Jalan buntunitulah yang Vania rasakan. Vania adalah gadis muda berusia 17 tahun, tapi takdir begitu kejam pada gadis muda itu. Di usianya yang belia dia harus menikahi kakak iparnya yang terpaut usia 12 tahun di atasnya karena suatu alasan.
Saat memutuskan menikah dengan kakak iparnya, yang ada di fikiran Vania hanya satu yaitu membantu Papanya. Meski tidak menginginkan pernikahan itu, Vania tetap berharap Bagas benar-benar jodohnya. Setelah menikah dengan Kakak Iparnya ternyata jauh dari harapan Vania.
Jalan berduri mulai di tempuh gadis remaja itu. Di usia yang seharusnya bersenang-senang di bangku sekolah, malah harus berhenti sekolah. Hingga rahasia besar terkuak. Apakah Vania dan Bagas berjodoh? Yok simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shopia
"Baca novel baru lagi Dek?" tanya Pria tampan yang baru saja mendudukan dirinya di ayunan besi itu.
"Hmm," dehem wanita muda otu tanpa menoleh.
"Udah minum susu hamil?" tanya pria tampan itu kembali.
Gadis cantik itu segera menghentikan bacaannya lalu mentap pada pria di sampingnya dengan tatapan memelas.
"Kebiasaan, itu buat kebaikan kamu loh dek. Apalagi ada dua Baby di dalamnya. Bagaimana jika nanti kakak tidak ada di sini? Cassandra juga tidak akan selalu bisa menemani kamu Sayang." kata Pria itu yang rupanya adalah Ibra.
"Sorry kak Ibra. Vania lupa," Vania mengerjapkan-ngerjapkan matanya agar Ibra berhenti memarahi dirinya.
"Sekarang minum susunya, kakak udah nebak aja pasti kamu belum minum susu. Oh iya besok kakak harus ke Korea Selatan karena ada perjalanan bisnis kesana. Kamu mau ikut atau di sini saja?" tanya Ibra pada Vania.
"Aku tetap di sini saja kak, aku sudah nyaman di apartment ini. Lagi pula aku khawatir jika melakukan perjalanan jauh menggunakan pesawat lagi." kata Vania setelah meminum habis susu yang di bawa Ibra.
"Baiklah adik manis jika itu yang kau inginkan."
"Apa kak Sandra akan ikut pergi?" tanya Vania pada Kakak sepersusuannya itu.
"Entahlah sayang, mungkin iya mungkin tidak. Karena Robert akan ada dalam misi berbahaya saat ini ke negara tetangga. Kalau Robert tentu tidak akan mengizinkan Cassandra untuk ikut, tapi kamu tahu pasti seperti apa watak seorang Cassandra. Keras dan pantang menyerah." kata Ibra.
Setelah itu Ibra berlalu karena ada pekerjaan di kantornya. Saat Vania sendiri seperti ini dia merindukan suasana sekolah, rindu pada teman-temannya, terlebih Aisyah masih di Kairo. Vania memang jarang bisa menelpon sahabat baiknya itu karena Aisyah adalah pelajar yang sibuk. Selain dia harus sekolah, sahabt baiknya itu harus bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Vania sempat menawarkan pada Aisyah untuk mengikutinya ke sini. Kalau soal pekerjaan juga tidak perlu di cemaskan, pasti kak Ibra akan membantu sahabat baiknya itu. Akan tetapi gadis manis kelahiran Kairo itu tidak ingin meninggalkan tanah airnya. Di ingin tetap di Kairo karena bagaimanapun kedua adiknya masih membutuhkannya.
Aisyah adalah kakak, ibu dan ayah bagi adik-adiknya. Gadis itu di tinggal orang tuanya 2 tahun yang lalu. Sekarang Aisyah mengelola toko roti kecil peninggalan Ibunya. Malamnya dia akan bekerja di restoran mencari tambahan biaya.
"Hap!" kejut seseorang dari belakang.
"Kak Sandra, mengagetkan aku saja." kata Vania seraya mengelus dadanya karena kaget dengan perbuatan Cassandra.
"Habisnya kamu melamun di siang-siang bolong begini," kata Cassandra seraya meletakkan mangkuk potongan-potongan buah segar yang di bawa oleh Cassandra dari dalam apartment.
"Kak, Kak Robert akan melakukan sebuah misi ya?" tanya Vania.
Cassandra tersenyum lalu melihat menerawang sebentar, lalu menganggukkan kepalanya.
"Apa kakak akan ikut Kak Robert dalam misi kali ini?" tanya Vania sambil sesekali mecomot buah yang di bawa Cassandra.
