NovelToon NovelToon
SANTET PEMBUNUH KELUARGA

SANTET PEMBUNUH KELUARGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Tumbal / Mata Batin / Iblis
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: janda#hot

"Teganya kau membunuh keluargaku mas, salah apa keluargaku sama kamu mas," tangis ibu pun pecah.
keluarga yang hangat harus hancur di tangan keluarga itu sendiri, hubungan yang terjalin dengan baik harus hancur karena iri hati seorang saudara kepada adiknya sendiri.
"Santetmu akan kembali padamu,"
"Karma akan menghampirimu,"
"Tidak habis pikir kamu bisa membuh keluargaku dengan ilmu hitammu itu,"
"Kau akan mati di tanganku durjana,"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon janda#hot, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Ketika malam tiba mereka menyempatkan diri untuk duduk bersama.

"Akhir-akhir ini penjualan kita menurun ya pak?" tanya Rizky.

"Iya Ky, bapak sibuk ngurusin mas mu dan keluarga kita jadi ndak bisa fokus ngurus toko kita tapi masih aman koo," jawab pak Bimo.

"Syukur deh pak kalau gitu, semoga masalah kita cepat selesai. Ibu mana pak, Ndak kelihatan dari tadi?" tanya Rizky

"Amin, ibu di dapur sama kedua adik kamu lagi menyiapkan makan malam," jawab pak Bimo.

"Pak kalau boleh aku tau apa sih yang di sampaikan oleh Ki Joyo untuk mematahkan santet ini sampai-sampai ibu marah kaya gitu?" tanya Rizky.

"Emmm sebaiknya kamu Ndak perlu tau nak,biakan ini menjadi urusan ibu dan bapak!" ucap pak Bimo.

"Bicaralah pak, aku mohon jujur sama aku siapa tahu aku bisa bantu bapak untuk bicara sama ibu kalau memang itu satu-satunya cara untuk menyembuhkan mas Setia!" ucap Rizky.

"Baiklah bapak akan beritahu kamu jadi begini syarat dari Ki Joyo..," belum sempat pak Bimo menyelesaikan pembicaraannya tiba-tiba dari dalam kamar terdengar suara teriakan.

"Arghhhh...sakit! Lepas kan aku!" teriakan Setia membuat semuanya kembali panik dan menghampirinya.

"Setia jangan lakukan itu nak!" ucap Bu Sri menahan tangan Setia yang mencekik lehernya sendiri.

Hal itu membuat semuanya semakin panik dan bingung apa yang harus mereka lakukan untuk menghentikan tindakan yang di lakukan oleh Setia.

"Pak, apa yang harus kita lakukan sekarang pak? Hiks...Setia ibu mohon jangan lakukan itu nak!" ucap Bu Wati mulai menangis.

"Bapak ndak tau Bu! coba suntikan kembali obat pemenangnya dan Dinda coba kamu pukul perlahan tubuh mas mu dengan sapu lidi," ucap pak Bimo.

"Baik pak," jawab Dinda, sedangkan Rizky berusaha menahan tangan Kakaknya untuk tidak menyakiti dirinya sendiri.

"Nak kamu yang tenang yah, bapak, ibu dan adik-adik mu ada disini," ucap pak Bimo.

"Argh..khhh...To-lonnngg!" ucap Setia.

Bu Wati berhasil menyuntik obat penenang ke tubuh putra sulungnya dan Dinda terus memukul tubuh Setia dengan lidi berharap makhluk tersebut segera pergi.

"Bapak, ibu! Makhluk itu kini marah katanya akan segera mengambil nyawa mas Setia malam ini juga...hikss...Intan takut pak, Bu!" ucap Intan.

"Apa yang di katakan oleh Intan membuat semuanya semakin panik dan takut akan kehilangan Setia.

"Kamu tenanglah nak, mas mu akan baik-baik saja. Bapak akan mencari orang lagi untuk menyembuhkan kakak mu," ucap pak Bimo.

"Tidak pak! Makhluk itu bilang semuanya percuma dia akan mengambil mas Setia sekarang juga," ucap Intan semakin ketakutan.

"Tubuh Setia yang semula sudah tenang kini kembali kejang-kejang, matanya membelalak menatap langit-langit rumah seperti di paksa untuk membuka mata.

"Nak kamu harus kuat, lawan mereka nak kita manusia lebih kuat dari mereka," ucap Bu Wati.

Pak Bimo mencoba membaca beberapa ayat alquran untuk mengusir makhluk itu namun semuanya sia-sia, kejang-kejang yang di alami oleh Setia semakin berlanjut hingga Setia berteriak keras dan memuntahkan darah segar dari mulut nya serta kehilangan kesadaran untuk selamanya.

