Kanaya Cempaka, seorang gadis yang sering menjadi target buli dan selalu dihina parasnya yang tidak cantik, culun, hitam, penuh jerawat dan jangan lupa kacamata tebal yang dipakainya menambah kesan kejelekan Kanaya yang hakiki.
Jonathan Dharsono, pria tampan yang sangat membenci Kanaya. Hampir setiap hari Jonathan menghina dan membuli Kanaya dengan kejamnya.
Akibat hinaan dan bullyan yang diterima Kanaya, membuat Kanaya bertekad untuk merubah takdirnya dengan cara merubah penampilannya.
Bagaimanakah reaksi Jonathan saat bertemu kembali dengan Kanaya yang sudah berubah menjadi sangat cantik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Undangan Reuni SMA
🍁
🍁
🍁
🍁
🍁
1 bulan kemudian....
1 bulan setelah kepergian Jonathan, hidup Kanaya kembali normal tidak ada lagi yang mengganggunya dan selalu membuat dasanya sesak saat melihat wajahnya.
Malam ini setelah makan malam bersama, Kanaya membaca novel dikamarnya.
Tok..tok..tok..
"Aya apa Bibi boleh masuk!"
"Masuk saja Bi tidak dikunci kok."
Wati pun masuk kedalam kamar Kanaya dan memberikan sebuah kartu undangan kepada Kanaya.
"Tadi Bibi dapat kiriman dari Akang Sodikin untukmu."
"Apa ini Bi?"
"Bibi tidak tahu karena Bibi tidak membukanya."
Kanaya pun segera membuka kartu undangan itu, dan saat Kanaya baca tiba-tiba raut wajah Kanaya berubah menjadi datar dan menyimpan kartu undangan itu dengan acuh.
"Ada apa?"
"Bibi baca saja sendiri."
Wati pun mengambil kartu undangan itu dan membacanya. "Oh undangan Reunian SMA, apa kamu mau datang?"
"Tidak Bi, Aya tidak mau bertemu dengan teman-teman SMA. Bibi kan tahu bagaimana perlakuan mereka kepada Aya dulu."
"Aya, sekarang kamu sudah berubah menjadi sangat cantik apa kamu tidak mau menunjukannya kepada teman-temanmu itu? justru ini kesempatan kamu untuk membuktikan kepada mereka kalau si itik burupa yang dulu mereka hina sudah berubah menjadi angsa yang sangat cantik."
Kanaya memikirkan ucapan Bibinya itu. "Tapi Bi---"
"Bukannya kamu sudah rindu kepada Ayah dan Ibumu? terus siapa nama sahabat kamu itu?"
"Gina..."
"Nah iya Gina, apa kamu tidak rindu juga kepada Gina? sudah lama loh kamu tidak bertemu dengannya."
Kanaya tampak berpikir, benar juga apa yang dikatakan Bibinya, dia harus tunjukan kepada teman-temannya yang dulu membully dan menghinanya kalau sekarang dia sudah berubah menjadi cantik.
"Baiklah Bi, Aya akan pulang dan datang ke acara Reunian itu. Aya ingin melihat bagaimana reaksi mereka saat melihat penampilan Aya yang sekarang," sahut Kanaya dengan senyumannya.
"Nah begitu dong, ini baru Aya keponakan Bibi. Ya sudah Bibi ke bawah dulu, nanti Bibi yang akan mengantarkan kamu pulang."
"Iya Bi, terima kasih."
Wati pun keluar dari kamar Kanaya, Kanaya kembali melihat kartu undangan itu kemudian Kanaya meremasnya dengan penuh emosi.
"Kita lihat, bagaimana reaksi kalian setelah melihatku dengan penampilanku yang sekarang," gumam Kanaya.
Keesokan harinya...
Tok..tok..tok..
"Masuk..."
"Permisi Pak."
"Kanaya, silakan masuk. Silakan duduk Nay, ada apa pagi-pagi sudah kesini?" seru Rama.
"Maaf Pak, saya mau minta izin cuti selama 3 hari."
"Memangnya kamu mau kemana?"
"Saya mau pulang kampung dulu, soalnya saya sudah lama tidak pulang kampung saya sudah rindu dengan kedua orang tua saya. Masalah kerjaan, saya sudah handle semuanya jadi saya tidak khawatir kalau harus meninggalkan pekerjaan saya."
"Oh, ya sudah ga apa-apa memang cukup kamu cuti tiga hari? apa tidak mau satu minggu saja?"
"Ah tidak usah Pak, tiga hari saja sudah cukup."
"Oke...kapan kamu mau pergi?"
"Besok pagi, Pak."
"Mau aku antar?"
"Tidak Pak, terima kasih soalnya saya pergi dengan Bibi saya."
"Oh begitu, tapi kalau kamu butuh bantuan kamu jangan sungkan-sungkan bilang sama aku."
"Iya Pak, terima kasih."
"Oh iya Nay, apa aku boleh tanya sesuatu?"
"Bapak mau tanya apa?"
"Apa kamu kenal dengan Jo? kalian kan tinggal satu kota, bahkan tempat sekolah pun kalian sekolah di sekolahan yang sama."
"Tidak Pak."
"Aneh juga sih, Jo juga bilang kalau dia tidak kenal sama kamu."
"Saya itu anaknya kutu buku Pak, setiap hari saya hanya diam di perpustakaan jadi saya kurang tahu siapa-siapa saja yang satu sekolahan dengan saya. Lagipula, sepertinya teman Bapak itu Kakak kelas saya jadi saya tidak kenal."
