Kamu punya pengalaman unik bersama pasangan yang dingin? Katanya, bisa mengakibatkan pilek setiap hari, loh.
Duh, kalau hidung yang pilek boleh lah minum obat, tapi, kalau hati yang terus merasa terabaikan bagaimana?
Yuk, simak kisah Jedar (Jeje dan Darren) dalam menjalani kisah cintanya yang begitu menggemaskan.
Jika suka jangan lupa untuk like dan komen di setiap bab, saranghaeyo 💙
Jangan lupa untuk rate Bintang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mala Cyphierily BHae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Ada Diantara Kalian
Jeje menggunakan momen ini untuk bertanya pada Darren, ia ingin mengetahui isi hati pria itu.
Seraya menunggu pesanannya datang, Jeje pun memulai obrolan.
"Mas," lirih Jeje dan Darren yang ada di depannya itu menatap.
"Iya," jawab Darren.
"Aku ingin bertanya sesuatu, tapi, kamu jangan marah, ya," kata Jeje.
Darren menjawab dengan mengangguk.
"Bagaimana perasaan kamu padaku?" tanya Jeje. Sebenarnya sangat berat bagi Jeje untuk bertanya, tetapi, ia ingin memastikan sesuatu yang selama ini mengganggu pikirannya.
Darren terdiam dan sebenarnya, tujuannya mengajak makan malam pun ingin mengajak Jeje berbicara dari hati ke hati.
Darren masih menatap Jeje dan Jeje sepertinya sudah tau jawaban apa yang akan didapat.
Jeje pun tersenyum, ia menunduk, "Tahan, Je. Jangan cengeng!" kata Jeje dalam hati.
"Je, tanpa kamu bertanya, aku pun ingin mengatakan isi hatiku," jawab Darren.
Darren merasa kalau ini terasa berat, tetapi, ia harus tetap menyampaikan isi hatinya.
"Je, aku mau kita saling terbuka," kata Darren dan Jeje pun mengangguk.
"Iya dan aku ingin mengatakan sesuatu," kata Jeje.
"Apa itu?"
"Aku mencintaimu," lirih Jeje seraya menatap Darren, sementara Darren, ia hanya diam, menatap Jeje dan tidak tau harus berkata apa.
"Aku tau isi hatimu, di hatimu hanya ada Rossi, kan? Dan aku gagal membuatmu jatuh cinta, benar begitu?" tanya Jeje, walau ia berharap pada Darren, tetapi, Jeje cukup mengerti.
Mendengar itu, Darren menjadi merasa bersalah dan ia hanya diam.
"Apa kamu hanya bisa diam?" tanya Jeje padanya dan kemudian makanan pun datang.
Darren mengalihkan pembicaraan dengan menyuruh Jeje untuk makan lebih dulu.
"Biar apa, Mas? Biar aku kuat menerima kenyataan, kah?" tanya Jeje.
"Jangan bicara seperti itu, cepat makan!" jawab Darren dan Jeje meraih piringnya, mencoba mengunyah makanannya dan Jeje yang merasa lidahnya kelu itu tak mampu untuk menelan.
Jeje yang tak sanggup lagi itu bangun dari duduk, ia pergi meninggalkan Darren sendiri.
Jeje berjalan cepat dengan kepala yang menunduk sehingga ia harus menabrak seseorang dan orang itu adalah Justin.
Jeje mengucapkan maafnya tanpa melihat siapa yang ia tabrak dan ternyata, Justin tidak sendiri.
Justin bersama dengan teman-temannya termasuk Rossi, Rossi melihat itu dan ia mengira kalau Darren dan Jeje baru saja putus.
Dan tiba-tiba saja, Rossi harus menerima sebuah panggilan, ia pun pamit pada teman-temannya.
"Maaf, ya. Lain kali aku akan ikut, sekarang aku ada keperluan mendadak," kata Rossi seraya menatap satu persatu wajah temannya.
Dan semua orang yang merasa sangat mengenal Rossi pun tanpa curiga kalau sebenarnya Rossi mengejar Jeje, kemudian, karena ada Jeje semua pun tahu kalau di dalam ada Darren dan benar saja, Darren sedang berjalan ke arahnya teman-temannya itu berdiri.
"Kalian liat Jeje?" tanyanya dan Justin menjawab kalau Jeje baru saja berlari keluar.
Tanpa menjawab, Darren pergi begitu saja dan Darren yang menyusul Jeje itu menghentikan langkahnya, ia melihat Rossi sedang bersama dengan pacarnya.
Darren memilih untuk tidak ikut campur dalam urusan keduanya, ia kembali ke mobilnya dan Darren merasa frustasi.
****
"Kenapa kamu menangis?" tanya Rossi dan Jeje pun menjawab kalau itu bukan urusannya.
"Karena Darren?" tanya Rossi lagi dan Jeje menatapnya datar.
"Sebenarnya, Darren menyukaiku. Sejak lama yaitu dari kami kecil dan kamu butuh usaha yang begitu besar untuk mendapatkan hatinya," ucap Rossi dan Jeje pun memilih untuk pergi, begitu juga dengan Rossi.
Jeje pergi dengan membawa luka hatinya dan Jeje memilih untuk tidak kembali ke toko.
