Imamku, Surgaku

Seorang gadis dengan paras cantik dan anggun terlihat sedang menunggu seseorang di parkiran kantor. Kepalanya menunduk sambil mengetuk - ngetuk sepatu heels nya di lantai demi mengusir rasa bosan yang mendera. Sekitar tiga puluh menit setelahnya barulah seseorang yang ia tunggu datang menghampiri. Lebih tepatnya menghampiri kendaraan roda empat yang terparkir tepat di samping wanita itu.

"Hai, Ameer!" sapa gadis itu dengan riang.

Ameer hanya menatap sekilas ke arah gadis itu.

"Wa'alaikumussalam." jawab Ameer singkat.

Gadis yang menyapa Ameer itu meringis. Hatinya sedikit tersentak akibat tidak menyapa dengan benar sesuai syariat agama Islam.

Sedikit berdehem menetralkan rasa malu bercampur gugupnya, gadis itu kembali menampilkan senyum cantiknya.

"Ameer, boleh aku menumpang?" tanyanya to the point.

Kali ini gantian Ameer yang mendesah. Tanpa menatap lawan bicaranya, Ameer menjawab pertanyaan wanita itu dengan telak.

"Kita bukan muhrim, Gabina. Tidak baik lawan jenis berduaan di dalam mobil tanpa ada unsur yang sangat mendesak,"

Tertolak lagi. Namun gadis yang dipanggil Gabina itu sama sekali tidak akan menyerah.

"Kalau begitu bagaimana jika kita menikah?" seru Gabina lantang.

Ameer terkejut. Tak urung sudut bibirnya sedikit terangkat membentuk sebuah smirk yang mampu menggoyahkan gadis manapun yang melihatnya.

"Perbaiki pakaian kamu. Dan tutup aurat kamu dengan sempurna. Maka saya akan mempertimbangkan tawaran menikah dengan kamu." jawab Ameer singkat. Setelah itu, cowok itu melangkah masuk ke dalam kendaraan beroda empat miliknya. Meninggalkan Gabina yang masih mencerna setiap bait kaya yang Ameer lontarkan.

Tring..

Gabina terlonjak kaget mendengar notifikasi yang berasa dari ponselnya. Gadis itu berdecak kesal, ditambah ternyata Ameer sudah menghilang dari hadapannya.

---

Spider(a)meer🖤

Sy sdh mnt tlg pd Tyas utk mengantarkan km plg.

Jgn naik taksi atau sejenisnya!

Tdk baik berduaan dgn bkn muhrim!

Nanti sj stlh mnkh!

---

Gabina berteriak histeris. Ini adalah kali pertama Ameer mengiriminya sebuah pesan setelah sekian lama Gabina menunggu.

Ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan di dalam perut Gabina. Rasa hangat dan debaran di hati membuat Gabina melupakan sekelilingnya. Jatuh cinta memang semenyenangkan ini. Tapi berani jatuh cinta juga sama dengan berani patah hati.

"Lah, ini anaknya." Tyas yang sejak tadi mencari keberadaan Gabina langsung saja menghampiri gadis yang tengah berjingkrak-jingkrak seperti anak kecil.

"Ayo pulang, Gabina. Tadi kata Ameer kamu gak ada yang jemput?" tanya Tyas.

Gabina tersenyum manis.

"Bener. Aku gak ada yang jemput,"

"Mobil kamu mana?"

"Lagi di bengkel. Sebenarnya tadi aku pengen pulang bareng Ameer. Tapi Ameernya gak mau," ujar Gabina sedikit mendesah kecewa. Namun tetap saja dirinya masih berbunga-bunga akibat mendapatkan pesan dari Ameer.

Tyas tersenyum.

"Ameer memang seperti itu. Jika kamu ingin mendekati Ameer, maka kamu harus memperbaiki penampilan dan pakaian kamu," saran Tyas.

"Iya, aku juga berencana ingin memperbaiki diri setelah ini,"

"Saranku, jangan memperbaiki diri dan menjadi versi terbaik demi dipuji oleh manusia. Karena ketika kamu kecewa dengan manusia itu, maka kamu akan kembali ke versi terburuk mu lagi,"

Gabina menanggapi ucapan Tyas dengan senyuman dan anggukan.

"Tenang Tyas. Aku ingin memperbaiki diriku dengan versi terbaik hanya karena ingin mendekatkan diri dengan sang pencipta. Selain itu, aku juga ingin mendapatkan jodoh yang terbaik. Bukankah laki - laki baik-baik untuk perempuan baik-baik, pula?"

"Nah benar sekali,"

Bagaimana mungkin kita mengharapkan lelaki baik - baik sedangkan kita sendiri saja belum menjadi manusia yang baik? Bukankah hidup ini timbal balik? Jika ingin ditolong, maka jangan lupa menolong. Jika ingin di cintai, maka jangan lupa mencintai. Dan jika ingin yang terbaik, maka jangan lupa menjadi yang terbaik.

Banyak dari mereka yang menginginkan seorang suami seperti Baginda Nabi Muhammad SAW. namun mereka lupa bahwa mereka tidak bisa seperti Khadijah RA. yang merelakan seluruh hartanya untuk Nabi berdakwah di jalan Allah. Mereka juga lupa mereka tak sepintar dan secantik Aisyah RA., dan tak pula sehumoris dan semenyenangkanya Saudah RA.