"Padahal Jo merupakan siswa populer loh, Nay."
"Iyakah? tapi saya ga kenal."
"Ya sudahlah, ngapain ngomongin si Jo."
"Kalau begitu, saya permisi kembali bekerja lagi."
"Iya silakan."
Kanaya pun bangkit dari duduknya dan keluar meninggalkan ruangan Rama.
"Harus bagaimana merebut hati kamu Nay, kamu sungguh susah untuk digapai," batin Rama.
***
Keesokan harinya...
Kanaya sudah bangun dari sejak subuh dan sudah bersiap-siap pulang. Hatinya sangat bahagia karena sebentar lagi akan bertemu dengan kedua orang tua yang sangat Kanaya rindukan.
"Ma, hati-hati seperti biasa Mama diantar sama Mang.Udi," seru Sipandi.
"Iya Pa, dan sepertinya Mama mau disana dulu biar nanti pulangnya bareng sama Aya."
"Iya, nanti weekend Papa sama Sisi susul kalian kesana."
"Baiklah, kalau begitu kita pergi dulu."
"Mang, Aya pergi dulu."
"Iya, kalian hati-hati nanti kalau sudah sampai disana kasih kabar kesini."
"Iya Pa."
Kanaya dan Bibi Wati pun akhirnya meninggalkan rumah menuju kampung halaman Kanaya. Selama dalam perjalanan, Kanaya tidak bicara sedikitpun.
Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, mobil Wati pun mulai memasuki perkampungan tempat dimana orang tua Kanaya tinggal. Mereka masih tinggal di bedeng milik Juragan Wasta.
"Assalamualaikum, Ibu, Ayah, Aya pulang!" teriak Kanaya.
"Waalaikumsalam."
Ibu Ajeng sejenak terpaku melihat Aya, ia baru pertama kali melihat Aya yang sudah berubah menjadi cantik itu.
"Bu, ini Aya."
"Aya? kenapa jadi seperti ini?"
"Teh, Aya sudah berubah sekarang Aya sudah berpenampilan sangat cantik," seru Wati.
Mata Ibu Ajeng tampak berkaca-kaca, tidak menyangka kalau puterinya sekarang berubah dan sangat cantik. Ibu Ajeng langsung memeluk puteri satu-satunya itu dengan deraian airmata.
"Ya Alloh Aya, kamu cantik sekali Nak."
Mata Aya pun ikut berkaca-kaca. "Ini berkat Bi Wati, Bu. Aya dirubah menjadi cantik seperti ini."
Ibu Ajeng melepaskan pelukannya dan menangkup kedua pipi Kanaya, ia merasa tidak percaya kalau puterinya itu sekarang sudah sangat cantik.
"Terima kasih Wati, kamu sudah membuat Aya menjadi cantik seperti ini."
"Sama-sama Teh."
"Bu, Ayah mana?" tanya Kanaya.
"Ayahmu masih di kebun."
"Ya sudah, Aya ke kebun dulu susulin Ayah."
Kanaya segera berlari menuju kebun, ia tahu Ayahnya pasti akan pulang nanti sore tapi Kanaya sudah sangat rindu kepada Ayahnya sehingga Kanaya memutuskan untuk menyusul Ayahnya ke kebun.
"Ayaaaahhh!" teriak Kanaya.
Ayah Sodikin yang sedang memanen tomat langsung menoleh saat mendengar suara teriakan puteri kesayangannya itu. Kanaya melambaikan tangannya, tapi Ayah Sodikin masih belum mengenal Kanaya.
"Ayah, ini Aya....Aya pulang Ayah!" teriak Kanaya.
Ayah Sodikin sangat mengenal suara puterinya itu, hingga akhirnya Ayah Sodikin memutuskan untuk menghampiri Kanaya. Disaat Ayah Sodikin sudah mulai mendekat, reaksi Ayah Sodikin sama seperti Ibu Ajeng yang merasa tidak mengenali puterinya.
"Neng teh siapa?"
"Ayah, ini Aya anak Ayah."
"Jangan bercanda atuh Neng, Aya anak Bapaknya pakai kacamata dan penampilannya tidak seperti ini."
Mata Aya kembali berkaca-kaca. "Ini Aya Ayah, Aya sudah berubah sekarang. Lihatlah, ini tanda lahir Aya."
Kanaya memperlihatkan punggungnya yang terdapat tanda lahir disana. Ayah Sodikin terkejut ternyata gadis cantik yang ada dihadapannya ini benar-benar Aya puterinya.
"Ya Alloh Aya, ternyata kamu benar Aya anaknya Ayah."
Ayah Sodikin pun memeluk puterinya itu dengan sangat erat. Kanaya melepaskan pelukannya dan tersenyum ke arah Ayahnya.
"Ayo Ayah kita pulang!"
"Sebentar Ayah pamit dulu kepada yang lainnya."
Setelah pamitan, Kanaya dan Ayah Sodikin pun pulang ke rumah. Kanaya merangkul lengan Ayahnya itu, sungguh Kanaya sangat merindukan kedua orang tuanya.
🍁
🍁
🍁
🍁
🍁
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
andaikan ibunya Kanaya tau ramuan herbal misal daun beluntas untuk ngilangin bau bdan setidaknya gak parah - parah amat , biasanya di desa ada tanaman itu