NovelToon NovelToon
Bu Guru, I Love You

Bu Guru, I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dede Dewi

Menjadi seorang Guru adalah panggilan hati. Dengan gaji yang tak banyak, tetapi banyak amanah. Itulah pilihan seorang gadis bernama Diajeng Rahayu. Putri dari seorang pedagang batik di pasar Klewer, dan lahir dari rahim seorang ibu yang kala itu berprofesi sebagai sinden, di sebuah komunitas karawitan.
Dari perjalanannya menjadi seorang guru bahasa Jawa, Diajeng dipertemukan dengan seorang murid yang cukup berkesan baginya. Hingga di suatu ketika, Diajeng dipertemukan kembali dengan muridnya, dengan penampilan yang berbeda, dengan suasana hati yang berbeda pula, di acara pernikahan mantan kekasih Diajeng.
Bagaimana perjalanan cinta Diajeng? Mari kita ikuti cerita karya Dede Dewi kali ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dede Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Guru Idola

Diajeng memasuki koridor sekolah, dan mencoba mencari sosok lelaki pemilik mobil fortuner hitam itu. Dan, dia mendengar suara seseorang di ujung koridor, tepatnya di ruang seni tari, bersebelahan dengan ruang laboratorium IPA.

Laki-laki berbaju kurta berwarna maroon itu duduk bersila sambil menghadap leptopnya. Ya, wajar dia memilih di sini, karena di sini, biasanya anak-anak didiknya suka mencari wifi yang kuat. Kata mereka, sinyal di sini lebih kuay daripada di ruang kelas. Namun, sinyal paling kuat hanya ada di ruang lab komputer dan lab bahasa.

Diajeng memperhatikan laki-laki itu dari belakang , sepertinya laki-laki itu masih belum menyadari kehadirannya. Dia masih fokus dengan layar leptopnya.

"Hahaha, iya bro." jawab Raka.

"Bro, sepertinya di belakangmu ada orang." kata teman Raka di seberang saat mereka sedang video call. Seketika Raka menoleh ke belakang, dan ternyata benar, ada Diajeng yang berdiri di belakangnya, sedang memperhatikannya.

"Eh, bu Ajeng?" sapa Raka ramah, Diajeng melangkah mendekat ke arah Raka.

"Boleh saya bergabung?" tanya Diajeng minta ijin.

"Tentu bu." jawab Raka dengan antusias sambil menggeser duduknya sedikit dan memberikan ruang duduk untuk Diajeng di sebelahnya.

"Sedang sibuk ya?" tanya Diajeng.

"Ah tidak bu, ini hanya video call an sama si Galang bu, teman lama saya. Ibu masih ingat?" tanya Raka sambil menggeser leptopnya diarahkan pada Diajeng.

"Assalamu'alaikum bu Ajeng." sapa seseorang diseberang.

"Wa'alaikumussalam... kamu... Galang?" tanya Diajeng heran.

"Iya bu, saya Galang. Murid ibu yang paling tampan." jawab Galang dengan PD nya, membuat Diajeng tertawa renyah sambil menutup mulutnya.

"MaasyaaAllah, kamu tampak lebih segar, Lang. Sekarang sudah rajin mandi ya?" tanya Diajeng yang mengerti kebiasaan Galang dahulu, yang jarang mandi. Khawatir kalau gantengnya luntur kena air katanya, setiap ditanya kenapa tidak mau mandi.

"Iya lah bu, kalau tak mau mandi, bisa tidak dapat kamar saya bu." jawab Galang.

"Oh... maksudnya?" tanya Diajeng, Diajeng belum mengerti terkait hak tersebut.

"Oiya saya lupa, bu Ajeng 'kan masih single ya? Maknnya belum paham." jawab Galang.

Diajeng menoleh ke arah Raka, menyiratkan mimik wajah bertanya, dan Raka akhirnya menjelaskan.

"Galang sudah menikah bu, jadi dia takut kalau istrinya tidak mengijinkannya masuk kamar." jelas Raka disambut tawa oleh Galang dari seberang.

"Ya Allah, kenapa saya ga ngerti ya?" rutuk Diajeng pada diri sendiri.

"Makannya bu, segera menikah bu, biar tidak sendirian terus boboknya." ledek Galang.

Anak itu sejak dulu memang suka tidak sopan berbicara dengan orang yang lebih tua. Tetapi Diajeng bukan tipe guru yang suka marah-marah ketika berhadapan dengan anak didik seperti itu, dia justru membaurkan diri seolah menjadi teman bagi anak didiknya.

"Hahahah, betul juga ide kamu Galang. Tetapi yang jadi pertanyaan, siapa yang mau menikahi saya? Saya 'kan sudah tua." Diajeng menimpali ledekan Galang.

"Saya mau bu." batin Raka, sayangnya Raka tak cukup nyali untuk menyampaikannya secara terang-terangan.

"Ada bu, tuh, deket ibu. Cowok ganteng, tapi ga laki-laku juga. Dia juga udah tua bu, cocok lah sama ibu." canda Galang dari seberang. Diajeng menoleh ke arah Raka, dan Raka juga pas melihat ke arah Diajeng, keduanya tak sengaja saling bersitatap, hingga akhirnya Raka menunduk, mengalihkan pandangannya. Dia tau diri, bahwa wanita di hadapannya bukan wanita biasa. Dia adalah guru cantiknya, guru baiknya, guru idolanya.

"Raka?" tanya Diajeng kembali pandangannya beralih ke layar leptop.

