Clara Andhira Hafsari terpaksa menjadi pacar bayaran seorang Reyhan Ananda Setya untuk membiayai operasi ibunya dan membalas dendam pada kekasih dan sahabatnya.
Karena sering bersama membuat mereka saling jatuh cinta, namun ego masing-masing membuat cinta mereka terpendam, sampai mereka berpisah karena kesalahpahaman yang fatal.
Setelah 5 tahun berpisah, mereka di pertemukan kembali di sebuah perusahaan. Siapa sangka Clara harus menjadi sekretaris Reyhan CEO Perusahaan Setya.
Hubungan CEO dan sekretaris itu tidak berjalan harmonis, karena Reyhan dan Clara masih terus mengingat kesalahpahaman yang membuat mereka saling membenci.
Apakah cinta akan membuat mereka bersatu kembali?
Apakah mereka bisa menyelesaikan kesalahpahaman yang dulu terjadi?
Ikuti terus cerita Reyhan dan Clara ji
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rai Rai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Sinar matahari masuk ke sela sela gorden membuat Clara terbangun dari tidur nyenyak nya.
Clara mengedarkan pandangannya, dia terkejut saat melihat Mita dan Santi tidur di sampingnya.
Clara mencoba mengingat ingat kejadian semalam. Dia memegangi kepalanya yang terasa pening.
Clara segera ke kamar mandi saat kantung kemih nya tidak kuat lagi menampung air. Ia juga membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Ia terpaksa memakai gaun itu lagi karna tidak ada pakaian lain di sana.
Clara membuka gorden jendela, dia menikmati sinar matahari yang masuk, terasa menghangatkan dan menenangkan.
Clara berjalan menuju ranjang untuk membangunkan kedua sahabatnya yang masih tertidur. Dia ingin bertanya apa yang terjadi semalam. Entah kenapa tiba tiba otaknya ngeblank hingga tak ingat apapun.
"Ta, bangun! San bangun, Santi. Woi!! Bangun!" Clara menggoyang goyangkan tubuh kedua sahabatnya, tapi mereka tak bangun bangun juga.
Clara menjentikkan jarinya kala mendapat ide bagaimana membangun kan kedua sahabatnya.
"Woi bangun!! pak Rudi bentar lagi masuk!!" Teriak Clara sambil menyingkap selimut yang menutupi tubuh kedua sahabatnya.
Mita dan Santi langsung terbangun dan langsung terduduk seperti orang linglung. Mereka segera berkata "Selamat pagi pak!"
Clara terkekeh melihat kelakuan kedua sahabatnya.
Mita dan Santi yang sadar di kerjai menjadi kesal. Santi hanya menunjukkan wajah kesalnya, tapi Mita mengejar Clara sambil membawa bantal di tangannya.
"Ampun ta! Gue cuma mau bangunin kalian doang, lagian kalian tidur kayak bang*e tau gak, susah banget di bangunin" Teriak Clara sambil mencoba menghindari pukulan bantal dari Mita.
"Ini juga gara gara Lo Ra, kita gak bisa tidur gara gara suara Lo" Ucap Mita kesal.
"Lah, emang kenapa dengan suara gue?" Tanya Clara bingung, Mita sudah berhenti memukuli nya dengan bantal.
Sekarang mereka duduk di ranjang untuk membicarakan apa yang terjadi semalam.
"Lu amnesia?" Tanya Mita mengejek.
"Ihh, beneran Ta" Kesal Clara karna kedua sahabatnya tidak mempercayainya.
"Oke, biar aku yang jelasin" Ucap Santi.
Clara dan Mita langsung melihat ke arahnya.
"Jadi gini, tadi malem pas Lo sama cowok gila itu lagi ngerayain anniversary, Lo itu di kasih obat perangs*ng di minuman Lo. Nah, setelah itu, cowok itu bawa Lo ke hotel ini dan hampir aja Lo di perk*sa sama tuh cowok, untungnya ada kak Reyhan yang menyelamatkan Lo." Ucap Santi menerangkan.
Clara terdiam, dia mengingat semua kejadian yang di ucapkan Santi. Tanpa terasa kristal bening jatuh di pipinya. Lagi lagi dia harus menelan kekecewaan. Bahkan yang ini lebih parah karena dia hampir diperko*a.
"Eh Ra, kok Lo nangis sih" Ucap Mita panik saat melihat Clara menangis tersedu sedu.
Santi menjitak kepala Mita "Gak peka banget Lo Ta, ya jelas dia nangis, tadi malem dia hampir aja kehilangan mahkota nya, apalagi orang yang di cintai yang hampir melakukannya. Jadi wajar kalau dia nangis"
Mita hanya melengos sambil mengusap kepalanya.
Santi dan Mita mencoba menghibur Clara, tapi tidak berhasil.
"Gue gak nyangka, hiks, gue pikir Devan cowok yang baik, hiks, Kenapa semua cowok manfaatin gue terus, apa semua cowok emang kek gitu" Ucap Clara terbata bata. Bahunya bergetar, sepertinya Clara benar benar shock dengan kejadian tadi malam.