"Dia meminta waktu untuk sendiri. Jadi aku tidak akan ikut. Lagi pula aku tengah hamil muda sekarang, aku ingin istirahat dengan semua pistol dan dunia bawah tanah. Setidaknya jika memang hubunganku tidak bisa di perbaiki lagi dengan Robert..." Cassandra menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Aku msih memiliki Robert dalam bentuk yang berbeda," Air mata itu lolos juga, Cassandra benci menangis akan tetapi sejak mengandung dia menjadi sangat mudah untuk bermelo ria seperti ini.
Vania memeluk Cassandra dengan sayang. Bagaimanapun Vania sudah menganggap Cassandra sebagai saudaranya sendiri.
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Bagas melamun di gelapnya malam. Saat ini Bagas sedang duduk di tepi kolam renang. Tadi pagi dia kembali mendapat surat dari Robert Lev. Kali ini bukan ancaman melainkan foto sang istri dan juga USG janin yang ada di perut istrinya.
Di lihat dari usia kehamilan Vania sekarang, Bagas tahu pasti jika itu adalah darah dagingnya. Maski Bagas tidak menginginkan anak dari Vania, tapi mengetahui ada bagian dari dirinya yang di bawa pergi oleh istri yang selalu dia sembunyikan itu mampu membuat Bagas merasa kacau.
"Ya Allah, aku sangat menginginkan keturunan. Lima tahun menikah dengan Jihan dia memang memberiku keturunan tapi itu bukan anak kandungku. Itu adalah anak dari hubungan gelapnya. Sekarang bagaimana caranya aku bisa menemukan istriku. Kenapa aku harus berurusan dengan Robert? Apa masalah sebenarnya?"
Bagas segera bangkit, dia berwudhu. Sudah lama sekali Bagas tidak menunaikan sholat. Bagas bahkan sampai lupa kapan terakhir dia sholat.
Bagas menggelar sejadah dan menggunakan baju koko dan sarung yang susah lama tersimpan tanpa pernah ia gunakan. Hatinya benar-benar resah, kenapa rindu itu terasa setelah kehilangan.
Berceritapun saat ini Bagas tidak punya teman, karena Jeremy sahabat baiknya memilih menjauh darinya. Kalau Mamanya jangan di tanya, Mama Yuli sekarang sudah berapi-api karena banyak bukti yang menunjukkan jika papa David sedang mendua.
Apakah ini yang di maksud Robert sebagai hadiah? Tapi Bagas hampir tidak percaya jika hanya ini peringatan dari pria itu, karena Bagas sudah sering mendengar sepak terjang seorang Robert Lev. Bagaimana pria itu di takuti oleh para pembisnis karena sikapnya yang kejam dan tidak kenal ampun.
Dengan khusuk Bagas melaksanakan sholat, mengadu pada sang pemilik kehidupan. Apa yang sebenarnya di rasakan. Mengapa hatinya selalu memikirkan sang ustri yang bahkan tidak tahu di mana keberadaannya. Apakah Bagas sudah mencintai Vania tanpa dia sadari? Semuanya Bagas tumpahkan di atas sejadahnya.
Selapas sholat dan membaca Al-Qur'an Bagas terkejut karena teriakan Mama Yuli dari luar.
"Ada apa Ma?" tanya Bagas ketika membuka pintu kamarnya.
"Bagas coba kamu lihat berita, Ya Tuhan kenapa Shopia bisa seperti itu. Kamu harus bisa menghentikan berita ini. Mama ngak mau perusahaan kena imbas dari berita Shopia." cecar Mama Yuli.
"Kenapa bisa seperti ini Ma? Ini ngak mungkin Shopia kan?" tanya Bagas berusaha mengklarifikasi penglihatannya.
"Sejelas itu kamu lihat jika itu pertengkaran Suami Shopia dengan pria asing itu dan kamu masoh berusaha menyangkal. Ohg Ya Tuhan kenapa anak itu cuman bisa bikin malu keluarga saja." kesal Mama Yuli.
Ya beredar Video pertengkaran Kenan Admaja seorang pengusaha asal Indonesia yang memukul selingkuhan sang istri membabi buta. Tidak hanya Video itu yang terkirim beberapa foto-foto Shopia menemui kekasih gelapnya juga beredar dia saat bersamaan.
Ting
Sebuah akun gosip anonym menyebarkan Video me-sum milik Shopia dan itu tanpa sensor sama sekali.
Kepala Bagas mendadak pening, Mama Yuli yang sedari tadi mengomel tiada henti. Sedangkan Papa David tudak bisa di hubungi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jauhkan Hamba dr siksa neraka spt ini ya Tuhan