"Setia!" teriakan histeris dari Bu Wati mengiringi kepergian dari putra sulungnya.

"Mas Setia,,,hiksss..jangan tinggalin kita mas!" tangis Intan,Dinda dan Rizky pun pecah sedangkan pak Bimo menatap penuh kecewa atas dirinya yang gagal menyelamatkan nyawa putra nya.

"Setia kenapa kamu tinggalin ibu nak, dasar setan sialan! Beraninya kamu mengambil nyawa anak ku. Jika kamu berani ayo lawan aku, tunjukan dirimu jangan beraninya di belakang aja hah !" umpat Bu Wati penuh amarah.

"Bu sudah, jangan kaya gini Bu nanti setannya marah dan menyerang ibu. Kita sedang berduka, kami ndak mau ibu menjadi target selanjutnya karena kata-kata ibu, hiks..!" ucap Intan mencoba menenangkan ibu nya agar tidak melakukan sesuatu yang akan membahayakan dirinya sendiri.

"Ibu ndak perduli nak, asalkan mas mu bisa kembali! Ibu merasa gagal dan tidak berguna karena tidak bisa menyelamatkan nyawa mas mu. Hiks...Setia, nak maafkan ibu," ucap Bu Wati terus menangis.

"Pak, Bu, itu..itu mas Setia di situ bu. Dia melambaikan tangan dan tersenyum pada kita, mas Setia dibawa pergi oleh makhluk berkepala kuda itu bu!" ucap Intan.

"Nak kamu bisa melihat mas mu kah, katakan kepada mas mu untuk kembali. Ibu mohon minta mas mu untuk kembali!" ucap Bu Wati.

"Mas jangan pergi, jangan tinggalin kita semua,,hiks,hiks!" ucap Intan memohon.

"Gimana nak, apa mas mu mau untuk kembali nak?" tanya Bu Wati penuh harap.

"Mas Setia ndak mau Bu, ia hanya menggelengkan kepala dan makhluk berkepala kuda itu menyeret mas Setia pergi Bu!" ucap Intan.

Semua orang hanya bisa terisak, menangis dan meraung meratapi ke kepergian orang tercintanya dengan cara yang tidak wajar.

"Mas Setia hiks, kenapa tinggalin kita semua mas!" ucap Rizky yang ikut meratapi kepergian kakak nya.

Bu Wati kini tak bisa mengontrol diri nya lagi, tubuh nya terkapar di lantai dan kakinya di maju mundurkan seperti anak kecil.

"Siapa sih yang tega menyantet keluarga kita! Kalau aku tau siapa orangnya akan ku bakar hangus rumahnya!" ucap Rizal penuh amarah.

"Ibu sih! Coba dari awal kita ikuti apa yang di katakan Ki Joyo maka semuanya tidak akan terjadi!" ucap pak Bimo kesal dan sedih.

"Memangnya apa sih cara yang di berikan oleh ki Joyo sampai ibu menolaknya?" tanya Rizky.

"Itu kata Ki Joyo..!" belum sempat pak Bimo menyelesaikan ucapannya Bu Wati memotong pembicaraannya.

"Tapi pak! Cara itu tentunya sama saja bukan? Tidak menyelesaikan masalah melainkan menambah masalah baru untuk kita ujung-ujung nya akan tetap sama, jadi apa untungnya kita melakukan hal itu?" tanya Bu Wati.

"Setidaknya bisa mengulur waktu Bu, jadi kalian semua bisa mencari penangkal yang benar-benar ampuh walau harus berkorban," ucap pak Bimo

"Tapi pak!" Bu Wati tetap berusaha menolak cara yang di anjurkan oleh ki Joyo.

"Bapak akan tetap melakukannya bu tidak perduli jika ibu melarangnya sebab bapak tidak sanggup melihat anak-anak ku meninggal satu persatu!" ucap pak Bimo tegas.

Bu Wati hanya bisa terisak meratapi nasib mereka,ia tidak bisa lagi menahan langkah suaminya karena ia pun tidak ingin melihat anak-anaknya menderita akibat santet itu.

"Baik lah pak, kita tidak ada pilihan lain tapi ibu tidak ingin bapak...hiks..," Bu Wati tidak sanggup melanjutkan ucapannya hanya bisa terus menangis.

1
Mericy Setyaningrum
santet emang serem Kak
janda#hot: dah lama terjadi kakak,,waktu masih SMA,om ku sendiri yang nyante aku dan keluarga. aku di buatnya jadi kaya orang gila
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!