Pembantu Cantik Kesayangan Tuan Presdir

Pagi itu, lagi-lagi Kayra mengalami mual dan juga muntah, tubuhnya sampai lemas dan juga wajahnya berubah menjadi pucat, Nathan sempat memergoki kondisi Kayra, dan memberanikan diri untuk menegurnya.

"Hey Kayra, sudah berapa bulan elo hamil?" tegurnya yang asal ceplos.

Seketika Kayra terbelalak tak percaya atas kemunculan Nathan yang tiba-tiba apalagi perkataannya yang telah membuat bulu kuduknya berdiri.

"Kau jangan asal bicara, siapa juga yang hamil?" Sangkal Kayra.

Deg!

Akhirnya Kayra kembali teringat malam naas itu lagi, dimana pada saat kejadian, ia sedang dalam masa subur, karena dua hari yang lalu ia baru saja selesai datang bulan, ditambah pria yang telah menggagahinya pada malam itu tak memakai alat pengaman apapun, dan entah berapa kali pria itu menanamkan benihnya di dalam rahimnya, dan inilah yang Kayra paling takutkan.

'Benarkah aku telah hamil? tidak mungkin, pasti semua ini gara-gara asam lambung ku yang sedang kumat!' batinnya kembali menyangkal.

"Sebaiknya kau periksa kondisimu itu, apa perlu aku antar?" usul Nathan yang tiba-tiba bersikap baik padanya.

Nathan sendiri tahu bahwa Kayra adalah wanita yang keras kepala, ia tak bisa menaklukkannya dengan cara biasa, wanita di hadapannya butuh kelembutan untuk meluluhkan hatinya.

Kayra sampai mengernyitkan kening, ia merasa ada yang aneh dengan pria di hadapannya saat ini.

"Tidak perlu, aku bisa melakukannya seorang diri!" tolaknya secara halus.

Dan benar saja, Kayra membalas perkataannya tidak kasar seperti biasanya.

"Yasudah kalau itu maumu, jika kau butuh sesuatu, bilang saja padaku Kayra, jangan pernah merasa sungkan!" ucapnya kembali.

Dan pada akhirnya Nathan memutuskan untuk segera pergi, meskipun dirinya dilanda kecemasan terhadap Kayra, sebenarnya sudah beberapa bulan ini Nathan mulai merasakan getaran aneh terhadap Kayra, hanya saja, saat di kampus ia tak berani bersikap seperti barusan, mungkin egonya terlalu tinggi, ia tak mau disebut pria yang mudah ditaklukkan oleh seorang wanita, si playboy cap gayung ini begitu tersohor akan pesona ketampanan yang diatas maksimal. Heleh, sok kecakepan elo Nathan 😅😅

Lanjut.

.

.

Sementara itu, pagi ini Kenzo mengalami kejadian seperti kemarin, biasanya ia selalu membuat sarapan telur omelette setiap pagi, namun kali ini aroma dari telur tersebut membuatnya kembali merasa mual dan Kenzo melempar makanan tersebut sampai jatuh berserakan di atas lantai dapur.

"Aku tak bisa membiarkan kondisi tubuhku terus-terusan seperti ini, sebenarnya aku ini sakit apa?" Kenzo malah bertanya pada dirinya sendiri.

Dan pada akhirnya saat sang Asisten datang untuk menjemputnya, tiba-tiba Kenzo meminta Kevin untuk segera menghubungi Dokter Bagas.

Dengan segera, Kevin menghubungi Dokter Bagas dan tak butuh waktu yang lama, Dokter Bagas pun datang.

"Hey, kau bisa sakit juga? Katanya jagoan mana bisa sakit!" cibirnya sembari mentertawakan nya.

Kenzo yang mendengarnya tampak geram.

"Hey bedebah, kalau kau sudah bosan hidup bilang, berani sekali kau mengatai ku, ck!" omelnya sampai mendengus kesal.

"Bha..ha..ha! Sorry Brother, kau itu tak bisa diajak bercanda! Yasudah sebaiknya kau segera berbaring! Mangkanya kalau bekerja itu tahu waktu, jangan seperti orang gila, kau itu manusia bukanlah robot!" Kali ini perkataan dari Dokter Bagas ada benarnya.

Ia hanya bisa menghela napas saat Kenzo tak menanggapi nasehatnya, Dokter Bagas tampak kesal dibuatnya.

Selesai melakukan pemeriksaan, kemudian Dokter Bagas memberikan beberapa pertanyaan padanya.

"Apakah kau sering telat makan? Kau sering makan pedas juga?"

Kenzo menggeleng cepat, sedangkan Kevin, ia fokus memperhatikan Tuannya yang terlihat pucat.

"Aneh, kasus penyakitmu ini tergolong tak biasa, kau seperti pria yang sedang mengalami morning sickness!" imbuhnya.