Jeje yang menangis itu berdiri di tepi jalan, ia menunggu angkot dan dari kejauhan Darren dapat melihatnya.
Darren merasa bersalah atas itu dan setelahnya Darren menghampirinya, tetapi terlambat karena Jeje sudah mendapatkan angkotnya.
Sekarang, Darren memilih untuk pulang dan sesampainya di rumah ia melihat sebuah mobil putih yang terparkir di halaman.
Darren penasaran siapa pemiliknya dan Darren mendapatkan jawabannya setelah masuk ke rumah.
Darren menatapnya datar dan segera bertanya, "Ada apa, kenapa kamu di sini?"
Yang ditanya pun berdiri dari duduk, ia berjalan mendekat dan meraih tangan Darren.
"Aku tau, aku tau kamu tidak bisa membuka hati untuk wanita lain, kan?" tanyanya dan Darren melepaskan tangan itu yang pemiliknya adalah Rossi.
"Apakah ini yang kamu dapatkan dari Jepang? Kamu benar-benar sudah berubah Ross!" kata Darren dan Darren melangkah, ia berjalan masuk ke ruang tengah dan Rossi mengikutinya.
"Aku tidak pernah berubah, aku seperti ini karena ingin mempertahankanmu, Darren!" ucapnya dan Darren berbalik badan.
"Ross, apa maumu? Kenapa sangat sulit untuk mengertimu, aku menunggu dan kamu tidak ada kabar, setelah aku membuka hati untuk wanita lain kamu datang."
"Aku mengaku aku salah, aku berniat untuk melupakan rasa yang selama ini ku pendam sendiri dan ternyata aku tidak bisa, Darren. Aku tidak bisa melupakanmu dan kita sama, kamu pun begitu Darren," kata Rossi.
"Kata siapa?" tanya Darren.
"Kataku karena kamu tidak akan pernah mengakui bagaimana perasaanmu yang sesungguhnya. Benar, kan?" tanya Rossi seraya mendekat.
Darren diam, ia merasa kalau yang dikatakannya itu tidak benar, karena sebenarnya Darren terlambat menyadari bukan tidak mau mengakui perasaannya.
"Kamu salah Ross, aku bukan tidak mau mengakui, aku hanya terlambat menyadari dan saat itu kamu sudah pergi. Sekarang, aku sudah bersama Jeje, aku berkomitmen bersamanya, jadi, sekarang pergilah," ucap Darren.
"Darren, kamu tau kalau itu hanya akan menyakitinya, lebih baik lepaskan dari pada hanya membuatnya terluka," kata Rossi dan setelah mengatakan itu, Rossi pergi tanpa permisi.
Rossi merasa sedikit lega karena sudah mengatakan isi hatinya, begitu juga dengan Darren, tetapi, itu tak membuat keduanya lekas membaik.
Darren tersadar kalau dirinya terlalu banyak menyakiti Jeje dan Darren pun mencoba untuk menghubunginya dan panggilan sedang dialihkan.
Darren mengirim pesan padanya, ia meminta maaf karena sudah membuatnya ragu atas hubungan yang sedang ia jalani.
Jeje hanya membaca pesan itu dan Jeje yang sekarang sedang berbaring itu kembali teringat dengan ucapan Rossi.
"Apakah benar yang ada di hatimu hanya Rossi, Mas?" tanyanya seraya menatap gelang yang melingkar di pergelangannya.
Lalu, Jeje pun bangun, ia mengambil kotak perhiasannya dan berniat untuk mengembalikan pada pemiliknya.
Apakah Jeje akhirnya akan menyerah?
****
Esok harinya, Jeje pergi pagi-pagi sekali untuk menemui Darren dan Darren masih tertidur.
Kali ini, Jeje memberanikan diri untuk membangunkannya dengan terus menggoyangkan lengan Darren.
Lalu, Darren yang masih terpejam itu menahan tangan Jeje.
"Ada apa? Kenapa pagi-pagi sekali sudah datang, Ross?" tanyanya.
Dan Jeje yang semakin terluka itu segera menarik tangannya.
"Aku tunggu di bawah, Mas." Jeje pun keluar dari kamar Darren dan Darren yang mendengar panggilan Mas itu segera membuka mata.
Dan Jeje yang sedang menunggu Darren itu merasa sudah tidak tahan dan akhirnya Jeje pergi begitu saja, meninggalkan kotak perhiasannya di meja ruang tengah.
"Aku sadar, aku diantara kalian," ucap Je dalam hati.
Bersambung..
Dukung authornya, ya. Dengan like dan komen, jangan lupa difavoritkan juga, ya.
Yang baik hati boleh kasih bintang lima dan vote/giftnya. Terima kasih yang sudah mendukung.
Mohon maaf untuk typonya. 🙏
Ilihhh aki" menganggu aja .. orang yg mau merasakan gejolak yg selama setahun lebih ngk dirasakan....
sabar. derren tuh Jeje udah kasih kode bt nanti malamm pasti di servis dg Baik dahh😂😂😂😂
lahhh udah tamat .... blm puas sihh episode derren Jeje tp ... ok lahhh..semangat berkarya Othorrrr....❤️❤️❤️❤️