Yang lebih penting, bagi yang sedang mencari pasangan maka harus ingat dengan kata ini... 'BUKAN SEKEDAR TAMPAN DAN MAPAN, MELAINKAN JUGA BERIMAN'.

Jika pria itu beriman, maka cintanya akan dilandasi dengan cinta Allah.

Ketahuilah, cinta yang dilandasi dengan cintanya Allah akan abadi selamanya. Bukan lagi perihal sampai maut memisahkan kita, tapi sampai Jannah kembali menyatukan kita. Bukan sekedar hanya berjodoh di dunia, melainkan berjodoh dunia akhirat. Bukan perihal ingin memuaskan nafsu, namun perihal menghindari zina.

Selain Husain, Ameer juga menjadi kandidat kuat untuk dijadikan sebagai calon suami idaman para kaum hawa. Tak hanya tampan dan mapan, Ameer juga paham tentang ilmu agama. Ada hal yang unik dari Ameer yang membuat semua orang kagum padanya. Ketika seorang lelaki melakukan kesalahan, maka Ameer akan menegurnya dengan cara memberitahukan kesalahan orang itu secara face to face. Hanya mereka berdua tanpa orang lain. Sehingga orang itu tidak akan merasa malu atau terhina karena kesalahannya di ketahui banyak orang. Jika seorang perempuan yang melakukan kesalahan, maka Ameer hanya akan mengiriminya pesan secara pribadi dengan tutur kata yang halus dan sopan.

Katakanlah tak ada seorang manusia yang sempurna dimuka bumi ini, namun ketidaksempurnaan itu akan ditutup dengan cara menikah. Bukankah menikah merupakan penyempurnaan separuh agama? Dan menikah juga ibadah paling lama.

Gabina menutup laptopnya setelah selesai mengerjakan pekerjaan kantornya yang ia bawa pulang. Gadis berusia 25 tahun itu membuka roomchatnya dengan Ameer. Sang lelaki yang telah lancang mengambil seluruh perhatiannya sejak 2 tahun belakangan ini.

---

Spider(a)meer🖤

^^^Ameer bantuin Gabina milih dong!^^^

^^^Bagusan mana,^^^

^^^Gabina jadi istri Ameer?^^^

^^^Atau^^^

^^^Ameer yang jadi suami Gabina?^^^

^^^Nanti hadiahnya tiket bulan madu ke bali.^^^

^^^Kita lihat penyu lomba lari bareng kura - kura.^^^

---

Ceklis dua. Pertanda hanya dibaca. Tak masalah. Gabina sudah bersyukur bahwa usahanya menaiki level. Yang dulunya hanya diabaikan tanpa dibaca apalagi dibalas. Sekarang sudah naik level menjadi dilihat lalu dibaca.

Senyum Gabina tak pernah luntur apalagi melihat ternyata Ameer sedang online. Bolehkah Gabina berharap bahwa onlinennya Ameer karena ingin membaca pesan yang ia kirimkan?

Tapi senyuman yang baru beberapa menit muncul itu kini mendadak redup kala mendapati satu notifikasi yang membuat hati Gabina kembali luluh lantak dan porak - poranda.

---

Xabiru.

Finally.

Akhirnya kamu buka blokiran aku.

I'm grateful!.

^^^Aku baru buka blokiran kamu beberapa jam yang lalu.^^^

^^^Darimana kamu tahu kalau aku sudah buka blokiran nomor kamu?^^^

^^^Apakah ada notifikasinya?^^^

Tidak Gabina.

Tapi kamu perlu tahu bahwa tak ada satu haripun aku lewatkan tanpa membuka roomchat kita.

And finally, setelah 5 tahun menunggu, aku bisa ngechat pacar aku lagi.

^^^Xabiru.^^^

^^^Im sorry, tapi kamu pasti tahu kenapa aku tiba - tiba menghilang dari hidup kamu dari 5 tahun yang lalu.^^^

Aku tahu Gabina.

Kita itu ibarat surat Yasin ayat 40, "Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya".

Tapi aku percaya dengan surat Yasin ayat 82, "KUN FAYAKUN (Jika Allah berkehendak, maka jadilah)".

Bahkan Allah sendiri yang menghendaki aku menjadi salah satu hambanya dan umat Nabi Muhammad.

Lantas benteng manalagi yang akan memisahkan kita setelah benteng perbedaan agama yang kita berdua anuti berbeda sudah hancur berkeping - keping atas izin Allah?

---

Gabina tergugu. Ia tak lagi bisa membalas pesan terakhir yang Xabiru kirimkan padanya.

Selama lima tahun sejak kejadian dulu, Gabina memang tak pernah lagi mencari tahu apapun tentang mantan kekasihnya -atau mungkin sekarang masih kekasihnya? Karena tak pernah ada kata putus diantara mereka berdua.

Xabiru kembali. Namun kembalinya kali ini berbeda dengan Xabiru yang dulu. Jika dulu mereka satu aamiin namun tak satu iman. Kini mereka satu iman tapi apakah kali ini masih satu aamiin dikala Gabina mulai melabuhkan hatinya pada yang baru?.

- To Be Continue -