Menikahi Pria terpopuler dan Pewaris DW Entertainment adalah hal paling tidak masuk akal yang pernah terjadi di hidupnya. Hanya karena sebuah pertolongan yang memang hampir merenggut nyawanya yang tak berharga ini.
Namun kesalahpahaman terus terjadi di antara mereka, sehingga seminggu setelah pernikahannya, Annalia Selvana di ceraikan oleh Suaminya yang ia sangat cintai, Lucian Elscant Dewata. Bukan hanya di benci Lucian, ia bahkan di tuduh melakukan percobaan pembunuhan terhadap kekasih masa lalunya oleh keluarga Dewata yang membenci dirinya.
Ia pikir penderitaannya sudah cukup sampai disitu, namun takdir berkata lain. Saat dirinya berada diambang keputusasaan, sebuah janin hadir di dalam perutnya.
Cedric Luciano, Putranya dari lelaki yang ia cintai sekaligus lelaki yang menorehkan luka yang mendalam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quenni Lisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16 - Anna? Mona?
MAKASIH SUDAH MEMBACA...
DAN JANGAN LUPA UNTUK LIKE DAN SUBSCRIBE YA🫶
HAPPY READING....
...****************...
"Paman!"
"Paman Lucian!" pekik Cedric dengan kesal.
"A-ah, a-ada apa?" tanya Lucian, tersadar dari lamunannya.
"Jadi pesan apa?" tanya Cedric, memutar bola matanya malas melihat tingkah Lucian, yang tak bisa fokus sama sekali.
"Maaf, maaf. Baiklah, kita pesan nasi ayam bakar saja, bagaimana?" tanya Lucian, diangguki Cedric.
Lucian melambaikan tangannya, memanggil pelayan. "Dua porsi nasi ayam bakar, ya," jelas Lucian.
"Baik, Tuan."
Setelah pelayan itu pergi, suasana kembali canggung. Walau banyak yang mereka ingin sampaikan satu sama lain, namun rasanya sangat berat untuk membuka suara terlebih dahulu.
Akhirnya Lucian memberanikan diri. "Ternyata kau alergi kedelai, ya. Aku juga pernah mengalami itu saat seusiamu. Tapi, entah sejak kapan alergi itu hilang. Jadi, kurasa saat dewasa nanti, kau bisa makan sesuatu dari kedelai," jelas Lucian, ia menatap dengan penuh kasih sayang.
Lucian teringat, masa saat dirinya berusia sekitar sepuluh tahun, saat itu ia dengan rasa penasarannya yang besar mencoba memakan susu kedelai, karena terlihat enak. Padahal, jelas ia memiliki alergi terhadap sesuatu berbau kedelai. Ia percaya diri, karena dokter telah mengatakan seiring berjalannya waktu, alergi kedelai bisa sembuh dengan sendirinya.
"Ya, mungkin," jawab Cedric, singkat. Membuat Lucian melongo tak percaya.
'Aku benar-benar tak bisa berkata-kata dengan bocah ini! Dia bahkan lebih irit bicara daripada aku,' batin Lucian, ia hanya bisa geleng-geleng kepala menghadapi bocah di hadapannya.
Cedric melirik Lucian. Ia bertanya-tanya dalam hatinya. Apakah ini gilirannya bertanya? Apakah Lucian akan menjawab pertanyaannya? Apakah ada hal yang bisa membuatnya mempertahankan Lucian?
"Paman..."
Lucian menoleh. "Ya? Ada yang ingin kau tanyakan?" tanya Lucian, saat melihat raut wajah Cedric, yang seperti sedang kesulitan.
"Ya... Apakah kau akan menikah?" tanya Cedric, pada akhirnya. Ia jelas melihat berita tentang pertunangan Lucian dan Mona.
"Hah? Menikah?" tanya Lucian, tak percaya ternyata hal itulah yang sedari tadi anak itu tahan untuk tanyakan padanya.
"Haha. Kau ini memang menarik..."
"Jawab saja," balas Cedric, ia menggembungkan pipinya karena kesal.
"Baik, baiklah. Ini akan jadi cerita yang cukup panjang, kau siap?" tanya Lucian. Cedric mengangguk, terlihat binar dimatanya.
Lucian tersenyum. "Awalnya, aku merasa sangat menyukainya. Walaupun aku tidak tahu, sejak kapan rasa suka itu dimulai. Mungkin, sejak dia berusaha menyelamatkanku di gudang sekolah saat kami SMA, hingga tangannya terluka karena mencoba menyelamatkanku," jelas Lucian, ia sangat bingung dengan perasaannya. Rasa sukanya pada Mona tak lagi sama. Bahkan, rasanya ia telah salah mengartikan perasaannya.
"Aku jatuh cinta padanya. Saat itu, aku setengah sadar, namun aku melihatnya dengan berani menghalangi sebongkah kayu berapi demi menyelamatkanku," jelas Lucian, terlihat raut wajahnya yang membaik saat mengingat kejadian itu.
"Lalu, aku merasa bersalah padanya. Karena akulah penyebab dia terluka. Dia juga mengalami ini karena dijebak oleh seorang anak yang sangat di sayang Kakekku. Namanya, Anna..." Sulit untuknya menyebut kembali nama Anna, raut wajahnya berubah menjadi Kekecewaan yang mendalam. Sejak kepergiannya, nama Anna adalah hal tabu yang tak boleh orang rumahnya katakan saat ada dirinya.
Cedric terdiam. Ia marah, karena tahu Bundanya tak akan melakukan itu, dia pasti dijebak oleh wanita bernama Mona.
"Dia memanggil Mona ke gudang untuk menjebaknya, namun malah aku yang datang lebih dulu, lalu di selamatkan oleh Mona. Dan, dia juga merasakan akibat dari perbuatannya, karena takut terjadi sesuatu padaku ia mencoba masuk namun terluka saat itu," jelas Lucian.
"Kau yakin, Mona yang menyelamatkanmu? Bukan Anna yang menyelamatkanmu? Kau yakin melihatnya dengan benar?" tanya Cedric, penuh keyakinan.
Deg!
Lucian tertegun, ia merasa seolah tertampar dengan keyakinan ini. Ia juga tak begitu ingat, karena ingatannya buram dan yang ia tahu hanyalah bekas luka di tangan kanannya.