NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Jatuh Cinta

Biarkan Aku Jatuh Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:11.8M
Nilai: 5
Nama Author: Me Nia

BIARKAN AKU JATUH CINTA
Ig @authormenia

Akbar diundang ke SMA dan bertemu dengan Ami yang muda dan cantik. Hatinya terasa kembali pada masa dia masih muda, bagaikan air dingin yang dituangkan air mendidih. Dia menemukan jiwa yang muda dan menarik, sehingga dia terjerumus dalam cinta yang melonjak.
Akbar menjalin hubungan cinta dengan Ami yang berumur belasan tahun.
Bagaimana hubungan dengan perbedaan usia 16 tahun akan berkembang?
Bagaimana seorang gadis yang memutuskan untuk menikah muda harus berjuang untuk mendapatkan persetujuan dari keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Selamat Berjuang

"Ruangan ini sepertinya harus 'dibersihin'. Harus dirukiyah sama orangnya juga. Apa perlu gue panggil ustad nanti abis jum'atan?" Leo menarik kursi. Duduk di hadapan Akbar dengan tatapan serius.

"Emangnya ada apa dengan gue dan ruangan ini? Gak pernah ada penampakan makhluk halus." Akbar acuh tak acuh. Memilih menyeruput kopinya.

"Tiap masuk gue lihat lo lagi cengar cengir. Jamnya hampir sama. Kalau gak siang ya sore. Nggak itu aja. Lagi baca berkas tiba-tiba senyum-senyum gak jelas. Isi berkas tuh gak ada yang lucu. Yang ada bikin otak terkuras mikir. Kalau gak kemasukan makhluk halus, berarti lo rada sin ting." Ledek Leo tanpa sungkan.

Akbar tertawa sumbang. Tidak menanggapi ledekan Leo. Kopi dihadapannya lebih menarik untuk diseruput lagi.

"Siapa dia?" Leo mendekatkan wajah, menaik turunkan alisnya.

"Maksud lo?" Akbar menunda gelas yang sudah diangkatnya lagi. Keningnya mengernyit. Pertanyaan Leo serasa ambigu.

"Cewek yang bikin lo falling in love." Leo menatap tajam dengan tatapan menyelidik.

Akbar mengangkat bahu dengan bibir mencebik. "Belum ada."

Leo mendecih. "Kalau ngomongnya sama anak SD bakal percaya. Gue nih, mantan pecinta wanita. Lo kagak bisa bohongin gue." Akunya dengan percaya diri.

Akbar merapatkan punggung ke sandaran kursi dengan kedua tangan terlipat di dada. "Nanti lah masih make sure hati. Belum mau menyimpulkan sekarang. Jalanin aja dulu."

"Hm, biar gue tebak. Gue udah punya feeling nih." Leo mengetuk-ngetuk pelipisnya dengan telunjuk kanan. Memicingkan mata.

Akbar melemparkan bulatan kertas mengenai kening Leo. "Kata Pak ustad sebagian prasangka itu dosa." Ia pun beranjak bangun dari kursinya.

"Selalu. Kalau terdesak keluar dalil. Bisa aja lo Bambang." Leo mengekori langkah Akbar yang akan meninggalkan ruangan. Waktunya pergi ke masjid untuk jum'atan.

Selepas sholat jum'at, Akbar dan Leo langsung bertolak menuju rumah Rama. Memenuhi undangan aqiqah Baby Rayyan, anak keduanya Rama.

Ternyata di rumah Rama sudah berkumpul keluarga Om Krisna dengan lengkap. Ramai sekali. Kedatangan Akbar dan Leo disambut dengan suka cita. Saling bertanya kabar dan berbincang santai penuh kehangatan dan kekeluargaan. Bercakap-cakap dengan Rama dan Damar serta Papi Krisna.

"Mama Mila mana, Akbar?" Tanya Mami Ratna sambil menyuapi cucu perempuan yang baru berusia 10 bulan. Anak dari pasangan Cia dan Damar.

"Mama udah terbang ke Singapore, Tante." Akbar menjawil pipi chubby Baby Dafiya yang tidak bisa diam di dalam baby chair. Gemas.

"Lah kapan? Terakhir kita ke salon bareng dua minggu yang lalu." Mami Ratna kaget mendengar jawaban Akbar.

"Udah semingguan lebih. Memang dadakan, Tante. Sekarang kan lagi viral penculikan bapak-bapak. Jadi Mama takut Papa ada yang nyulik." Akbar terkekeh.

"Bisa aja kamu ya." Mami Ratna pun tertawa.

Akbar melihat Ibu Sekar yang baru menuruni tangga sambil menggendong bayi. Diikuti Puput di belakangnya. Ia menghampiri saat mertuanya Rama itu duduk.

"Eh ada Om Akbar. Kapan datang?" Ibu Sekar tersenyum semringah.

