai suami kamu. Tapi suami kamu, punya bukti foto kamu dengan seorang lelaki. Coba kamu fikirkan lagi, kamu tidak boleh bertindak sendiri. Kamu butuh pengacara untuk mendampingi kamu dalam mendapatkan hak asuh anak kamu."
Mila menghela nafas dalam.
"Pengacara?" Mila menatap Bu Suci lekat.
"Iya pengacara Mila. Suami kamu punya uang, dia pasti akan menyewa pengacara dalam perceraian kalian. Kalau kamu melawan suami kamu sendiri, kamu juga pasti akan kalah Mila. Kamu nggak akan pernah mendapatkan hak asuhnya Aluna."
Mila tampak berfikir. Benar apa yang dikatakan Bu Suci. Mila pasti akan kalah jika dia gegabah jika dia bertindak sendiri.
Karena bagaimanapun juga, Mila pasti akan di salahkan oleh Adnan dengan kasus perselingkuhannya dengan seorang lelaki. Adnan pasti masih menyimpan foto-foto Mila untuk dia jadikan senjata agar Mila tidak bisa membawa Aluna pergi. Sementara Mila, dia tidak punya bukti apa-apa untuk menyalahkan Adnan.
"Terus, aku harus gimana Bu. Suamiku sudah membawa wanita lain ke rumah. Mungkin saja, suamiku sudah punya wanita yang akan menggantikan aku menjadi istrinya," ucap
Bu Suci terkejut saat mendengar ucapan Mila.
"Kamu tahu dari mana soal itu?" tanya Bu Suci.
"Aluna yang bilang sama aku. Kalau ada wanita cantik yang datang ke rumah."
"Kamu positif thinking aja Mil. Siapa tahu, dia cuma teman suami kamu."
"Tapi firasat aku mengatakan, kalau dia itu pacar barunya Mas Adnan. Setelah sepuluh tahun aku melewati bahtera rumah tangga dengan Mas Adnan, sekarang Mas Adnan melupakan aku begitu saja. Aku tidak ada apa-apanya di matanya sekarang."
Mila kembali meneteskan air matanya. Bu Suci bingung dengan Mila. Walau Bu Suci belum pernah merasakan ada di posisi Mila, tapi Bu Suci tahu bagaimana perasaan Mila. Mila pasti sakit hati sekali dengan perlakuan Adnan itu.
Hiks hiks hiks...
"Aku nggak sanggup Bu, harus hidup tanpa Aluna," ucap Mila di sela-sela tangisannya.
Bu Suci menatap Mila lekat. Mencoba memberi solusi yang terbaik untuk Mila.
"Mil, ibu rasa, kamu harus temui suami kamu. Kamu bicara baik-baik dengan dia dan orang tuanya. Siapa tahu, mereka mau menerima kamu kembali,"ucap Bu Suci.
Bu Suci merasa prihatin dengan kondisi Mila. Sebenarnya Bu Suci ingin membantu Mila untuk memperbaiki masalah Mila dengan suami Mila. .
Tapi Bu Suci juga tidak mungkin terlalu dalam mencampuri urusan rumah tangga orang. Apalagi Bu Suci tidak mengenal suami Mila. Mila mengusap air matanya dan menatap Bu Suci lekat.
"Nggak Bu. Mas Adnan sudah nggak mau menerima aku lagi sebagai istrinya. Mungkin sekarang hatinya udah untuk wanita lain."
"Mila, sekarang terserah kamu aja. Kamu nggak bisa lari dari masalah. Kamu harus hadapi masalah kamu dengan suami kamu. Kamu hanya punya dua pilihan sekarang Mil, rujuk atau benar-benar bercerai."
"Maksud ibu?"
"Jika kamu ingin kembali dengan suami kamu, bicarakan masalah kalian baik-baik dan rujuk lah sebelum permasalahan kalian sampai ke pengadilan. Tapi jika rumah tangga kamu tidak bisa di pertahankan lagi, kamu juga harus tetap temui suami kamu, dan bicarakan baik-baik. Kalian bisa bercerai dengan cara baik-baik."
Mila diam. Dia mencoba untuk mencerna semua ucapan Bu Suci.
Semua ucapan Bu Suci itu tidak ada yang salah. Jika Mila ingin menyelesaikan masalahnya, Mila harus menemui Adnan dan bicara baik-baik dengannya.
"Mila, fikirkan lagi ya Nak, apa yang ibu ucapkan tadi. Itu semua juga demi kebaikan kamu."
Mila menatap Bu Suci lekat.
"Iya Bu. Makasih untuk semua nasihatnya. Setelah mendengar nasihat ibu, aku jadi merasa tegar kembali Bu."
"Semangat ya Mil. Jodoh nggak akan ke mana kok. Kalau kamu masih berjodoh dengan suami kamu, ibu yakin kalian pasti akan dipersatukan kembali. Tapi sebaliknya, seandainya dia bukan jodoh kamu, ikhlaskan saja dia. Semoga kamu mendapatkan jodoh yang terbaik suatu saat nanti."
Mila tersenyum dan mengangguk.
"Makasih banyak ya Bu, untuk bantuan ibu dan dukungan ibu selama ini untuk Mila."
"Iya Mil. Ya udah, ibu masuk ke dalam dulu ya. Kamu jangan fikirin macam-macam Mil. Bawa happy aja."
"Iya Bu. Aku mau beresin dan bersihin rumah. Pekerjaanku tadi sempat tertunda karena aku pergi menemui Aluna."
"Nggak apa-apa kalau kamu mau sering-sering menemui Aluna. Ibu izinkan kamu kok."
Bu Suci kemudian melangkah pergi meninggalkan Mila. Setelah Bu Suci pergi, Mila bangkit dari duduknya. Dia kemudian berjalan naik ke lantai atas untuk ke kamarnya.
karena ketika enak sj yg d kejar setelah dapat akan di balik kondisinya. apalagi kau memulai ny dgn tidak baik.
.
buat koreksi aj kak, agar ke depan ceritanya lebih enak di baca, ^^