"Yaelah Ra, cuma dua cowok kok yang manfaatin Lo, malah Lo salahin semua cowok. Jangan sampai gara gara satu atau dua cowok yang nyakitin Lo, seluruh kaum Adam Lo salahin semua. Kan gak adil, mereka gak tahu apa apa, eh malah kena akibatnya." Ucap Mita.
"Udah, Lo gak usah nangis lagi. Lo harus jadi wanita kuat Ra. Sekarang waktunya pembalasan, kita harus membuat cowok gila itu menyesali perbuatannya" Ucap Santi.
Clara mengusap air matanya. 'Benar yang dikatakan Santi, gua harus kuat. Cukup sekali gue terpuruk karna cowok. Tapi gue takut kalau ketemu sama Devan lagi. Hehhh, seharusnya gue dengerin perkataan kak Reyhan hari itu'
Sekarang Clara terlihat lebih tenang walaupun terkadang masih terdengar suara isakan nya.
"Sekarang kita harus pergi. Kak Reyhan pasti udah nungguin kita" Ajak Santi.
"Sekarang san? Please, nanti aja ya. Gue masih ngantuk, kita juga belum makan kan" Ucap Mita memohon.
"Lah, tapi kalian loh yang tidurnya nyenyak banget sampai susah di bangunin, kenapa masih ngantuk?" Tanya Clara bingung.
"Nyenyak kata Lo? kita malah gak bisa tidur Ra! Lo tidur sambil desah gak jelas tau gak. Ganggu telinga gue aja. Lo juga bangun beberapa kali tadi malam dan minta minum. Gue sama Santi harus jagain Lo, lihat mata gue, jadi mata panda kan" Kesal Mita sambil menunjukkan bagian bawah matanya yang menghitam.
Clara terdiam, tiba-tiba terlintas sebagian dari mimpinya yang membuatnya mendesah kenikmatan sepanjang malam.
"Aaaaaa!!!!!"
Mita dan Santi terkejut karna Clara tiba tiba menjerit.
"Napa Lo ta?" Tanya Mita sambil memegangi dadanya karna terkejut.
Clara memegang kedua bahu Mita. "Gu_gue mimpi ta, mim_ mimpi itu, kak Reyhan ta!" Ucap Clara terbata.
"What!! Lo mimpi begituan sama kak Reyhan?" Tanya Mita terkejut, dia sampai membulatkan matanya dan balik mencengkram bahu Clara.
Clara mengangguk dengan wajah yang bersemu merah.
"Duh, gue malu kalau harus ketemu kak Reyhan. Kalian aja ya" Ucap Clara mengiba.
"Lo harus ikut Ra, titik." Ucap Santi.
"Tapi gue malu, gue juga takut kalau harus ketemu Devan" Clara menutupi wajahnya dengan tangan.
"Udah, lo tenang aja. Lagian kak Reyhan gak tau kan kalau Lo mimpi begituan sama dia. jadi santuy aja"
"Iya, yang mimpi itu dia emang gak tahu, tapi di perpustakaan kemarin yang gue khawatirin" Gumam Clara yang tak terdengar oleh Mita dan Santi.
Santi membawa Clara dan Mita menuju tempat yang sudah di beritahukan Reyhan kepadanya. Mereka bertiga sudah berganti pakaian dan tentu mereka sudah sarapan.
Jam menunjukkan pukul 11 siang saat mereka sampai di gudang belakang sekolah. Gudang ini terletak paling belakang, sebenarnya gudang ini sudah tidak terpakai karna sudah ada gudang lain yang dibangun lebih dekat ke sekolah.
Santi membuka pintu gudang, dia masuk di ikuti Clara dan Mita.
"Akhirnya kalian sampai juga" Suara Reyhan langsung menyambut kedatangan mereka.
Clara langsung menyembunyikan tubuhnya di belakang Mita.
"Dimana cowok gila itu" Tanya Santi.
"Ikut aku"
Clara, Mita dan Santi mengikuti Reyhan menuju tempat di sekap nya Devan.
Mereka berhenti di sudut ruangan. Sudah ada Devan yang diikat di kursi kayu, mulutnya juga sudah di lakban.
Santi maju mendekati pemuda yang terlihat menyedihkan itu.
Bugghhh
Satu pukulan mendarat di wajah Devan. Mita juga mendekati Devan dan ...
bugghhh
satu pukulan lagi mendarat di wajah Devan.
Dimas meringis membayangkan bagaimana rasa sakitnya. Dia jadi takut untuk mendekati Mita dan Santi, karna jikalau saja mereka bertengkar, bukannya adu mulut, mereka malah adu tonjok.
Saat Mita, Santi dan Dimas sibuk dengan Devan. Clara hanya diam menunduk, sedangkan Reyhan memandangi Clara.
Reyhan menarik tangan Clara dan membawanya keluar dari gudang. Setelah keluar, tanpa basa-basi Reyhan langsung memeluk Clara dan membenamkan wajah Clara di dadanya.