"Baru saja, Bu. Sama Leo." Ucap Akbar usai mencium tangan Ibu Sekar. Kemudian menyalami Puput yang tersenyum ramah.

"Aul sama Ami kesini nggak, Teh?" Tanyanya basa basi. Meski usia Puput di bawahnya, ia menghargai memanggil dengan Teteh karena Rama adalah familinya.

"Nggak, Mas. Soalnya Ami lagi ujian. Baru hari ini beresnya." Sahut Puput.

Akbar tersenyum samar. Teringat ucapan Ami yang harus merahasiakan kalau kurir yang selalu mengirim makanan tiap sore adalah orderan darinya. Takut diintrogasi Aul, katanya.

"Mana si jagoan nggak keliatan, Teh?" Akbar menanyakan Rasya yang sudah dilatih silat oleh Puput. Ia melihatnya di sosmed Puput.

"Rasya sama encus. Masih di atas lagi vc an sama Ate Ami. Dia tuh kalau udah ngobrol sama Ami suka anteng."

Akbar tersenyum tipis. Rasanya pengen ikutan bergabung video call namun situasi dan kondisi tidak memungkinkan. Tamu-tamu undangan terlihat mulai berdatangan. Disambut Rama dan Om Krisna.

***

"Ibu pulang ke Ciamis kapan?" Akbar sengaja melipir ke dapur membuntuti Bu Sekar. Acara aqiqah sudah selesai. Para tamu undangan sudah pulang menenteng goodie bag bingkisan. Acara makan hanya untuk keluarga besar saja.

"InsyaAllah besok pagi sama Enin." Bu Sekar menyalakan kompor gas untuk memanaskan lagi sop.

"Diantar siapa, Bu?" Akbar mengekori langkah Bu Sekar yang meninjau isi meja makan hasil penataan ART.

"Diantar sopirnya Aa Rama. Kebetulan sabtu kan nggak ngantor. Bu Ratih sama Pak Anjar juga ngajak pulang bareng sore ini. Tapi mereka kan mau nginep dulu di Bandung. Ibu milih besok aja biar semalam lagi kangen-kangenan sama cucu." Ibu Sekar merapihkan sajian capcay yang sedikit berantakan di bagian sisi.

Lagi, Akbar membuntuti Ibu Sekar yang kembali ke dapur. Ternyata mengecek sopan mematikan apinya. "Bu, bareng sama Akbar aja. Besok pagi juga sama mau ke Tasik."

Bu Sekar memutar tubuh. Menatap Akbar dengan ragu.

"Akbar berangkat berdua sama sopir. Kalau Ibu sama Enin mau bareng, jadi Akbar ada teman ngobrol di jalan. Bareng aja ya Bu, ya?" Akbar menatap Ibu dengan sorot penuh harap.

"Ibu bicara dulu sama Rama ya. Sekarang makan dulu yuk!" Ibu Sekar menepuk bahu Akbar mengajak kembali ke ruang makan.

Sambil makan bersama di ruang tengah, Ibu Sekar menyampaikan saran Akbar kepada Rama. Tentu saja didengar pula oleh seluruh keluarga yang berkumpul. Dan akhirnya menyetujui, toh memang sejalan arah tujuan. Serta Akbar juga bukan orang lain bagi keluarga Papi Krisna.

Kecuali Leo yang menatap Akbar dengan sorot mata penuh tanya, butuh penjelasan. Hingga saat sudah pamit pulang, mobil baru melaju meninggalkan bahu jalan rumah Rama, ia mengemukakan keheranannya. "Bro, nggak ada agenda ke Tasik besok ataupun dalam sebulan ini."

"Yaaa tiba-tiba pengen ke Tasik aja. Konfirmasi ke Tommy, besok gue ke Tasik!" Sahut Akbar dengan santai. Tommy adalah manajer hotel Seruni miliknya di Tasik.

Leo menoleh sekilas lalu meluruskan lagi pandangan ke depan. Kembali fokus menyetir. "Tapi jangan ajak gue. Gue sama Tasya mau weekend nan."

"Iya. Gue pergi sama sopir aja."

"AKBAR!" Teriakan Leo mengagetkan Akbar yang akan membuka ponsel.

"Apaan sih. Gue gak budeg." Akbar menoyor bahu Leo sambil menggerutu.

Leo tertawa-tawa. "Lo udah gak bisa ngeles. Semua bukti udah meyakinkan. Lo lagi deketin Ami, ya? Hayo ngaku!"

Akbar menghembuskan nafas panjang. Mengusap wajah dengan kasar. "Semua gara-gara lo, Leo. Lo harus tanggung jawab!"

Leo menoleh sekilas sambil keningnya mengkerut. "Kenapa gue disalahain? Apa hubungannya sama gue?"

