Sebuah rasa cemburu, membuatku melakukan hal yang paling gila. Aku nekat meniduri seorang pria yang sedang koma.
Tahun berlalu dan kini, ada sosok kecil yang membuatku hidup dalam kebahagian. Hingga suatu hari, sosok kecil yang tak lain adalah anakku dan pria yang koma waktu itu, membawaku kembali.
Kembali ke kehidupanku yang dulu. Tempat dimana, aku akan memulai kisah yang baru dari lingkungan yang sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengejar Cinta
Di dalam sebuah kamar yang begitu berantakan. Gaby duduk bersimpuh disudut ruangan. Air matanya tak henti-hentinya terjatuh. Membayangkan Nathan yang memperlihatkan gigitan-gigitan merah yang tertinggal dilehernya, membuat hatinya bergerumuh di penuhi kebencian dan kecemburuan.
" Siapa wanita itu? siapa yang berani merebut Nath dariku? siapapun itu, dia tidak berhak untuk Nath. Aku adalah wanita yang paling cocok untuk Nath. Tidak akan ada yang lain. Lihat saja Nath, aku akan menemukan wanita itu dan memberikan pelajaran yang tidak akan pernah dia lupakan. Bahkan, dia tidak akan memiliki keberanian untuk melihatmu. "
***
Seperti biasa, kegiatan pagi hari Vanya mengantar Nathan ke sekolah.
" Ibu, jangan lupa membeli kue nanti malam. Karena Bibi Sherin dan Berly akan datang. "
" Apa yang kau maksud kakak beradik yang tinggal di sebelah Unit kita? "
" Hemmm. " Nathan menganggukkan kepalanya beberapa kali.
" Baiklah. Ibu akan membelinya. Lagi pula, Ibu juga penasaran, siapa gadis kecil yang membuat Nathan kecilku ini luluh. Biasanya Nathan kecilku ini sangat tidak suka di dekati gadis-gadis kecil kan? " Tanya Vanya yang menggoda putranya.
" Ibu terlalu banyak berpikir. Dari pada penasaran, bukankah lebih baik Ibu mencari laki-laki tampan dan berikan adik yang cantik dan manis untukku. " Nathan kecil mengalihkan pandangannya.
" Cih! masih saja bisa mencela Ibu disaat pipimu merona. Pft...! "
" Hentikan! sekarang, pikirkan permintaanku. Berikan aku adik bayi yang manis dan lucu. By Ibu. " Nathan berlari memasuki gerbang sekolah tanpa mendengar lagi apa yang ingin Vanya katakan.
" Apa-apaan sih? memang mencari pacar itu mudah ya? apalagi kau sudah memberikan persyaratan untuk menjadi Ayahmu. Yang pertama kaya, Yang kedua kaya, Yang ketiga tampan. Cih! benar-benar. Memang kau pikir, Ibumu ini Artis Mega bintang yang diminati jutaan pria? " Gumam Vanya sembari melangkahkan kaki meninggalkan sekolah Nathan.
" Baiklah, ini saatnya main kucing-kucingan. Aku harus lebih waspada hari ini. Semoga Presdir kurang kerjaan itu tidak datang menggangguku lagi. "
***
" Nath? kau masih diam padaku? " Tanya Lexi yang sedari kemarin menyadari jika Nath sama sekali tak mengajaknya bicara.
" Apa kau tahu alasannya? " Nath menatap Lexi sesaat lalu kembali menatap kaca mobil yang menampilkan suasana jalan raya di pagi hari.
" Aku tidak yakin. "
" Cari tahu dulu dimana kesalahanmu."
" Nath. Beri tahu aku. Aku tidak mau persahabatan kita merenggang hanya karena masalah sepele. "
Nath kembali menatap Lexi dengan tatapan tajamnya. " Sepele? "
" Iya. Aku hanya mempertemukan kalian di Bar. Kenapa reaksi mu begitu berlebihan? "
" Tanyakan pada wanita yang kau cintai terlebih dahulu. Suruh dia untuk jujur dan pikirkan apa yang kau lakukan. Apakah itu sepele atau tidak? kau akan tahu jawabannya nanti. "
Lexi terdiam sesaat lalu meraih ponselnya.
' Halo Lexi? ada apa?
' Katakan padaku. Apa yang kau lakukan di Bar kemarin. Katakan yang sejujurnya.
Beberapa saat kemudian. Lexi terdiam tanpa kata. Dia mengepalkan tangannya seolah ingin sekali melayangkan kepalan itu.
" Bagaimana? " Suara Nath menyadarkannya dari kemarahan.
" Nath, maafkan aku. Aku sama sekali tidak tahu kalau Gaby akan melakukan hal yang begitu memalukan. "
" Kau tahu apa yang membuatku sedih? " Nath menatap Lexi dengan tatapan tak berdayanya.
