NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Pangeran Jin

Terpaksa Menikah Pangeran Jin

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / TKP / Mata Batin / Anak Yatim Piatu
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: Arias Binerkah

Anisa gadis yatim piatu bekerja sebagai pelayan. Demi keselamatan Sang Majikan dan di tengah rasa putus asa dengan hidupnya, dia terpaksa menikah dengan Pangeran Jin, yang tampan namun menyerupai monyet.

Akan tetapi siapa sangka setelah menikah dengan Pangeran Jin Monyet, dia justru bisa balas dendam pada orang orang yang telah menyengsarakan dirinya di masa lalu.

Bagaimana kisah Anisa yang menjadi istri jin dan ada misteri apa di masa lalu Anisa? Yukkk guys ikuti kisahnya...
ini lanjutan novel Digondol Jin ya guys ♥️♥️♥️♥️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 16.

“Seperti apa sebenarnya sosok Sang Ratu Jin itu? Hmm... apa sebaiknya pakai ruang kerjaku saja?” gumam Pak Dokter sambil mengetuk ngetuk keningnya dengan ujung jari.

Namun kemudian ia terdiam sejenak, memandang ke arah ruang kerjanya sambil menghela napas panjang.

“Tapi nanti kalau malam malam ada gadis-gadis masuk ke ruanganku, pasti banyak yang curiga,” lanjutnya setengah berbisik.

Senyum tipis akhirnya muncul di sudut bibirnya - seolah sebuah ide baru muncul begitu saja di benaknya.

“Ah... tempat paling aman itu mungkin teras rumah mayat. Cukup luas, dan jarang dilewati orang malam malam,” gumamnya lagi dalam hati, seakan sedang menimbang nimbang keputusan penting.

Rumah sakit itu memang besar dan megah. Bangunan ruang mayatnya berdiri agak terpisah dari kompleks utama - saking jauhnya, para pegawai lebih suka menyebutnya rumah mayat, bukan sekadar ruang mayat. Letaknya di pojok area rumah sakit, memiliki gerbang sendiri yang jarang dibuka, dengan halaman yang luas serta pepohonan pelindung menjulang di sekitarnya.

Pak Dokter pun segera menghubungi Pak Hasto untuk menyampaikan idenya.

✨✨✨✨

Waktu terus bergulir, hingga tibalah malam yang dinanti -malam pertemuan Sang Ratu Jin dengan para kandidat calon menantunya...

Di teras rumah mayat itu, suasana sunyi menyelimuti udara. Lampu-lampu neon yang menggantung di langit langit memancarkan cahaya kekuningan, cukup terang untuk menerangi teras, namun gagal menembus lebatnya pepohonan di halaman. Bayangan pohon bergoyang goyang diterpa angin, menari samar di dinding seperti arwah yang enggan pergi.

Sang Ratu Jin sudah datang lebih awal. Ia bersemayam di atas salah satu dahan pohon beringin besar, rambutnya terurai panjang bagai kabut hitam yang menetes lembut ke tanah. Dari balik dedaunan lebat, matanya yang berkilat hijau memperhatikan sekeliling dengan tatapan gelisah.

“Kurang ajar! Kenapa tempat ini kosong? Apa Kakek Pikulun menipuku?” suaranya menggema rendah, namun menggetarkan udara malam.

“Jangan-jangan... Putera ku mau dijodohkan dengan mayat?” Ia menjerit, nadanya penuh amarah, membuat ranting-ranting bergetar di sekitarnya.

Tak lama, suara mesin mobil terdengar mendekat dari arah gerbang. Sebuah mobil berhenti di halaman. Dari dalamnya turun seorang gadis cantik - wajahnya sembab, mata merah karena tangis - bersama seorang perempuan setengah baya yang menggandeng tangannya erat.

“Bibi... apa salahku? Kenapa aku harus pergi dari rumah Bibi? Hu...hu...hu...”

Tangis gadis itu pecah lagi, sesenggukan di bawah cahaya lampu yang remang.

“Sudah, jangan menangis. Ini demi kebaikan kita semua,” suara perempuan setengah baya itu terdengar tegas tapi gemetar. “Kalau kamu jadi istri Pangeran, hidupmu akan lebih baik... hidup keluargaku juga tak akan susah lagi. Kamu tahu sendiri kan, pamanmu pemalas, anak empat, dan kamu juga numpang di rumahku. Orang tuamu pun tak pernah kirim uang. Aku capek, capek sekali. Sekarang, tolong... bantu Bibi, ya?”

Gadis itu, hanya bisa terisak, mengikuti langkah Bibi nya menuju teras rumah mayat. Mobil pun melaju pergi, meninggalkan mereka berdua dalam sunyi yang menyesakkan.

Angin malam berembus dingin. Suara serangga berdengung di kejauhan, ranting-ranting pohon berderak, seolah menggeram.

Gadis cantik itu hanya memeluk dirinya sendiri, tubuhnya menggigil.

“Bibi... aku takut... tempat ini menyeramkan,” suaranya parau di sela tangis. “Bagaimana nanti kalau aku dibawa ke alam jin? Aku tak mau, Bibi... aku sudah bantu Bibi, bantu di pasar, bantu pekerjaan rumah... tolong batalkan ini...”

“Sudah, diam!” bentak Bibi nya, walau suaranya pun bergetar. “Aku mau telepon Bu Lastri dulu, kok sepi sekali... jangan-jangan ini berita palsu.”

Ia mengaduk aduk isi tas, tangannya gemetar mencari telepon seluler nya.

Dari atas pohon, Sang Ratu Jin tersenyum samar.

