Dark Dragon adalah sebuah kelompok yang di buat oleh anak anak sekolah di tahun dua ribuan. mereka yang merupakan teman sekolah juga teman di tempat balapan setuju untuk membuat kelompok dengan nama itu agar mereka bisa tetap kompak dan punya wadah yang tepat untuk menyalurkan hobi mereka.
sang ketua yang bernama Adrian Wijaya merupakan anak dari seorang Kiai ternama di kotanya tapi dia tidak bisa meneruskan tanduk kepemimpinan pesantren di karenakan dia lebih suka tinggal dan sekolah di Jakarta dan mengelola bisnis orang tuanya.
hingga hidupnya berubah, dari yang hanya mengurus usaha keluarga dan Dark Dragon, tiba tiba ada seseorang yang masuk ke dalam hidupnya. siapakah dia? dan bagaimana kisah mereka juga teman temannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bentrokan di kantin
Saat bel istirahat berbunyi, Adrian dan teman temannya sudah pergi menuju kantin, Bahkan Hendra menenteng kotak bekal miliknya yang akan diberikan untuk Vania
"Lo nggak jemput Bu ketua Rian?" Tanya Angga meledek
"Nanti juga dia nongol sendiri di kantin" jawab Adrian santai
"DRA, Lo ngumpet sana!" Ucap Sandi dan menarik Adrian agar menutupi Hendra dengan badannya yang tinggi
"Percuma bego, si Hendra tingginya sama kaya si Rian" ucap Angga memukul kepala Sandi
"Gue lagi lindungi teman gue dari nenek sihir" ucap sandi sambil menunjuk arah depan dekat Kantin
"Anjir si Hana DRA" pekik Septian panik
"Minggir, biar gue yang hadapain tuh cewek gatal" ucap Saraswati percaya diri
"Lo jangan biarin dia deketin gue Saras" pinta Hendra serius karena sudah jengah dengan sikap Hana Yang selalu mengejarnya
"Lo tenang aja, ada gue semuanya beres" ucap Saraswati yakin
"Jangan sombong" ucap Irsyad terkekeh
"Lumayan kalau gue berhasil jauhin tuh nenek lampir, gue bisa palakin Abang Hendra lagi" jawab Saraswati tertawa senang
"Ada maunya ternyata" ucap Samuel terkekeh
"Ada uang Abang ku sayang, tak ada uang, maaf Abang aku tendang" jawab Saraswati mengerlingkan matanya genit dan membuatnya mendapat jeweran di telinganya oleh Adrian
"Belum kapok juga Lo ya!" Ucap Adrian serius
"Iya iya... Gue kapok tapi lepasin dulu kuping gue yang berharga ini" ucap Saraswati memelas
"Awas Lo kalau berani palakin anggota gue" ancam Adrian datar
"Nggak janji" gumam Saraswati pelan dan membuatnya di sentil Irsyad
"Hendra!" Pekik seorang siswi bernama Farhana, gadis yang sering mengikuti Hendra tiap di kantin selama beberapa hari ini, Bahkan membuat Vania cemburu
"Heh, Lo punya malu nggak sih jadi cewek?" Pekik Saraswati lantang sambil berkacak pinggang
"Apa sih, orang aku mau makan sama Hendra juga" ucap Farhana ketus
"Hendra tuh udah nolak Lo berkali kali, Lo harusnya nyadar dong Lo itu udah buat dia nggak nyaman" ucap Saraswati sinis
"Sari!" Seru Adrian saat melihat Sari dan teman temannya menuju ke arahnya
"Apa?" Tanya Sari polos lalu Adrian langsung menggenggam tangan Sari dan mengajaknya masuk ke kantin juga duduk bersamanya. Semua orang di buat terkejut dengan mulut menganga termasuk teman teman Sari sendiri
"Ayo, Kalian juga duduk dengan kami" ajak Hendra menuntun tangan Vania lembut
"Hendra, aku juga mau ikut" pekik Farhana cemberut
"Lo cari tempat yang lain, disini penuh" sinis Septian mencebikkan bibirnya dan membuat Farhana menatap benci ke arah Vania
"Iya, disini khusus orang waras" ucap Saraswati ketus
"Sudah ayo pesan makan dulu" ajak Irsyad merangkul Saraswati Untuk memesan makanan
"Gue mau beli mie ayam, pake bakso juga mie ayamnya" ucap Saraswati semangat
"Lo bisa pesan apapun" jawab Irsyad tersenyum manis dan membuat Saraswati senang
"Hesa Lo pesan apa?" Tanya Mandala serius
"Samain aja sama kamu" jawab Mahesa datar
"Nia makan bekal sama gue, jadi nggak perlu pesan" ucap Hendra tegas
"Kalian pesan apa?" Tanya Angga pada Sintia, Dela dan Kirana
"Kita pesan mie ayam aja kak" jawab Kirana tersenyum
"Oke, terus pak ketua pesan apa?" Tanya sandi sopan sambil meledek Adrian yang duduk di sisi Sari
"Lo pesan apa?" Tanya Adrian lembut dan membuat para teman Sari semakin melotot
"Gue mau pesan nasi goreng kak" jawab sari tersenyum manis pada Adrian
"Nasi goreng dua" ucap Adrian tegas
"Ini uangnya, sekalian sama kalian juga gue bayarin" ucap Adrian memberikan uang pada Sandi
"Si Irsyad sama Saras udah pesan duluan" jawab Angga bengong