" Kau adalah sahabatku. Tapi kau, mendorongku untuk menikahi wanita yang kau cintai. Kau tidak memperdulikan bagaimana perasaanku. Kau begitu buta karena cintamu. Apa kau pernah memikirkan kebahagiaanku? kau begitu ingin membahagiakan Gaby dengan menyakitiku dan dirimu sendiri. Kau, telah mengorbankan dua hati demi satu hati. "
Lexi terdiam penuh penyesalan. Dia tidak pernah melihat Nath begitu sedih selain saat kehilangan Magdalena. Seolah dia telah membangkitkan perasaan sedih yang mendalam yang pernah Nath rasakan.
" Nath, maafkan aku, Hukumlah aku. "
" Aku hanya ingin kau menyadari kesalahanmu. Jika kau terus memanjakannya, kau akan membuatnya semakin egois. "
" Aku mengerti, Aku tidak akan lagi terlibat. "
" Jika kau begitu mencintainya, berjuanglah untuk mendapatkan hatinya. Buatlah dia merasa cukup dengan dirimu. "
" Aku, " Lexi kembali menunduk lesu. Mendapatkan hati Gaby yang begitu jauh untuk ia raih? bahkan dalam mimpi saja dia tidak bisa melakukanya.
" Jangan bilang kau tidak memiliki keberanian. " Nath tersenyum melihat wajah tak berdaya seorang Lexi.
" Dia sangat mencintaimu. Dia tidak mau melihat yang lain. "
" Coba saja dulu. Aku juga sedang mencoba hal yang sama. " Nath tersenyum. Apalagi memang yang membuatnya tersenyum jika bukan karena Vanya yang menghantui pikirannya.
" Kau terlihat seperti tidak waras akhir-akhir ini. " Ujar Lexi yang melihat Nath terlihat bahagia. Tak ia pungkiri, melihat Nath akhir-akhir ini juga membuat hatinya bahagia. Tak mudah membuat Nath sebahagia ini batin Lexi.
" Kau akan merasakannya juga kalau kau beruntung. "
" Apa yang kau katakan? "
Nath menatap tajam seorang wanita yang berjalan diseberang jalan dengan wajah cerianya. " Berhenti! "
" Ada apa Nath? " Tanya Lexi yang terlihat khawatir.
" Mengejar cinta. " Nath keluar dari mobil dan berjalan dibelakang gadis pujaannya itu.
Lexi menggeleng keheranan sembari menatap Nath yang bersikap tidak normal.
" Sejak kapan dia bisa segila ini? semenjak melihat wanita itu di mini cafe beberapa minggu yang lalu, dia terus saja keluar dari mobil dan mengikuti wanita itu diam-diam. Benar-benar tidak waras. Jatuh cinta ya jatuh cinta saja. Tidak perlu se norak itu kan? "
" Tuan Lexi iri ya? " Saut Pak sopir yang mendengar gumaman Lexi.
" Cih! aku tidak mau gila seperti Nath. "
" Tapi seperti itulah cinta, Tuan. Terkadang, tanpa ragu, kita akan melakukan hal-hal yang diluar ekspetasi kita sendiri. "
" Kita? apa maksudnya kita? "
" Karena saya juga begitu saat jatuh cinta dengan istri saya. "
" Menggelikan sekali. " Ujar Lexi sembari menatap jijik ke arah Nath yang sudah mulai menjauh.
***
" Ah....! akhirnya, ini masih pukul tujuh. Semoga aku tidak bertemu hantu itu lagi. " Ucap Vanya sembari terus melangkahkan kakinya.
" Siapa hantu itu? " Suara dibalik punggung Vanya. Sebuah tangan melingkar di lehernya. Bau mint yang terasa maskulin mulai menyusup ke hidungnya. Aroma yang jelas ia tahu siapa pemilik Aroma ini.
" Pre, Presdir Nath?! " Vanya terperangah meski ia sudah menduganya.
Sial sekali!
" Katakan padaku. Siapa hantu yang kau maksud? " Senyum di wajah Nath saat menatap Vanya, membuat gadis itu semakin gugup dan tak kuat lagi menahan dirinya untuk tidak kabur.
" Maaf Presdir Nath, Aku terburu-buru. " Vanya sudah berhasil menyingkirkan tangan Nath dari pundaknya dan berlari.
" Kenapa kau selalu lari saat bertemu denganku? " Baru tiga langkah Vanya berhasil melarikan diri, kini dia hanya bisa menahan langkah kakinya karena Nath menahan tudung kepala dari sweater yang ia kenakan.
Nath menariknya mundur dan mendekatkan wajahnya untuk berbisik di telinga Vanya.
" Babe, bisakah kita bicara sebentar? aku yakin kau memiliki banyak waktu. "
Babe? orang ini mabuk atau apa? ya Tuhan. Tolong aku. Kakiku gemetar. Aku tidak bisa berlari sekarang.
" Bai, baiklah Presdir Nath. Silahkan. Apa yang ingin anda bicarakan. " Vanya mengeratkan kedua telapak tangannya yang saling bertautan. Sudah saatnya dia mengakhiri ketakutannya.
" Bukankah sudah pernah kuberi tahu? panggil Nath. Ah, tidak. Sayang mulai hari ini. "
" Apa?! Sa, sayang?! "
To Be Continued.