NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Teman Serumah

Terjerat Cinta Teman Serumah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cahaya Tulip

Kinara Kinanti seorang perantau yang bekerja sebagai tim redaksi di sebuah kantor Berita di Kota Jayra. Ia lahir dari keluarga menengah yang hidup sederhana. Di jayra, ia tinggal disebuah rumah sewa dengan sahabatnya sejak kuliah yang juga bekerja sebagai seorang model pendatang baru, Sheila Andini. Kinara sosok yang tangguh karena menjadi tulang punggung keluarga semenjak ayahnya sakit. Ia harus membiayai pendidikan adik bungsunya Jery yang masih duduk dibangku SMA. Saat bekerja di kantor ia sering mewawancarai tokoh pengusaha muda karena ia harus mengisi segmen Bincang Bisnis di kolom berita onlinenya. saat itulah ia bertemu dengan Aldo Nugraha, seorang Pengusaha yang juga ketua komunitas pengusaha muda di kota Jayra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahaya Tulip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pikiran Kusut

Dalam perjalanan, Mita hanya terdiam. Widi merasa tidak enak karena dia juga terkejut setelah mendengar cerita Aldo. Widi menghela nafas. "Maaf ya Mita, Tante jadi ga enak sama kamu. Jujur Tante benar-benar baru tahu tadi. Kalau tau lebih awal,nTante ga mungkin ajak kamu ikut." Mita tersenyum lesu, "Ga apa kok Tante. Tapi kalau saya lihat sepertinya terlalu cepat memutuskan untuk langsung pacaran. Apa memang biasanya Aldo begitu Tante?" Widi Menggeleng yakin," Sepemahaman Tante soal Aldo, dia cukup pilih -pilih. Tante juga kaget dia bisa memutuskan secepat itu, kecuali sejak awal dia memang sudah tertarik dengan Kinara. Ini kali kedua dia menjalin hubungan. Sudah bertahun-tahun yang lalu dia putus dari cinta pertamanya. Dia cukup lama kecewa, dan memilih menjaga jarak dari perempuan." Mita mengangguk mengerti, "Apa mungkin aku kurang cantik Tante?" widi Menggeleng sambil tersenyum. "Kamu lebih cantik dibanding Kinara, tante juga penasaran apa yang membuatnya begitu tertarik pada Kinara yang biasa saja." Mita menghela nafas.

"Padahal aku berharap sekali bisa jadian dengan Aldo Tante, apa aku memang tidak masuk kriterianya?" Widi mencoba mengingat, "ah iya Tante baru ingat, dia sepertinya memang pernah cerita soal kriteria. Katanya dia tidak terlalu ngoyo soal wajah atau penampilan yang penting setia dan tidak memandang materi. Mungkin itu yang membuat dia memilih Kinara. Dia sudah membuat Aldo merasa nyaman. Tapi kurang adil rasanya kalau dia tidak memberikan kesempatan untuk mu. Coba nanti Tante bujuk dia lagi. Siapa tahu setelah tante cerita ke mamanya, dia bisa mempertimbangkan mu." Mita tersenyum optimis. 'Tante widi benar, aku lebih cocok dengan Aldo dari pada Kinara. Mungkin Kinara memang baik, tapi untuk orang seperti Aldo dia tak cukup membutuhkan orang baik saja, harus orang yang setara sepertiku,' benak Mita.

Aldo masuk setelah beberapa menit berdiri diluar. Saat ini bulan purnama memang sangat indah untuk dipandang seolah membawa aura kehangatan dan romansa. Aldo bermaksud melanjutkan pembahasan nya pada Kinara, tapi saat melihat ke dalam rumah Kinara ternyata sudah masuk ke dalam kamarnya. Cangkir diatas meja sudah tak terlihat . Bahkan obat dan gelas airnya sudah kembali ke dalam kamarnya. Aldo berdiri didepan kamar Kinara. Ingin mengetuk pintu dan mendapatkan jawaban dari pertanyaan tadi. Tapi Aldo memutuskan berbalik masuk ke kamarnya. 'Biar dia pikirkan lagi pertanyaanku tadi,' benaknya. Ia membuka handphone dan masuk ke aplikasi pesan. pesannya. Ia lalu naik ke kasur dan menarik selimutnya. memejamkan mata sambil membayangkan wajah Kinara yang selalu ceria dan menghiburnya.

Kinara nampak serius menatap laptop, jari jemarinya lincah menekan tuts. Suara notif pesan masuk terdengar, ia membaca pesan yang baru Aldo kirimkan. "Pertanyaan yang mana?" dahinya berkernyit. Ia sama sekali tak ingat pertanyaan apa yang harus ia jawab. Handphonenya berdering, nama Sheila muncul di layar. "Halo," sapanya. "Kamu sudah tidur?" tanya Sheila. "Kalau sudah tidur ga akan ku jawab telponmu" Sheila tertawa terpingkal di balik telpon "Kamu kenapa? Pasti ada yang bikin sensi? Apa soal Aldo? Oh ya bagaimana kondisinya? Aku sudah memberitahu Bastian kami berencana ke sana malam ini makanya aku menelpon mu." Kinara melihat jam di dinding kamarnya.

Masih jam 20.00, memang masih sopan untuk bertamu.

