NovelToon NovelToon
Cinta Seorang Penyanyi Klub Malam

Cinta Seorang Penyanyi Klub Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / CEO / Duniahiburan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:415
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

Julia Hart, seorang wanita 28 tahun terpaksa bekerja menjadi penyanyi di sebuah klub malam. Demi menghidupi ibunya yang sakit - sakitan. Serta harus menyekolahkan dua orang adiknya yang masih sekolah.

Setidaknya semua berjalan normal. Julia berusaha menjalani harinya dengan baik. Ia juga mengabaikan tatapan sinis penuh penilaian buruk, dari setiap orang yang menghujat pekerjaannya sebagai penyanyi klub malam.

Tapi kehadiran seorang lelaki berwajah malaikat nan polos, berhasil memasuki hidupnya. Namun sayang, Julia tertipu oleh lelaki yang ternyata seorang playboy dan suka mempermainkan hati wanita.

Mampukah Julia mempertahankan cintanya untuk lelaki itu?

Apakah lelaki itu memiliki perasaan yang sama, atau hanya ingin mempermainkan dan mencampakkannya seperti wanita murahan?

Ataukah memang takdir akan berpihak pada Julia dengan mendapatkan kebahagiaannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Penyanyi Klub Malam

🎶 🎶 🎶 🎶

Thank you in advance, I don't wanna dance

I don't need your hands all over me

If I want a man, then I'ma get a man

But it's never my priority

I was in my zone, before you came along

Don't want you to take this personal

Blah, blah, blah

I be like nah to the ah to the, no, no, no

All my ladies, listen up

If that boy ain't giving up

Lick your lips and swing your hips

Girl, all you gotta say is

My name is no, my sign is no, my number is no, uh

You need to let it go, uh

You need to let it go, uh

Need to let it go, uh

Nah to the ah to the, no, no, no

My name is no, my sign is no, my number is no

You need to let it go

You need to let it go

Need to let it go

Nah to the ah to the, no, no, no (I'm feeling)

Untouchable, untouchable (uh, I'm feeling)

Untouchable, untouchable (I'm feeling)

Untouchable, untouchable

I'm feeling

(Nah to the ah to the, no, no, no) hey, hey, hey

Feeling

Untouchable, untouchable (I'm feeling) (uh, I'm feeling)

Untouchable, untouchable (untouchable) (I'm feeling)

Untouchable, untouchable (I'm feeling)

(Nah to the ah to the, no, no, no, hey)

All my ladies, listen up (said, all my ladies)

If that boy ain't giving up (ain't giving up)

Lick your lips and swing your hips (no, no)

Girl, all you gotta say is (no, no)

My name is no, my sign is no, my number is no, uh (hey, oh)

You need to let it go, uh

You need to let it go, uh

Need to let it go, uh

Nah to the ah to the, no, no, no

My name is no, my sign is no, my number is no

You need to let it go

You need to let it go (baby)

Need to let it go

Nah to the ah to the, no, no, no

I'm feeling

Untouchable, untouchable (uh, I'm feeling)

Untouchable, untouchable (I'm feeling) (go away please, babe)

Untouchable, untouchable (I'm feeling)

Nah to the ah to the, no, no, no (ah, ah, to the, no, no, no, no)

🎶 🎶 🎶 🎶

(Untouchable : Meghan Trainor)

.............................

'Prak!'

'Prak!'

'Prak!'

Senyuman lebar tersungging di mulut, yang baru saja selesai melantunkan sebuah lagu riang malam ini.

Tepukan tangan yang meriah, menyambut performa yang ia tampilkan di lantai Klub malam tersebut. Ia merasa puas dengan penampilannya malam ini.

Dan ia merasa bangga karena bisa berhasil menghibur setiap orang, yang memang menjadi pekerjaannya selama ini.

Menunduk dengan anggun, selayaknya seorang putri. Julia melambaikan tangannya dan berbalik dari tempat itu.

Lelaki berbadan kekar dan berjumlah beberapa orang, yang bekerja sebagai pengawas di klub itu mendekat. Mereka mengiringi langkah Julia, hingga wanita itu memasuki sebuah ruangan. Tempat yang selalu ia miliki di klub ini.

"Tadi itu sangat hebat Julia!"

Suara nyaring seorang wanita berusia 40an, langsung terdengar begitu Julia memasuki ruangan tersebut.

"Aku sangat lelah Sera."

Julia menghempaskan tubuhnya, dan langsung duduk bersandar di sebuah sofa panjang yang ada di ruangan itu. Masih berusaha menetralkan deru nafasnya yang masih memburu.

Memejamkan mata dengna tangan yang langsung menekan pelipisnya. Julia merasa malam ini cukup berat.

"Semua setimpal dengan kepuasan mereka melihatmu tampil Julia."

Sera tersenyum melihat Julia yang telah duduk di dekatnya.

"Aku masih harus menjaga mama di rumah sakit." Julia membuka mata dan menatap Sera sedikit sendu.

"Khusus malam ini, kamu bisa istirahat Julia. Kedua adikmu Jeni dan Jena sudah mengatakan jika malam ini mereka yang akan menjaga mamamu."

Ucapan Sera membuat Julia melirik penuh minat. Senyuman wanita yang masih terlihat muda di usia 40 itu, semakin meyakinkan jika ucapannya benar adanya.

"Mereka tidak memiliki pelajaran yang berat untuk besok. Bukankah mereka sudah mau lulus sekolah? Jadi hal yang wajar jika mereka telah luang. Mengingat ujian akhir sudah terlaksana dua hari yang lalu." Sera kembali berbicara.