Clara tak bisa berkata kata, dia hanya membalas pelukan Reyhan dan menangis menumpahkan segala perasaannya. Dia sudah tidak peduli lagi dengan mimpinya maupun dengan kejadian di perpustakaan.
Reyhan mengeratkan pelukannya dan mengusap lembut rambut Clara.
Setelah Clara lebih tenang, Reyhan kembali membawanya masuk ke gudang. Reyhan menggenggam erat tangan Clara untuk menguatkannya.
Sedangkan di tempat Mita, Santi dan Dimas.
Mita bergidik ngeri mendengar cerita Dimas. Dimas mengatakan bahwa Reyhan menyuruhnya untuk membawa Devan ke sini dan mereka akan menyiksanya besok. Gudang ini terkenal angker di sekolah. Tak bisa terbayangkan apa yang terjadi dengan Devan saat dia semalaman menginap disini.
"Dia emang pantes mendapatkan nya. Apa gue juga harus ngelakuin hal yang sama ke Wildan dan Ayunda?" Tanya Santi pada Mita.
Mita langsung menggeleng cepat.
"Sama aja Lo sama si Reyhan. Sama-sama kejam dan sadis" Ucap Dimas bergidik.
"Kakak baru tahu ya. Gue curiga kalau mereka ini sebenarnya saudara yang kepisah" Ucap Mita.
"Jangan ngelantur Ta" Ucap Santi kesal.
Clara dan Reyhan sudah kembali. Reyhan menyuruh Clara untuk bicara dengan Devan setelah lakban yang menutup mulut Devan di buka.
Clara hanya menunduk, tubuhnya gemetar pertanda bahwa dia ketakutan.
Mita, Santi dan Dimas memilih pergi untuk membiarkan mereka menyelesaikan urusannya.
Reyhan menatap Clara, dia tahu Clara pasti trauma akan kejadian semalam. Jadi dia memutuskan untuk membawa Clara keluar, tapi dia urungkan saat Clara melepaskan tangannya dan berjalan mendekati Devan.
"Dev" Ucap Clara lirih, sebenarnya dia bingung harus bicara apa.
Clara menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskan nya. "Dev, apa kamu cuma manfaatin aku aja? Apa selama ini kamu cuma pura pura suka sama aku?" Tanya Clara, walaupun dia sudah berusaha untuk tenang, tapi tetap saja suaranya bergetar dan air mata mengalir di pipinya.
"Cih, tentu saja. Gue manfaatin Lo karna Lo cewek yang polos. Sebenarnya gue tertarik dengan Lo, tapi sayangnya si brengsek ini mengganggu semua rencana gue" Devan menatap nyalang ke arah Reyhan.
Clara diam mematung, sedang air mata terus mengalir di pipinya.
Reyhan mendekati Clara, kemudian berbisik di telinganya. "Setidaknya Lo harus membalas perbuatannya"
Clara menurut, dia melayangkan pukulan mautnya ke wajah dan perut Devan hingga membuat pemuda itu mengeluarkan darah segar.
Reyhan segera membawa Clara keluar dari gudang. Reyhan dan Clara berkumpul bersama yang lain di luar.
"Dimas, Lo urus cowok itu. Sekalian Lo laporin kasus siswi hilang di SMA Abadi jaya. Gue juga akan bantu Lo, kayaknya SMA itu tidak beres" Ucap Reyhan yang di balas anggukan oleh Dimas.
"Kalian tolong bawa Clara pulang ya. Aku akan mengurus cowok brengsek itu" Ucap Reyhan pada Mita dan Santi.
Dimas segera bergerak, Mita dan Santi pun membawa Clara pulang. Tapi Clara meminta kepada mereka berdua untuk membiarkannya bicara dengan Reyhan dulu. Mita dan Santi pun setuju dan membiarkan nya bicara empat mata dengan Reyhan.
"Maafin aku ya kak. Maaf karna udah gak dengerin kakak dan malah tetap sama dia. Clara janji akan dengerin kakak lain kali" Ucap Clara berkaca kaca.
Reyhan menundukkan kepalanya agar sejajar dengan wajah Clara. "Kamu jangan pikirin itu lagi. Yang penting jaga dirimu agar kejadian ini tidak terulang lagi. Kamu hanya milikku selama perjanjian kita masih berlangsung. Jangan dekat dengan siapapun selain aku, oke?" Ucap Reyhan lembut, dia mengusap lembut pipi Clara.
Clara mengangguk. Dia menatap Reyhan sambil tersenyum.
"Sampai jumpa di sekolah. Aku akan menunggumu di perpus agar kejadian itu terulang lagi" Kekeh Reyhan.
Mata Clara membulat saat tahu apa yang di maksud Reyhan. Entah kenapa otaknya juga tiba tiba mengingat mimpi tadi malam. Wajah Clara bersemu merah, dia langsung berlari mencari kedua sahabatnya dan meninggalkan Reyhan yang masih terkekeh.
Sudah mampir ya kakak ku, semangat menulisnya😊
mari saling memberi dukungan🙏