"Mungkin dia sudah tidur, katanya masih lemas tapi Sudah tidak demam. Barusan tantenya datang menjenguknya." Sheila nampak tertarik mendengarnya. "Terus apa respon tantenya melihat kalian tinggal serumah?" Kinara menghentikan jarinya. " Huft..itulah yang bikin aku kesal. Dia bilang aku pacarnya padahal tantenya datang bersama perempuan cantik yang mau dikenalkan padanya. Aku masih bingung kenapa dia bersikeras menolak tawaran tantenya itu. Jelas-jelas pilihan mereka sepadan. Aku sudah bilang, supaya dia segera cari pacar yang akan dia seriusi untuk dinikahi. Supaya ada yang bisa mengisi kekosongan itu, dan dia bisa melupakan Kamelia pelan-pelan." Sheila semakin antusias. " Lalu dia jawab apa?" Kinara mencoba mengingat, "Dia bilang...Dia tanya apa aku bisa mengisi kekosongan itu?" Kinara baru ingat pertanyaan itu yang ditunggu jawabannya oleh Aldo.

Sheila berseru sambil bertepuk tangan, "Kinaraaa...selamat yaa..akhirnya setelah bertahun-tahun kamu sendiri ada laki-laki ganteng yang menembakmu." Kinara nampak tegang. 'Apa dia memang menembakku?' gumamnya dalam hati. "Apa jawabanmu?" tanya Sheila bersemangat. "Aku merasa itu bukan pernyataan cinta. Dia hanya minta pendapatku. Jadi aku belum menjawabnya" Sheila tertegun, "Hei Kinara, apa karena kamu terlalu lama menjomblo kamu jadi bodoh begini soal hubungan?" tanya Sheila gemas. "Sebelumnya dia minta aku menjadi pacar bohongan untuk mengelabui mama dan tantenya. Karena dia pikir toh orang perumahan juga tahunya kami bertunangan. Aku ga masalah, siapa tahu dia bisa merasa lebih baik tidak dikejar mama dan tantenya lagi. makanya aku ga menganggap itu sebuah pernyataan cinta." Sheila mengangguk paham. "Jadi kamu menganggap pertanyaan nya sekarang itu punya maksud sama dengan sebelumnya? Tapi aku pikir dia mungkin sudah merasakan sesuatu dari kamu. Makanya dia menanyakan hal itu secara tersirat karena khawatir kamu akan menolak nya" jelas Sheila yakin dengan intuisinya. "Sudah lah Sheila, ga perlu dibahas. Aku ga akan menjawab pertanyaan anehnya. Aku anggap dia hanya menggodaku. Itu yang memang yang dia lakukan dari pagi tadi. Membuatku makin kesal. Besok saja kalian kesini, kami juga kehabisan kudapan untuk tamu, biar aku siapkan dulu. Aku tutup ya, banyak kerjaan nih. Bye" Sheila manyun mendengar alasan Kinara untuk menghindar.

Tapi apa mungkin orang yang biasanya bersikap dingin suka menggoda perempuan. Kecuali memang ada perasaan khusus pada perempuan itu. "Ah Kinara, kenapa kamu terlalu polos sih," gumam Sheila sambil tertawa geli. Perkataan Sheila terus terngiang dikepala Kinara, membuat nya jadi sulit berkonsentrasi. Hatinya jadi tak karuan, kesal, malu, tersipu, bingung semua jadi satu. Ia menghela nafas, lalu menyimpan draft yang masih belum selesai. Lalu mematikan laptop dan pergi tidur.

Biasanya dia tidur larut dan mudah tidur karena tenaganya Sudah habis. Tapi jam di dinding masih menunjukan jam 20.30 masih terlalu pagi untuk tidur. Kinara mengambil handphone dan menekan panggilan pada nomer ibunya. "Halo Kinara" sapa ibunya dibalik telpon. "Halo Bu, apa lagi sibuk?" tanyanya. "Ibu baru selesai membersihkan dapur. Ada apa nak, gimana kabarmu?" Kinara duduk bersandar dikasur, "Aku baik Bu, ibu bapak dan adik gimana kabarnya?" terdengar suara helaan nafas dibalik telpon. "Ibu dan adikmu baik, tapi bapak sempat mengeluh dadanya sesak beberapa hari ini. Sepertinya bapakmu banyak pikiran." Kinara terlihat cemas "Sudah ibu bawa bapak ke dokter?" tanyanya "Sudah, kata dokter bapak agak stress, jadi dikasih obat penenang. Diminta lebih banyak istirahat." Kinara diam berpikir, "Apa bapak akhir-akhir ini dikunjungi orang Bu? Atau mungkin dapat kabar tentang sesuatu?" Helen berpikir sejenak, "Ah iya, kata Joy ada paman tua datang dari desa mengunjungi bapakmu hari Minggu kemarin. Ibu kebetulan ke pasar, jadi adikmu yang menjaga bapak dirumah. Ibu tidak tanya apa yang dibicarakan pamanmu kemari. Nanti coba ibu cari tahu." Kinara menarik nafas dalam, "Ya sudah Bu. Nanti Kinara telpon lagi. Ibu istirahat lebih awal ya." Kinara menutup telponnya. "Apa yang disampaikan paman tua sampai bapak jadi kepikiran seperti itu?" Ia meletakkan handphone nya diatas meja lalu pergi tidur.

1
Dilys
Terpesona
Cahaya Tulip: terimakasih..mohon dukungan nya☺️
total 1 replies
Hikaru Ichijyo
Alur yang menarik
Cahaya Tulip: terima kasih mohon dukungan nya/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!