"Saingan? Lawanku Janda aja, aku udah MENANG!"
.
.
.
Gladys, merutuk habis kekasihnya yang ketahuan sedang berselingkuh di sebuah kamar hotel dengan seorang Janda beranak tiga.
Hati wanita mana yang tak sakit, terlebih ia sudah menerima pria itu sepaket dengan putrinya yang selama dua tahun ini selalau berusaha agar bisa diterima dengan baik sebagai ibu sambung.
.
.
.
"Dasar DUDA gak tahu diri. Lihat saja, akan ku pastikan penggantimu adalah BERONDONG TAJIR"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Hari terus berganti, Erica yang lupa dengan Kai yang di anggap nya bocah ingusan itu tiba tiba melintas dalam otaknya, tanpa sadar senyum dan kekehan pemuda itu terbayang begitu saja sampai ia harus menepuk keningnya sendiri saking tak percayanya.
"Apaan sih, kenapa tiba tiba inget dia?" gerutunya dengan nada kesal sendiri, tapi siapa sangka justru ada yang mendengar ocehannya itu.
"Inget siapa, Er?" tanya Cita yang datang bersama dengan Mama.
Erica yang kaget tentu saja langsung gugup saat mendengar pertanyaan yang di layangkan oleh kakaknya itu, " Enggak, gak inget siapa siapa kok," jawabnya panik.
"Bukan inget Mantan kan, Er?"
"Ish, apaan sih! amit amit jabang bayi!" ucap Erica sambil mengelus perut ratanya.
Mama tersenyum kecil, ia tahu jika anak tengahnya itu sedang tidak berbohong. Ia juga percaya jika Erica sudah melupakan Irham si Duda Mokondo satu anak itu.
"Mikirin Kai? benar kan?" tebak Mama.
Meski gadis dewasa itu menggeleng kan Kepalanya, namun tak bisa di pungkiri saat kedua pipi Erica justru nampak merah merona layaknya Strawberry. Dan itu membuat Cita dan juga Mama tak bisa menyembunyikan senyum mereka.
"Kemarin ada tuh ke Kantor, tau gitu aku salamin," ledek Cita.
"Dih, apaan sih! Mau kemana juga urusan dia kak," balas Erica yang berusaha mengalihkan pandangan matanya.
Sebenarnya ada rasa bersalah dalam diri Erica saat ia memberi nomer Bakul sayur langganan nya di pasar, padahal itu barter untuk biaya motornya yang sudah sehat walafiat kembali setelah drama mogok di parkiran Rumah sakit.
Apalagi saat Cita sempat menyadarkan kesalahannya itu juga yang seolah seperti manusia yang tidak tahu terima kasih.
"Hem, berarti kalian gak ada hubungan lagi setelah Kai antar motor kesini?" tanya Cita.
Erica langsung menggeleng kan kepalanya, membenarkan pertanyaan yang di layangkan kakaknya barusan, " Gak ada, Kak. Lagian mau hubungan apa lagi? kan gak ada urusan, lagian--," ucapnya yang tak di teruskan dan malah menghela napas panjang.
"Lagian dia gak tau nomermu, gitu kan?" timpal Cita
Erica menundukkan kepalanya lebih dalam, rasa bersalah itu kian terasa, apalagi saat akhirnya Mama juga tahu kejadian itu, ujung ujungnya Erica malah harus mendengar siraman rohani dadakan yang sudah beberapa waktu belakang ini tak di berikan sang pemilik surganya itu.
"Mau nomernya gak? aku bisa usahakan kalau kamu mau, Er," Tawar Cita dengan senyum penuh arti.
Erica kembali menggeleng namun pelan seolah ragu untuk mengatakan Iya.
"Mau gak? aku bisa tanya Tuan Jovan," tawar ulang Cita.
"Gak usah, Kak. Nanti malah salah paham. Gak enak sama Bos Kakak loh," tolak Erica lagi.
Ya, memang benar juga yang dikatakan adiknya itu, Jovan pasti bingung dan akan banyak bertanya untuk apa ia meminta nomer ahli waris perusahaan, entah akan di percaya atau tidak sekalipun Cita jujur untuk adiknya.
"Tapi gak baik loh kamu kaya gini, Er. Setidaknya kamu minta maaf sama Kai. Masalah biaya bengkel pun kalau bisa kamu ganti," saran Mama
"Semua beres, Mah, kalau Erica gak kasih nomer Mbok Ijem. Lagian kenapa sih, kok bisa kepikiran kesana?" tanya Cita.
"Hem--, enggak apa-apa kok, Kak. Aku cuma takut-," jawab Erica terbata.
.
.
.
.
Takut Jatuh cinta, Iyaaa?
Tetep semangat 💪💪💪💪💪💪 dan sehat selalu Mak Othorrrr 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
akhirnya melipir ke sini setelah di paijo ndak muncul2.
kangen dengan rayuan luar biasanya 👏👏👏
Tetap semangat 💪💪💪💪 dan sehat selalu Mak Othorrrr 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