“Jadi... benar kata Kakek Pikulun. Gadis ini bukan sembarangan. Cantik... dan tampaknya berhati lembut,” gumamnya lirih, suaranya bagai desir angin yang menelusup ke daun daun.

Ia menatap gadis calon tumbal itu dengan tatapan penuh minat.

🚞🚞🚞

Sementara itu, di rumah besar milik Pak Hasto, suasana berbeda sama sekali. Di kamar Anisa, lampu temaram memantulkan cahaya hangat di wajahnya yang lembut. Ia berdiri di depan cermin, merapikan kerudung, sementara di tangan satunya tergenggam sebuah buku tabungan kecil.

Pintu kamar yang tidak terkunci berderit perlahan.

“Nis... aku akan mengantar kamu malam ini,” suara lembut namun berat terdengar dari ambang pintu - Ibu Kepala Pelayan.

Anisa menoleh dan tersenyum samar.

“Bu, ini buku rekening saya... tolong Ibu pegang saja. ATM-nya di dalam buku, dan Ibu tahu sandinya,” katanya pelan, menyerahkan buku itu dengan kedua tangan yang sedikit gemetar.

Namun sang Ibu Kepala Pelayan tak mengambilnya. Ia malah memeluk Anisa erat, air matanya menetes di bahu gadis itu.

“Simpan dulu, Nis... belum tentu kamu yang dipilih Sang Ratu. Kita berdoa saja, semoga bukan kamu.”

Anisa mengangguk pelan. “Saya juga berharap begitu, Bu. Saya hanya ingin keluarga Hasto bisa bahagia lagi... semoga semua ini berakhir baik.”

Mereka masih berpelukan ketika tiba-tiba terdengar ketukan pelan di pintu:

TOK. TOK. TOK.

Mereka berdua saling menatap, kemudian Anisa cepat-cepat membuka pintu.

“Cepat, Nis! Pak Hasto sudah telepon, suruh antar kamu ke rumah sakit sekarang,” ujar Pak Sopir yang berdiri di depan pintu, tampak tergesa.

“Iya, Pak. Saya sudah siap,” jawab Anisa dengan tenang.

“Ibu, ikut ya?” tanyanya menoleh. Ibu Kepala Pelayan hanya mengangguk, air mata masih menitik di pipinya.

Mereka pun berjalan keluar, melewati lorong panjang rumah itu. Para pelayan lain mengintip dari balik pintu kamar, berbisik-bisik penuh penasaran.

“Mereka mau ke mana malam-malam begini?” tanya salah satu pelayan.

“Ke rumah sakit, katanya. Tapi bukannya sudah ada pelayan lain yang jaga Mas Ndaru sama Mbak Fatima?” sahut yang lain.

“Eh, tadi Bu Lastri bilang malam ini penyerahan gadis tumbal. Katanya ada yang dari pasar mau ikut. Ayo kita ke kamar Bu Lastri, mau tahu!” bisik seorang pelayan lagi.

“Jangan-jangan Anisa juga mau dijadikan tumbal...” ucap pelayan yang kamarnya bersebelahan dengan kamar Anisa. “Aku dengar tadi Ibu Kepala menangis.”

Mereka pun bergegas ke kamar Bu Lastri, sementara mobil yang membawa Anisa dan Ibu Kepala Pelayan meluncur menembus malam.

Namun begitu Pak Sopir menerima instruksi agar langsung menuju rumah mayat, jantungnya berdegup kencang.

Tangannya yang memegang setir mulai berkeringat dingin.

“Bu...” katanya lirih sambil melirik kaca spion. “Kita kok disuruh ke rumah mayat, ya? Jangan-jangan...”

Ia tak melanjutkan kalimatnya... udara di dalam mobil tiba-tiba terasa lebih dingin dari biasanya.

1
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Jangan mau Nis, semua lelaki sama aja. itu mah cuma modus/Chuckle/
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Suamimu sangat meratukan mu Anisa, semoga saja ibu mertuamu bukan tipe ibu mertua di sinetron ikan tenggelam🤣🤣
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Nah kan, rombongan cacing di perut udah demo tuh minta di isi/Facepalm/
Ai Emy Ningrum
itu mah aryani lapar wind..lg ngidam makan nasi biryani 😙😽😋😋
neni nuraeni
aduuh psti windy comel deh,,, semoga aja ratu g mrh" lagi dan ga niat lagi buat windy jdikn abdinya
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
tp mlh ke temu sang ratub
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
beyuhhh sepiyek2 e gntek sak endok2 r /Facepalm/
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
dan wuss tiba2 sudah di kontrakna
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
meleduk bget ini si dasih
g di sana g di sini sama aja mbingumhi 🤣🤣🤣
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
gagal ora iki 🙈🙈
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
weleh guendut kyo gono sok2an deh ora ngoco nek wis kyo buntelan🤭
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
ketahuan deh
tp nnti pennjelasan panheran yg masuk akal dpt meruntuhkan ego samg ibunda dan nnit mlh jd baik se lam jin jd muslim.🤣
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
ini dasih dayang jin monyet klo di seah dsih gendeng sing mbingungi karep dewe gntek modyar ora iso2 🙈
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
dasar ini dayang suler kepo belum lernah kena damprat 🙈
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
dan akhirnya nnti windy lah yg oertama kali azdan di alam jin 👻👻👻
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
ohh tentu tidak dong ada di selip anata bantal 🤣🤣
neni nuraeni
lnjut
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Haduuhhh cepetan kalian pulang!
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Tuan Vampir bener² bikin repot ya/Facepalm/
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Ayo cepat.. Kalian harus segera melarikan diri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!