Luke Marit dan Tien Marit adalah Kakak Adik pengidap hypersex. Bila Tien memiliki seorang wanita simpanan untuk melampiaskan hasratnya, Luke justru mau mengobati penyakit anehnya tersebut. Namun, parahnya Luke tak bisa setia hanya dengan satu wanita.
Lolin Baldev adalah wanita berusia 29 tahun yang rela hamil di luar nikah agar pernikahan yang direncanakan oleh kedua orangtuanya dibatalkan. Namun, siapa sangka lelaki yang akan dinikahinya adalah ....
***
"Aku menginginkan seorang Suami yang tidak merengut kebebasanku." Lolin Baldev.
"Aku menginginkan seorang Istri yang tidak melarang ketika wanita lain melayaniku." Luke Marit.
Keduanya sama-sama tak menyukai ikatan pernikahan. Apa jadinya bila dua insan beda karekter sama prinsip disatukan dalam pernikahan paksa? Akankah pandangan keduanya berubah? Atau justru semakin parah.
Follow IG Author : @Oniya_99
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oniya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 ~ Berkunjung ke Panti!
Siang itu, Nora menyusul Tina yang rupanya tengah berada di panti asuhan. Tiba di panti, kedatangan Nora disambut hangat oleh Adik-adiknya yang berusia rata-rata enam sampai lima belas tahun.
Biasanya bila berkunjung ke panti, Nora dan Tina akan membantu memasak di dapur. Namun, kali ini Nora benar-benar tak bisa membantu lantaran tak sanggup mencium aroma makanan yang dimasak oleh ibu panti dan juga Tina.
Tak ingin ibu panti curiga akan keanehan Nora, Tina pun terpaksa berbohong dengan mengatakan kalau Nora sedang tak enak badan. Karena hal itu, Nora pun hanya diminta untuk menjaga dan bermain dengan Adik-adiknya.
Bila biasanya Nora hanya sanggup meladeni Adik-adiknya bermain sebentar, maka berbeda dengan kali ini, entah kenapa Nora merasa sangat senang bermain lama dengan Adik-adiknya.
Sedangkan Tina tetap sibuk membantu ibu panti masak makan siang dengan menu enak versi anak-anak panti. Makanan enak yang dimaksud hanyalah telur yang diorak-arik dan juga nasi putih hangat.
Tina berkunjung ke panti dengan membawa beberapa kardus mie instan dan beberapa karpet telur ayam, sedangkan Nora membawa beberapa karung beras. Dengan kebutuhan pokok sebanyak itu, cukup untuk konsumsi hampir dua ratus orang anak dalam waktu kurang lebih selama seminggu.
"Anak-anak, ayo kemarilah kita makan bersama!" seru Ibu Panti dan anak-anak pun langsung berlari menuju ruang makan, meninggalkan Nora yang kini tersenyum melihat kepergian adik-adiknya yang mengerumuni ruang makan.
"Ayo semuanya makan yang kenyang, ya," imbuh Tina.
"Terima kasih kak Tina, terima kasih Nora!" seru mereka serentak karena mengetahui dari siapa makanan yang kini mereka konsumsi.
Setelah memastikan anak-anak makan dengan lahap, Tina pun menyusul Nora yang terlihat kelelahan duduk di sofa ruang tamu yang hanya be coolrjarak beberapa langkah dari ruang makan.
"Kamu enggak makan, Nora?" tanya Tina mengambil posisi duduk di samping sahabatnya yang terlihat pucat tersebut.
"Jujur aku lapar, tapi aku tidak bisa makanan apa pun selain roti dan nasi. Apa aku akan baik-baik saja, Tina?" tanya balik Nora.
"Tidak apa-apa, banyak juga Ibu hamil yang seperti kamu. Bersyukur kamu masih bisa makan walau hanya roti dan susu. Di rumah sakit, aku pernah menangani Ibu-ibu hamil yang tidak bisa makan apa pun selain minum air putih," terang Tina.
"Astaga, kenapa semenderita itu? Lalu, apakah tidak ada jalan lain agar aku bisa makan apa pun tanpa merasa mual? Kalau begini terus, aku takut Tien akan merasa curiga," Nora menggengam jemari sahabatnya seakan memohon bantuan.
"Setelah dari sini, kita mampir ke apotik sebentar. Akan aku resepkan vitamin untukmu," tutur Tina membuat Nora menarik napas lega.
"Terima kasih, Tina," ungkap Nora tulus.
"Sama-sama, timpa sedikit liptin di bibir pucatmu agar Ibu panti tidak curiga," titah Tina yang melihat Ibu panti yang berjalan ke arah mereka.
"Baik," Nora meraih tasnya, mengambik liptin dan mengaplikasikannya dengan cepat.
"Tina, Nora, kalian berdua kenapa tidak ikut makan siang?" tanya Ibu Panti mengambil posisi duduk di sebuah kursi yang dengan tempat duduk sendiri.
"Biar adik-adik makan dengan puas, Bu. Kita berdua kenyang, kok." sahut Tina tersenyum manis.
"Benar, Bu. Sebelum berkunjung Nora sudah makan siang lebih dulu," sambung Nora juga memarkan senyuman manis di bibirnya yang kini sudah tak lagi pucat.
"Syukurlah kalau begitu, Ibu ingin mengucapkan atas bantuan kalian berdua. Tanpa bantuan dari kalian berdua, mungkin adik-adik kalian akan mati kelaparan," ujar Ibu Panti berterima kasih dengan penuh ketulusan.
"Sama-sama, Bu." balas Tina.
"Tidak perlu berterima kasih, Bu. Ini memang sudah menjadi tugas kamu sebagai Kakak," lanjut Nora.
"Ibu bangga pada kalian berdua, semoga kalian berdua selalu bahagia dan dilindungi oleh yang kuasa."
"Amin," sahut Nora dan Tina bersamaan.
"Oh iya, Bu. Kalau begitu kita permisi pamit, ada beberapa urusan yang harus kita selesaikan," pamit Nora dan Tina.
"Baik kalau begitu, hati-hati di jalan, ya, Nak."
"Baik, Bu."
Tina dan Nora pun segera pergi, setelah tak lupa juga berpamitan dengan adik-adiknya. Dengan motor matic milik Tina, keduanya pergi menuju apotik untuk membeli beberapa vitamin. Tak lupa Nora dan Tina juga membeli roti dan susu cair sebagai menu makan siang, keduanya makan siang dengan lahap.
"Sudah kenyang?" tanya Tina.
"Sudah," bohong Nora yang jelas masih merasa lapar. Semua uang yang dia miliki sudah diserahkan ke ibu panti untuk membantu biaya adik-adiknya sekolah, untuk itu, Nora pun tetap harus berhemat.
"Kalau sudah, aku akan mengantarkanmu ke kediaman keluarga Marit."
"Ah iya," Nora tiba-tiba kembali memucat.
"Tidak perlu takut, percayalah padaku semua akan baik-baik saja. Berjuanglah sedikit demi kanduanganmu."
"Aku siap, Tina. Ayo kita berangkat sekarang!" seru Nora semangat demi kebahagiaan calon bayinya.
.
.
.
Jangan lupa like, komen, hadiah, dan votenya Guys 🙏🏻😘
ceritanya campur2, lucu, ada romantisnya, tapi ada jg nyebelinnya.
tapi yg paling mendominasi ya sisi hot nya.. 😁😁😁
sehat2 trus ya kak,
semangat terus untuk berkarya.. 😘😍🤩🥰
Tapi kejujuranmu menyakitkan hati Nora.
Astaghfirullah.. tingkahnya bikin darting aja. 😂