Rosa Angela adalah putri dari seorang wanita bernama Talia Marisa, ia tidak pernah menyangka jika dirinya akan mencintai seorang pria yang ternyata cinta pertama dan cinta sejati ibunya, serta memiliki hubungan asmara. Kemana cintanya akan berlabuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aini Enhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiba tiba datang
Disaat semua terjadi terasa menyakitkan dan berusaha tegar dari keadaan yang ada.
Rosa pun membuka menjalani dan menatap harinya kembali, hingga saat pagi hari itu Rosa yang memulai aktivitasnya kembali pun berangkat pagi-pagi sekali menuju sebuah pasar.
Ya setiap pagi Rosa selalu pergi kepasar untuk membeli bahan baku makan anak-anak panti.
Rosa pun sudah lulus sekolah, kini Rosa lebih bisa fokus membantu mengurus anak panti.
Untuk mencari pekerjaan memang Rosa ada niat untuk mencari pekerjaan agar bisa hidup mandiri dan bisa membalas kebaikan Bu Dian yang sudah menganggap Rosa seperti anaknya sendiri. Rosa ingin sekali mampu memberikan uang hasil dari jeri payah yang Rosa dapatkan namun memang waktu belum bisa menjawab semua.
Bicara tentang semua yang terjadi, Rosa pun tesenyum getir bila mengingat hatinya yang tak baik-baik saja. Tentang cintanya yang tak tersampaikan namun sudah tahu akan di tolak.
Selama di perjalanan membawa barang belanjaan dari pasar Rosa pun terasa berat menenteng semua yang ia bawa.
Maklum saja anak panti lebih dari 10 orang jadi memang Rosa membeli bahan masakan yang cukup lumayan. Demi menjaga gizi mereka mencapai 4 sehat 5 sempurna.
Hingga Rosa yang membawa bahan makanan banyak itu pun terasa pegal namun tiba-tiba seseorang datang secara tiba-tiba mata Rosa pun tertuju pada pria yang menolongnya kali ini.
"Om Fabian" kata Rosa.
"Sini biar aku saja, aku yang bawakan makanan untuk mu" kata Fabian.
"Kamu,, Kamu sudah sembuh" kata Rosa yang kaget melihat Fabian tiba-tiba.
"Siapa yang sakit, aku tidak sakit. Aku hanya kecelakaan" Kata Fabian singkat sambil mengambil barang yang Rosa bawa cukup lumayan lalu ia masukan ke dalam bagasi mobilnya.
"Om jangan bawa punya ku, ini biar aku saja yang bawa. lagi pula aku bisa bawa sendiri, ada angkutan umun sebentar lagi lewat sini" kata remaja berumur 17 tahun itu merasa canggung.
"Tidak apa, biar tenaga mu kamu simpan saja untuk yang lain daritadi aku belum lihat ada mobil sekitar sini, ayolah" kata Fabian dengan repot membukakan pintu untuk Rosa.
Rosa pun pasrah pada akhirnya, mau pulang bersama Fabian. Rosa yang sudah berusaha untuk melupakan semuanya, ternyata sesulit untuk melupakan semua. Mengapa semudah itu Fabian datang padahal Rosa sudah siap jika fabian tak lagi bersama dengan dirinya.
Rosa pun duduk di samping Fabian dengan tatapan mata yang enggan menatap Fabian takut jika rasa itu kembali muncul perlahan meski dalam hal ini sebenarnya sudah ada getaran itu terasa di dalam dada.
"Kenapa diam" tanya Fabian berusaha untuk mengajak bicara Rosa lagi.
"Untuk apa?"
"Mengobrol lah, biasnya kamu seperti kereta kalau bicara" kata Fabian berusaha mengajak bicara Rosa.
"Sejak kapan aku begitu tidak pernah" kata Rosa mencoba tak mau melihat Fabian.
Fabian pun tesenyum miring.
"Rosa aku ingat betul saat dirimu ada di panti, kamu bicara terus padaku saat umur mu 5 tahun. Kamu bertanya, ingat gak pertanyaan mu itu apa?" Tanya Fabian.
"Pertanyaan apa?" Tanya Rosa yang mulai menanyakan lagi.
"Kenapa sih om kok tampan" ucap Fabian menirukan suara Rosa masih kecil.
"Pertanyaan apa? Anak kecil tak pernah bertanya seperti itu" kata Rosa menyangkal.
"Eh jangan salah dari kecil kamu itu sangat teliti untuk wajah seseorang. Kamu tahu mana pria tampan dan yang gak tampan. Kadang kamu suka deketin kakak Kakak tampan yang ada di dekat kamu terus cari perhatian minta di ajak main bersama" kata Fabian.