Kenzo sampai mengernyitkan kening." Morning sickness? apa maksudmu itu Bagas? Kau jangan asal mendiagnosa penyakitku? Aku hanya merasa mual ketika mencium wangi-wangian, dan makanan yang biasa aku makan setiap harinya malah begitu bau menyengat, rasanya aku ingin muntah!" keluhnya sampai membayangkan apa yang telah terjadi terhadapnya kemarin hingga saat ini

Dokter Bagas tersenyum tipis."Kau tidak tahu apa itu Morning sickness, Yang merupakan bagian dari sindrom Couvade? itu seperti seorang wanita yang sedang mengalami fase mengidam, dan kau sebagai calon Ayah akan mengalami fase ini, meskipun tidak semua pria mengalami hal semacam ini, hey apakah kau pernah meniduri seorang wanita sehingga wanita itu hamil benih darimu?" kedua matanya menyipit dan penuh selidik.

Deg!

Tiba-tiba saja Kenzo teringat akan peristiwa naas yang terjadi hampir satu bulan yang lalu.

'Apa jangan-jangan wanita yang aku nodai pada malam itu telah hamil benihku? Ini tidak mungkin!' sangkalnya dalam hati.

"Kau jangan mendiagnosa ku yang aneh-aneh, sekarang cepatlah kau berikan aku obat agar rasa mual ku ini bisa segera hilang, aku benar-benar sangat tersiksa! "ujarnya seraya memohon.

Lagi-lagi Dokter Bagas menghela napasnya, ia kesal karena Kenzo tak mempercayai perkataannya.

"Baiklah, aku akan resep kan obat anti mual dan beberapa vitamin untukmu, semoga kau lekas pulih, kalau ada apa-apa, segera kau hubungi aku!" Dokter Bagas tampak mengkhawatirkan Kenzo, walau bagaimanapun mereka berdua adalah seorang sahabat yang akrab sedari duduk di bangku SMU.

Setelah merasa kondisi tubuhnya membaik, akhirnya Kenzo memutuskan untuk segera kembali ke perusahaan, mengingat hari ini ia memiliki pertemuan penting dengan salah satu investor asing, setelah perusaan Alexander mengalami keterpurukan dua bulan terakhir, Kenzo mulai merangkak untuk menstabilkannya, itulah yang membuat Daddy-nya merasa kecewa dan juga marah padanya, padahal memang semua ini adalah ulah dari seseorang yang berniat ingin menghancurkan perusahaan Alexander, yakni dengan adanya beberapa pengkhianat di dalam perusahaan. Meskipun sampai saat ini Kenzo belum mengetahui siapa dalangnya?

.

.

Tak lama, Bu Aida mendapatkan perintah dari Tuan Kenzo bahwa dirinya ingin dibuatkan masakan rumah untuk bekal makan siangnya di kantor, entah kenapa ia ingin sekali mencicipi masakan rumah, dan Kenzo meminta Kayra yang mengantarkan bekal makan siangnya. Padahal saat ini kondisinya sedang tidak baik-baik saja, namun mengingat ini adalah sebuah perintah, Kayra tak mau sampai mengecewakan Tuannya, ia takut kehilangan pekerjaannya.

"Kau yakin kuat pergi ke sana Kay? Apa sebaiknya Ibu menyuruh ART yang lainnya saja mengantarkan makanan ini untuk Tuan Muda?" usul Bu Aida, ia begitu khawatir akan kondisi Kayra.

Kayra tersenyum tipis, sorot matanya sayu sehingga membuat Bu Aida ragu padanya.

"Aku sudah baikan kok Bu, ibu tidak usah khawatir, lagian jarak perusahaan milik Tuan Muda tidak jauh dan masih di sekitar kota Jakarta, bukankah begitu Bu?" jawabnya untuk meyakinkan.

Pada akhirnya, Bu Aida terpaksa mengiyakan Kayra untuk pergi.

Dan kini Kayra bersiap-siap pergi ke Perusahaan Alexander dan diantar oleh seorang sopir.

Selama dalam perjalanan, Kayra terus saja mengarahkan pandangannya ke arah jendela mobil, ia terus saja memandangi gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, sembari pikirannya melayang entah kemana.

.

.

"Johan, elo yakin kalau kita datang secara tiba-tiba begini, Kenzo tak akan marah lagi terhadap kita? Aku takut dia masih marah!" tubuh Roby sampai gemetar, ia tahu betul sifat Kenzo jika sedang marah akan seperti apa?

"Aku yakin, dia tak akan marah kepada kita! Dan sebaiknya kita jelaskan semuanya padanya, pokoknya kita harus memasang wajah memelas agar Kenzo mengasihani kita, ok!" ucap Johan sangat percaya diri.

" Entahlah Jo, aku tak yakin! " balas Roby ragu.

" Heleh, sudahlah sebaiknya kita segera masuk ke dalam! " ajaknya sembari menarik paksa tangannya Roby.

Bersambung...

🌸🌸🌸🌸🌸