"Karena ucapan lo dulu. Lo nyuruh gue deketin Ami. Lo dulu nyumpahin gue berjodoh sama Ami, biarin beda umur 16 tahun juga. Lo bilang Ami cocok jadi obat stres. And now, gue selalu happy tiap hari komunikasi sama dia. Lawakannya, gombalannya, imutnya, haisss udah nempel di otak." Akbar akhirnya terbuka sama Leo. Ia sampai mengacak-ngacak rambutnya dengan wajah prustasi.

"Ahahaha...." Leo tertawa terbahak-bahak. Tertawa puas, puas sekali. Ia abaikan Akbar yang mendengkus kesal.

"Alhamdulillah ucapan gue dicatat malaikat" Leo melanjutkan tertawa lepas, sampai keluar air mata. "Gue udah curiga sejak di gazebo dulu. Lo malas banget ngangkat bo kong. Sementara gue udah pengen balik kangen bini. Congrats, Bro. Perjuangkan bidadari imut lo itu sampai dapat. Tenang....gue bakal jadibsupporter garis keras. Hihihi," sambungnya. Ia merasa geli. Baru sadar sudah mentertawakan bossnya, ia melipat bibir untuk mengerem tawa.

"Gue tadi spontan pengen nganterin Bu Sekar." Ucap Akbar jujur.

Leo mengangguk. "Bagus. Deketin dulu calon mertua biar nanti gak jantungan kalau nanti tau calon mantu anak bungsunya ternyata lebih tua dari anak pertamanya. Eh tapi lumayan sih, lebih muda dari mantu pertamanya." Ia mengulum senyum, menahan tawa.

"Semprul lo." Akbar menoyor bahu Leo dengan keras. "Bukannya ngasih saran, gue mesti gimana me manage perasaan ini," sambungnya diiringi hembusan nafas kasar.

Leo menoleh dengan sudut bibir tertarik. Leluasa menatap sang boss karena berada di lampu merah. "Ini definisi Love is blind. Karena buta, dia berjalan nabrak hati orang secara random. Menurut gue, ikuti aja kata hati. Nggak ada yang salah kok."

"Tapi gestur Ami gimana selama kalian sering komunikasi?" sambung Leo.

"Sepertinya Ami juga suka sama gue. Dia suka salah tingkah dan merona kalau gue puji. Keliatan masih polos urusan cinta."

"Berarti anak-anak Bu Sekar gak cuma cantik, tapi berkualitas semua." Leo kembali melajukan mobilnya begitu lampu lalu lintas menyala hijau.

"True. Si Panji aja rela nunggu lama bertahun-tahun. Sekarang baru diterima sama Aul. Katanya mau segera lamaran."

"Ya udah. Lo juga perjuangin Ami. Tebar pesona dari sekarang kalau emang hati lo udah yakin. Karna Ami pasti jadi most wanted di sekolahnya. So, pastiin dulu hatinya si narsis itu dapet. Baru pinta sama ibunya. Gasss, Bro. Lulus SMA bawa ke KUA. Nanti kuliahin di Jakarta." Ucap Leo menyemangati.

"Gue cuma curhat ke lo doang. Awas ya, jaga rahasia!" Tegas Akbar.

"Siap. Selamat berjuang, Bro! Lo pekerja keras dan bekerja cerdas. Yakin bisa sukses dah." Leo menepuk-nepuk bahu Akbar dengan ucap optimis.

1
Aira Azzahra Humaira
ahhaayyy aku yang kelonjotan serrr
Aira Azzahra Humaira
ah dasaaar cewek gatel
Pudji Widy
ami kan di tinggal ayah nya dr kecil,jadi di suka dan nyaman dg pria dewasa' Krn merindukan kasih sayang bapak nya
Pudji Widy
kenapa yg berasa dag Dig dug aku juga ya? hiss apa aku jatuh cinta sama Akbar?? amii..Akbar ku tikung yaaaa!!!!😀😀
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
3tahun bisa sabar, ehhh 1hari aja gak sanggup sih...
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
ehhh kode tuh...
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
🤣🤣🤣🤣
Aira Azzahra Humaira
ah camer perhatian amat
Aira Azzahra Humaira
MasyaAllah cutie 🥰🥰
Aira Azzahra Humaira
pokoknya mah ter Ami amii 🥰🥰
Aira Azzahra Humaira
Amiin
Aira Azzahra Humaira
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Aira Azzahra Humaira
hahhhh bukan matre tapi kebutuhan 🤣🤣🤣
Aira Azzahra Humaira
selamat ya iko 😘
Aira Azzahra Humaira
hahhhh salam paham kira Anu ehm ehmmm ya sya 😂😂
Aira Azzahra Humaira
percintaan manis penuh dengan senyuman
Aira Azzahra Humaira
bukan mimpi itu Amii emang ayang lg nonton
Aira Azzahra Humaira
akbar jadi SUPORTERNYA Amii
Aira Azzahra Humaira
tuh akbar bijak orangnya suka deh
Aira Azzahra Humaira
akhirnya Ami restui juga ibunya nikah lg
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!