Elena Adelyn Alba wanita berparas cantik,elegan karena lahir dari keluarga cukup berada. ibu nya seorang designer bahkan rancangan nya hanya di pasarkan untuk kalangan atas sedangkan ayah nya pemilik perusahaan tekstil yang cukup terkenal. namun kehadiran Elena tidak pernah di anggap ada bahkan di perlakukan sangat buruk oleh keluarga nya, lingkungan bahkan keluarga suami nya. wanita yang selalu di anggap benalu dan tidak mempunyai kemampuan apa pun, tanpa mereka ketahui seorang Elena mampu menghasilkan jutaan dollar setiap minggu nya. Dia memang terlihat bodoh tapi dari kekurangan nya itu ada satu kelebihan.
yuks mari ikuti kelanjutan cerita dari Elena Adelyn Alba dalam Cinta Untuk Elena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon na4vR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part.35. hampa
Andai Kania tahu kalau Elena habis di siksa mertua nya sebelum pingsan kemarin, hanya Tuhan yang tahu apa yang di perbuat Kania pada Sonya.
"Oke..Aku akan ke apartemen Tante saja, tap Tante harus merawat ku dengan baik."
"Sudah tentu aku akan merawat mu dengan baik." sahut Kania sambil kaki nya terus melangkah.." tapi kau juga harus membayar ku.."
"Hanya satu hari apa perlu di bayar?"
"Perlu!! Memang kau pikir Tante mu ini pengangguran."
Elena memutar bola mata nya.."ya..ya akan ku bayar sesuai tarif perawat."
"No..kau harus melebihi nya, masa Tante di sama kan dengan gaji perawat..minimal kau bayar aku sepuluh kali lipat gaji perawat.."
Mulut Elena membola, Tante nya memang hanya seorang pengacara namun jangan di tanya sepak terjang nya. Mau tidak mau Elena pun setuju.." tidak masalah dan kau tentu tahu jika keponakan mu yang cantik ini banyak uang..sayang sekali kalau tidak di habiskan....ck dasar wanita tua, sangat mata duitan sekali.."
Elena berlari sekencang mungkin untuk menghindari amukan Kania, dia sangat tahu pasti Tante nya akan berteriak sebentar lagi.
"Hei keponakan sialan!! Kau mengataiku apa? Dasar pelit!!.
Sampai di depan lift dia berhenti berlari sambil menunggu Tante nya, tangan lentik nya lalu mengambil ponsel di dalam tas milik nya. Di buka layar kunci ponsel tersebut, sepi tidak ada notifikasi apa pun. Tidak ada panggilan masuk atau chat, orang yang di harapkan tidak ada sama sekali menghubungi nya.
Elena menghela nafas kasar.."cih semalaman aku tidak pulang, dia tidak mencari ku ? Lirih Elena, wanita itu menatap dinding dengan tatapan dingin.
Sedangkan di kediaman keluarga Avaaskha.
"Istri mu, di mana?
Luke yang baru saja duduk di kursi , dia pun mengurungkan tangan nya untuk mengambil piring, Saat Daddy nya menanyakan keberadaan Elena.
"Aku tidak tahu, Dad.." jawab nya enteng tanpa beban, dia pun kembali melanjutkan sarapan sebelum mood nya hilang.
Semua mata menatap nya dan mau tak mau Luke kembali membuka suara.."seperti nya, dia tidak pulang dari semalam."
Sonya membanting sendok di tangan nya.."Apa yang kau katakan? Tidak pulang? Dia pikir bisa seenak nya begitu saja!! setelah dia menjadi menantu keluarga Avaaskha.."
"Kau bahkan tidak tahu, istri mu tidak pulang?
"Tidak dan aku tidak peduli, nanti juga dia akan pulang sendiri."
"Ya tidak perlu juga di cari, pulang atau tidak.. Biarkan saja!! Bila perlu tidak usah pulang kesini selamanya, itu lebih baik.."tambah Sonya.
James hanya menggelengkan kepala nya, melihat kelakuan istri nya, bukan permasalahan Elena tidak pulang tapi James mencemaskan takut Elena kesusahan di luar sana dan keluarga Avaaskha tidak mengetahui nya.
Mata milik James tertuju pada Luke, seolah memberi peringatan sekaligus dan tidak untuk di bantah.
"kalau dalam 2 hari ke depan Elena tidak pulang, kau harus mencari nya. Setidak nya kita bisa mengetahui jelas dia dalam keadaan baik baik saja... Kau pasti tidak ingin citra mu dan keluarga ini buruk kan?
"Baik, Dad. Nanti aku meminta Josh mencarinya." sahut Luke.
Luke tidak lagi berselera untuk makan, dia bangkit lebih dulu nampak roti nya masih utuh belum di makan sama sekali. Sebelum berlalu dia berpamitan pada semua orang yang ada di meja makan.." aku berangkat.."
"Hati hati."
Luke hanya menganggukan kepala nya pelan, menyahuti ucapan ibu nya.