"Tanya aja, kalau Udah dibayar ya biarin aja" jawab Mandala santai
"Ini Nia, kamu makan ini aja" ucap Hendra memberikan kotak bekal berisi nasi, telur gulung dan tumis buncis
"Bawanya cuma buat aku aja kak?" Tanya Vania merasa tak enak dengan yang lain
"iya cuma buat kita berdua, yang lain nggak usah!' jawab Hendra tersenyum teduh
"Makan aja Nia, gue Udah pesen juga" ucap Sari karena melihat Vania sedikit canggung
"Sari sudah baikan ya sama kak Adrian?" Tanya Dela ragu
"Kita pacaran" jawab Adrian datar dan diangguki Sari
"Pacaran!" Pekik Sintia Dela dan Kirana
"Biasa aja kali ekspresinya" ucap Samuel terkekeh
"Aduh perasaan pas beberapa hari yang lalu mereka masih berantem deh" ucap Sintia bingung
"Mereka baru kemarin pacaran" jawab Mahesa tiba tiba
"Si Hesa ngomong sama cewek selain Saraswati" bisik Adrian pada Hendra
"Mungkin dia naksir si Sintia" jawab Hendra juga berbisik
"Bagus deh, jadi kan kalian nggak akan buat kantin ini berisik lagi" ucap Sintia santai dan membuat Mahesa terus menatapnya
"Itu pesanan kita sudah datang" ucap Kirana bahagia
"Lo lapar ya?" Tanya Sari sinis
"Aku belum sarapan Sari, tadi kesiangan" jawab Kirana cemberut
"Kalau belum sarapan kamu jangan makan mie ayam pedas ini, makan nasi goreng aja nih punyaku" bujuk Sandi tersenyum lembut dan diangguki Kirana polos
"Ini pesanan Dela" ucap Angga tersenyum manis
"Terima kasih kakak" jawab Dela juga tersenyum
"Bangku kita jadi lebih berwarna karena ada mereka" ucap Septian terkekeh
"Emangnya gue nggak bikin hidup kalian berwarna juga?' tanya Saraswati ketus yang duduk di samping Irsyad dan Septian
"Lo itu hampir sama dengan kami, jadi nggak ada bedanya" jawab Angga meledek
"Tega Lo semua" sinis Saraswati manyun
"Tapi Lo itu adalah bagian dari kami Saras, kalau Lo nggak ada maka kami nggak lengkap, pasti akan terasa ada yang hilang" jawab Samuel tulus
"Terima kasih Sam, dan Kalain semua juga adalah belahan jiwa gue" ucap Saraswati lebay sambil memeluk Irsyad
"Yang ngomong Samuel kenapa yang Lo peluk si Irsyad!" Pekik Sandi mendelik
"Kan yang paling Deket si Irsyad" jawab Saraswati santai
Merekapun makan dengan tenang, bahkan sesekali mereka menggoda Adrian dan Sari yang terlihat saling menyuapi.
"Gue berasa jadi nyamuk di depan mereka" ucap Septian lesu
"Makanya, cepat cari pacar" ucap Sandi terkekeh
"Si Hana tuh jomblo" ledek Mandala terkekeh
"Ogah, gue di kasih gratis juga nggak mau" pekik Septian merinding
"Memangnya kenapa kak?" Tanya Kirana heran
"Hana itu terkenal liar" jawab Saraswati terkekeh
"Kamu harus jagain kak Hendra Nia" ucap Sari serius
"Iya jagain aku, kalau perlu ikut aku selama dua puluh empat jam" ucap Hendra tersenyum manis
"Parah, sakit parah dia" ledek Saraswati tertawa
"Gombal' ucap Vania terkekeh
"Sebentar lagi bel masuk berbunyi, ayo kita kembali ke kelas" ajak Sintia serius
"Iya ayo, makasih ya kak traktirannya" ucap Dela sopan dan diangguki Adrian
"Makasih juga kak makanannya" ucap Vania tersenyum lembut
"Iya, besok aku bawakan lagi khusus buat kamu" jawab Hendra senang
"Buat kita nggak kak?" Tanya Sintia meledek
"Minta yang lain aja" jawab Hendra terkekeh
"Gue ke kelas dulu ya kak" pamit Sari lalu menarik tangan Adrian untuk Salim padanya
"Itu beneran si Sari kan?" Tanya Kirana bengong dan diangguki Vania
"Hebat kak Adrian bisa bikin si Sari sungkem sama dia" ucap Sintia terkekeh dan membuat Mahesa yang mendengar bisik bisik para teman Sari itu tersenyum tipis
"Dadah semuanya" ucap Dela tersenyum manis dan dibalas lambaian tangan oleh Angga dan Septian
"Dia punya gue Septian!" Pekik Angga ketus
"Satu lagi calon budak cinta" sinis Septian tertawa
"Ayo kita yang waras kembali ke kelas kita" ajak Saraswati menarik tangan Irsyad dan Septian
"Gue juga waras Saras" pekik Mandala menyusul mereka
"Kita di bilang gila sama si Saras" keluh Hendra menggelengkan kepalanya
"Gue nggak merasa" ucap Samuel lalu menyusul Saraswati dan yang lain
"Ayo lah kita yang gila juga ikut masuk kelas" ajak Sandi terkekeh dan diangguki Adrian Hendra Angga dan Mahesa sambil tertawa
"Mereka calon istri kita, minus si Sari" ucap Hendra serius
"Si Hesa sama siapa memangnya? Jangan jodohin sama si Kirana" ucap Sandi memohon
"Sama Sintia" jawab Adrian tersenyum miring pada Mahesa
"Iya Hesa?" Tanya Angga serius dan hanya di balas Mahesa dengan mengendikan bahunya
lanjut KA penasaran