"Iya."

"Ya ampun, Lang... yang bener aja kamu jodohin saya dengan Raka? Mana mungkin Raka mau? Dia itu masih muda, ganteng begini, masa' nikahin perempuan berumur seperti saya?" tanya Diajeng masih dengan nada bercanda, tetapi bagi Raka, ini sungguh obrolan sensitif. Jantung Raka mendadak tidak baik-baik saja.

"Lah, bu, ga ada yang ga mungkin di dunia ini bu. Kalau udah jodoh, ga akan kemana deh." jawab Galang.

"Eh, Bro, udah dulu ya. Ini kayaknya adek aku udah selesai deh, dia udah WA aku. aku mau balik dulu ya." pamit Raka berusaha menetralisir jantungnya, berusaha bersikap biasa saja, meski sebenarnya sedang tidak biasa.

Sekilas Galang memperhatikan gerak gerik Sahabatnya, jelas itu adalah sikap Raka yang sedang salah tingkah. Dan Galang tau betul, bagaimana Raka begitu mengagumi sosok seorang bu guru Diajeng, yang juga menjadi guru idolanya.

"Okey bro. Aku juga mau segera pulang nih, udah kangen sama anak istri di rumah nih." jawab Galang yang mengenakan pakaian tugasnya sebagai seorang polisi.

"Siap Ndan, ya udah Mau pamitan sama bu Ajeng dulu ga?" tawar Raka.

"Oya tentu harus dong." jawab Galang.

"Bu Ajeng, Terimakasih ya sudah menyapa saya. Bu Ajeng baik-baik ya di sana. Semoga segera dapet jodoh, dan dilancarkan segala urusannya." kata Galang.

"Aamiin, iya Lang, sama-sama. Kamu juga ya, nitip salam ya buat istri di rumah." jawan Diajeng.

"Baik bu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam." jawab Diajeng.

Setelah selesai berpamitan dengan Galang. Raka menutup leptopnya dan membereskannya.

"Mereka sudah selesai bu, saya harus pamit." kata Raka.

"Oh, iya, Ka, itu tadi saya lihat juga sudah tinggal obrolan ringan saja."

"Bu Ajeng..." panggil Raka.

"Ya?"

"Terimakasih ya bu sudah menjadi guru yang selalu percaya pada kami, yang dahulunya kami begundal, alhamdulillah sekarang kami berkembang sesuai keinginan kami." kata Raka.

"Iya Ka, sama-sama. Santai aja."

"Terkait candaannya Galang tadi..." Raka tampak ragu dengan kata-kata yang ingin disampaikan.

"Hemmm..." Diajeng berusaha mencerna maksud Raka.

"Jika memang saya buat serius, boleh tidak bu?" tanya Raka masih menimbang-nimbang maksudnya.

"Maksudnya?" tanya Diajeng masih belum mengerti.

"Ehmm..."

"Mas Raka." panggilan Nisa membuyarkan kata yang sudah tertata di dalam benak Raka. Seketika Raka dan Diajeng menoleh ke sumber suara yang tak lain adalah Nisa, adik Raka yang sudah selesai mengikuti kegiatan evaluasi kajian mereka.

"Eh, Nisa. Ya Bentar." jawab Raka.

"Maaf bu Ajeng, saya duluan ya." kata Raka pada akhirnya.

"Baiklah, hati-hati ya Ka." kata Diajeng ramah.

Diajeng berjalan beriringan dengan Raka, hingga tiba di halaman, Raka kembali berpamitan kepada Diajeng, Nisa juga berpamitan dengan Diajeng. Setelah mobil Raka meninggalkan halaman sekolah, Diajeng juga membuka mobilnya dan diapun juga ikut pulang.

Sepanjang perjalanan, Diajeng masih memikirkan kata-kata Raka.

"Jika memang saya buat serius, boleh tidak bu?"

Dibuat serius. Maksudnya yang mana coba? Menikah? Mana mungkin Raka mau menikahinya? Itu yang meracuni pikirannya, karena bagi dirinya, Raka tetaplah muridnya, dan tentunya terkait usia, Raka tak mungkin memilihnya menjadi istri. Sedangkan wanita cantik Dan lebih muda di luar sana banyak yang mengantre menjadi pendampingnya.

1
Etit Rostifah
lanjut, jadi penasaran ibu guru cantik n baik hati. semoga ibu guru Ajeng mendapat jodoh dari Allah yang sholeh.
Ibrahim Efendi
sm kyk ipar. MAUT!!...
Ibrahim Efendi
tu tau..... 😜
Ibrahim Efendi
😍😍😍 J E N G K O O O L L L . . .
Ibrahim Efendi
"buset dah! kirain ada petir" kata cicak 😜
Ibrahim Efendi
setiap orang yang telah melaksanakan kewajibannya dengan sebaik2nya, maka dia bukanlah beban. tapi bila melalaikan kewajibannya, maka dialah beban. siapapun dia.
Dede Dewi: MaasyaaAllah. Terimakasih atas pencerahannya pak... baarokallahufikum
total 1 replies
Punya Impian
gk gitu' bedmood aj bacanya klo gamon nya kelamaan' apalagi klo ud punya pasangan' pasangan nya siapa yg di pikirin dan di tangisin siapa😮‍💨
Punya Impian
kedepan nya ngk usah ada lebay pake drama nangis2 kak
Dede Dewi: kalau kakka diputua pacar, nangis ga kak?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!