Spin off : Scandal Kakak Ipar
Tentang takdir yang memisahkan dua hati. Yang harus merubah hati untuk pasangan mereka yang baru. Tapi di balik itu semua Sasha bersyukur karena sifat Leo yang ternyata obsesif dan impulsif kepada dirinya, Sasha nekat menyerahkan tubuhnya pada pria lain karena Leo ingin memperkosanya karena Sasha tidak ingin menjadi perebut suami orang, sedangkan Sophia istri hasil perjodohan harus menelan pil pahit tepat setelah melakukan malam pertama. Leo menyatakan hanya mencintai Sasha yang sekarang sudah berstatus mantan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chariz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
"Hari ini aku akan menemani Leo dan Shopia untuk fitting baju pengantin" ucap Citra sembari memasangkan dasi di leher suaminya.
"Jangan lama-lama, kita makan siang di kantor ku" ucap Levi.
Cup. Levi mengecup pelan bibir istrinya.
"Iya, aku pastikan waktu makan siang sudah berada di kantor. Ayo kita sarapan" Citra keluar dari kamarnya.
Saat Citra turun ke lantai bawah, Leo yang sepertinya baru selesai mandi terlihat dari rambutnya yang masih basah.
"Kamu izin libur hari ini?" tanya Citra.
"Iya" Leo duduk di meja makan.
"Nanti kita jemput dulu Sophia"
"Kenapa gak langsung ketemu di butik saja?" Leo mengambil roti yang sudah di siapkan kakak iparnya.
Citra menatap tajam ke arah Leo.
"Ck iya kita jemput" Leo menghabiskan sisa roti nya.
Levi terlihat menghampiri keduanya, kemudian duduk di samping istrinya.
"Jaga sikap mu di depan shopia, Leo. Jangan tampakkan wajah ketidaksukaan mu, perusahaan keluarga kita bergantung pada pak Rasyid" Levi menerima sarapan dari istrinya.
Leo terdiam.
"Setelah kalian menikah, aku tidak ingin mendengar kau meninggalkan Shopia di malam pertama, penuhi nafkah lahir bathin nya, tenang saja untuk uang bulanan Shopia aku yang akan mengirimkannya setiap bulan dari bagianmu di perusahaan" tambah Levi.
Leo bangkit berdiri, kemudian berlalu menuju kamarnya.
"Lihat lah bagaimana aku tidak setres menghadapi adik lucknut itu" geram Levi.
"Sudah jangan marah-marah terus, sekarang harus ke kantor kan" ucap Citra kemudian mengambil tas kerja milik suaminya.
"Ayo kita ke depan" Citra menggandeng tangan Levi, keduanya berjalan bersama menuju mobil milik Levi.
"Hati-hati di jalan" Citra mencium punggung tangan suaminya.
Setelah suaminya pergi ke kantor, Citra kemudian masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap-siap mengantar fitting baju pengantin.
Setelah beberapa lama, Citra terlihat keluar dari kamarnya.
Tok... tok.
Citra mengetuk pelan pintu kamar Leo.
Tidak ada jawaban apapun, Citra mencoba membuka pintu perlahan, kosong adik iparnya tidak terdapat di sana.
Ia langsung menuju ke luar rumah, saat melihat Leo yang sedang menyenderkan tubuhnya di samping mobil, Citra bernafas lega ia sudah mengira adik iparnya itu kabur karena tidak ingin menikah.
"Ayo langsung saja berangkat" Citra duduk di kursi di bagian belakang.
"Kayak sopir dan majikan" ucap Leo yang mulai melajukan mobilnya.
"Nanti ada Shopia, yang duduk di sana" ucap Citra sembari mengambil ponsel dari dalam tas.
"Sophia cantik banget ya, ia juga berhijab punya karir yang bagus, kamu beruntung banget"
"Hem" Leo berdehem.
"Shopia seperti mutiara berharga di lautan dalam yang belum di ketahui penyelam, kamu jangan menyakiti nya"
Leo terdiam.
Akhirnya keduanya tiba di kediaman pak Rasyid, tampak Shopia yang sudah menunggu di pos keamanan rumah nya.
"Maaf ya, kamu lama menunggu" Citra segera keluar dari mobil.
"Tidak kakak ipar, baru saja" ucap Shopia yang mencuri pandang ke arah mobil milik Leo.
"Ya sudah kita langsung berangkat saja" Citra mengajak Shopia masuk ke dalam mobil.
Leo hanya melirik sekilas ke arah Shopia yang kini duduk di sampingnya.
"Kalian ngobrol saja, anggap aku tidak ada" ucap Citra yang terlihat memainkan ponsel nya.
"Kakak ipar ada-ada saja" Shopia tersenyum tipis.
"Mas, sudah sarapan?" tanya Shopia dengan nada lembut.
"Sudah" ucap Leo dengan nada datarnya.
Di mata Shopia tampak ada sedikit kekecewaan terhadap calon suaminya itu, semenjak hari pertunangan nya Leo tidak pernah membalas pesan nya satu kali pun, ia merasa effort sendirian.