"Yah. Tante memang benar." Julia bergumam mengiyakan.

"Jangan panggil aku tante!" Sera langsung berseru tidak terima.

"Setidaknya di tempat ini! Panggilan itu membuatku merasa tua." Ia melirik Julia sedikit kesal.

"Hehehehe."

Julia terkekeh melihat reaksi Sera. Mendapati wajah kesal Sera mampu membuat hatinya merasa terhibur.

Hidupnya sudah berat sejak kehilangan papanya. Dan ia harus membanting tulang demi kehidupan keluarganya.

Dengan Sera yang selalu berada di sisinya. Dan juga segala sikap wanita yang nyatanya adalah adik mamanya ini, selalu membuat ia merasa tenang. Ia tidak sendirian untuk mengarungi hidupnya yang berat.

"Tapi kamu kan memang tanteku." Julia menegakkan tubuhnya dan menatap Sera lucu.

"Tapi tidak harus dengan panggilan itu! Aku merasa tua mendengarnya! Lebih baik panggil aku Sera seperti biasa." Ia memperingatkan Julia.

"Baiklah."

 Julia akhirnya mengalah. Tidak ingin membuat wanita itu semakin kesal.

'Tok!'

'Tok!'

'Klek!'

Pintu ruangan itu terbuka, seiring ketukan yang terdengar terlebih dahulu.

"Nona Julia. Pak Xander menunggu di ruangannya."

Kedatangan seorang lelaki ke dalam ruangan itu, menyentak perhatian Julia dan Sera. Keduanya menoleh pada lelaki itu, sebelum saling melirik dan berbicara melalui tatapan masing - masing.

"Baiklah kalau begitu." Julia mengiyakan.

"Pergilah terlebih dahulu. Aku akan menemui pak Xander sendiri, usai beberes." Julia juga menambahkan.

"Pak Xander memerintahkan saya untuk menunggu. Karena beliau tidak mau jika anda bergerak sendiri, dan di tarik oleh salah satu pria di klub ini nantinya."

Penjelasan itu membuat Julia menghela nafas. Sedangkan Sera menaik turunkan alisnya mendengar kalimat itu.

"Baiklah. Tunggu aku sekitar 15 menit ya. Aku akan mengganti pakaianku terlebih dahulu."

Lelaki itu mengangguk dan keluar dengan menutup pintu. Julia bergegas mengganti pakaiannya.

"Seperti dugaanku. Pak Xander pasti menyukaimu Julia. Karena itu ia memperlakukanmu seistimewa itu di klub ini."

Sera melirik Julia yang menghapus riasan wajahnya. Sehingga terlihat wajah polos dan cantik Julia.

"Jangan berasumsi berlebihan Sera. Pak Xander bukan orang seperti itu." Julia berbalik dan berdecak karena kalimat yang menurutnya tidak benar itu.

"Ayolah Julia. Ia tidak ingin kamu menjadi santapan lelaki nakal di klub malam ini. Ia bahkan selalu menempatkan orangnya untuk menjagamu. Tidak mengijinkan lelaki manapun yang berusaha merayu ataupun menggodamu. Terlebih ia hanya mempekerjakanmu murni sebagai penyanyi di sini. Tidak seperti waitress yang tidak ia larang, jika mereka ingin menemani lelaki yang mereka mau."

Sera menjelaskan semua sikap yang diambil Xander untuk Julia. Dan ia merasa yakin dengan pemikirannya.

"Pak Xander tidak ingin kamu terjun dalam gelapnya dunia malam. Kamu bisa bekerja dengan profesional sebagai penyanyi disini. Bukankah terlihat jelas jika ia menyukaimu?" Sera kembali menatap Julia.

"Tidak seperti itu Sera. Aku akan menemui pak Xander terlebih dahulu. Tunggu aku disini. Jangan keluar kemanapun. Takut ada lelaki yang menarikmu dan membawamu ke salah satu kamar yang ada di lantai atas klub ini nantinya." Julia memperingatkan Sera.

"Meski aku tidak menolak kemungkinan itu. Tapi untuk malam ini, aku ingin istirahat. Dan aku tidak ingin berurusan dengan lelaki hidung belang." Sera mengangguk dan menyetujui ucapan Julia.

"Good."

Julia mengangguk puas dan berbalik meninggalkan Sera. Menghampiri lelaki yang menunggunya di depan ruangan pribadinya.

"Bawa aku ke tempat pak Xander." Julia berkata.

Lelaki itu berjalan dan mempersilahkan Julia berjalan di sisinya. Menuju tempat yang di arahkan, sesuai keberadaan ruangan sang pemilik Klub malam tersebut.

Julia tidak mempedulikan kehebohan di Klub malam itu. Meski banyak yang berusaha menegurnya. Ia hanya fokus dengan tujuannya.

...........................

1
partini
kamu kan terkejut Matt si obral Otonng😂😂😂😂😂
Elis Hasibuan: 🫢🫢🫢🫢🫢
total 1 replies
partini
tenang kek Casanova mau gonta ganti seribu wanita ga bakal kena penyakit ,,nanti dapat pawang yg ori masih segel ga gila harta pokok lovely doply
Alyanceyoumee: Assalamualaikum.
Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "Parting Smile" ya, siapa tau Kaka suka.
insyaallah seru ko... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
partini
Hana
partini
sinopsisnya mengsedihhhh dan terluka hemmmm banyak bawang ini
jadi strong woman Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!