"Main apa?" Tanya Rosa yang memang lupa.
"Main mobil-mobilan, main boneka kadang juga main masak-masakan. Cuma kamu berubah jadi pemalu dan lebih pendiam pas usianya mu 8 tahun. Kamu mulai tertutup dan mulai tak banyak bicara saat itu. saat kamu tahu kalau kamu cuma anak yatim piatu. Tapi percayalah disaat itu lah sebenernya orang lain sebenarnya banyak yang peduli pada mu"kata Fabian.
"Termasuk om Fabian, om Fabian masih peduli pada ku kan" kata Rosa yang akhirnya tersenyum setelah cemberut.
"Ya jelas aku peduli, aku kenal mu dari kamu usia tiga tahun. Mama ku selalu mengajak ku untuk ke panti asuhan buat memberikan dana bantuan saat itulah aku tahu hidup ini berati saat itu juga aku mampu mengenal diri mu. Bahkan ibu ku sebenarnya ingin sekali mengadopsi mu hanya saja Bu Dian saat itu tidak mau kamu di bawa mama. Jadi mama dan aku yang sering mengunjungi dirimu, kamu itu lucu banget mama aku sampai gemes. Aku juga suka sama kamu karena lucu. Bahkan, Aku tahu kamu kecil dulu saat kamu mandi dan di mandiin sama Bu Dian, kamu nangis gak mau mandi terus lari eh jatuh. Eh aku tolongin deh"
"Om tahu semua.. Tahu bagian itu ?'' tanya Rosa menatap ke arah Fabian karena merasa malu saat Fabian mampu mengingat dirinya yang tak memakai pakaian lengkap saat kecil.
"Om lihat bagian mana ya lupa, tapi lihat dikit sih" kata Fabian.
Tiba-tiba tangan Rosa memukul keras ke arah lengan Fabian.
"Om jahat!!!om telah menodai ku" ucap Rosa memukul Fabian keras ke arah lengan Fabian. "Om kenapa tega melihat punya ku, ini milik ku tak seharusnya om melihat nya" kata Rosa memukul keras.
"Hey hey, itu milik mu tapi kamu yang memperlihatkan dan aku pun sudah lupa. Apakah melihat artinya menodai sumpah demi apapun tak ada terbesit untuk aku menodai kamu" kata Fabian.
Rosa pun hanya tertunduk kesal tak percaya bagiamana bisa dirinya dalam hal ini orang yang ia suka sudah melihat isi bagian intim miliknya. Meski dalam hal ini Rosa masih kecil tapi tetap saja Rosa malu.
"Baiklah, aku cuma mau tanya kamu kenapa pergi kemarin tiba-tiba" tanya Fabian.
"Aku hanya kaget kenapa om menyebut nama Talia" kata Rosa.
"Apa itu salah dan masalah" kata Fabian.
"Hanya saja aku tak mengenal jadi aku bingung"
"Setiap orang punya masa lalu dan masa depan, dia adalah masalalu ku" kata Fabian.
Jadi dia adalah masa lalu om Fabian.. syukurlah aku berharap dia hanya masalalu yang tak akan pernah datang kembali dan menjadi nyata. Karena kenyataan yang sebenernya aku tidak ingin jika Fabian di miliki oleh wanita manapun, aku tak siap pria baik ini perasaannya terbagi dengan wanita lain. Aku harap dia tak akan pernah hadir dalam hidup Fabian batin Rosa menatap kosong ke arah wajah Fabian.
Tiba-tiba tangan Fabian memakain sabuk pengaman dan wajah Fabian begitu dekat, terpampang di depan mata dengan bibir tipis sorot mata yang tajam, hidung mancung, alis tebal, dan begitu menawan hati. Jika dilihat-lihat mirip Indra Brugman berhasil membuat hati gadis muda itu meleleh hingga bagian dalam.
"Ah sial kenapa aku bisa jatuh cinta pada om om ini" batin Rosa seolah tak terima.
"Kalau aku keluar negeri kamu mau titip apa?" Tanya Fabian.
"Ke luar negerinya kemana dulu om? Tapi namanya hadiah sih aku apa saja. Sadar diri kan oleh-oleh" kata Rosa.
Fabian pun tersenyum miring menatap wanita yang kini di sampingnya.
Rosa pun merasa jika apa yang menjadi perhatian Fabian membuat dirinya semakin sulit menghilangkan tentang rasa yang ada di dada.