Follow ig author : @Shikuzika97
PLAGIAT! BISULAN SEUMUR HIDUP 🤙🏻😤
Restu Anggoro Wicaksono, seorang pria yang sering kena bully ketiga sahabatnya lantaran dirinya yang belum pernah melakukan hubungan s*xs dengan lawan jenis. Jangankan berhubungan badan, dekat dan sekedar berciuman saja Restu belum pernah.
Hingga suatu malam, ketiga sahabatnya menyeretnya ke klub malam. Menyewakan seorang wanita untuk membantu Restu merasakan pengalaman bercinta.
Namun, pertemuannya dengan wanita malam tersebut, membuat Restu terkesan, terpikat dan tidak bisa melupakannya.
Bertahun-tahun berlalu, Restu masih mencari wanita malam itu. Tapi nihil, wanita tersebut menghilang seperti di telan bumi. Di sisi lain, keluarganya sudah menuntutnya untuk segera menikah.
Akankah Restu bisa menemukan kembali wanita yang ia cari? Ataukah akhirnya dia harus menyerah dan menerima perjodohan yang telah diatur oleh keluarganya?
Yuk, ikuti dan dukung keseruan kisah Restu 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquarius97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Godaan.
Tubuh Qiana menegang saat mendengar suara dari ujung telepon. Bu Heni memberi kabar bahwa bos mereka, Bu Ani, baru saja terjatuh dari tangga. Bu Heni sendiri adalah rekan kerjanya di usaha catering milik Bu Ani. Kabar mengejutkan tersebut membuat Qiana tak lagi berpikir panjang. Ia segera memacu Butet sekencang mungkin menuju rumah, bahkan shift di Indomaret malam itu pun ia tinggalkan.
Bu Ani adalah wanita paruh baya, pemilik usaha catering yang bekerja sama dengan Grand Vista Properti. Selain berhati lembut, beliau banyak berjasa dalam hidup Qiana. Karena itulah, Qiana begitu menghormatinya dan sudah menganggapnya seperti ibu sendiri.
Bu Ani juga sangat peduli pada karyawan-karyawannya. Ia tak segan membantu Qiana maupun Bu Heni ketika mereka berada dalam kesulitan. Selama ini, Bu Heni dan Qiana bahkan diberi tempat tinggal.
Rumah besarnya hanya dihuni mereka bertiga, sebab Bu Ani sendiri adalah seorang janda. Kehadiran Qiana juga mampu sedikit mengobati rasa rindu Bu Ani kepada kedua anak perempuannya.
Meski memiliki dua anak perempuan, keduanya kini tinggal di luar negeri bersama mantan suaminya. Sejak saat itu, Bu Ani menghabiskan waktunya seorang diri. Rumah besarnya terasa lengang, hanya menyisakan kenangan bersama anak-anaknya.
Kesepian itulah yang akhirnya mendorong Bu Ani untuk membuka usaha catering. Dari sanalah ia di pertemukan dengan Bu Heni dan Qiana, dua orang yang perlahan mengisi kekosongan dalam hidupnya, dan menjadi keluarga.
Begitu sampai di halaman rumah, Qiana segera berlari masuk ke dalam. "Apa yang terjadi, Bude?!" serunya panik, matanya terbelalak melihat Bu Ani tergeletak di dekat tangga. Wajah Bu Ani pucat, dengan darah yang mengalir di keningnya.
Ya, Qiana memang biasa memanggil Bu Heni dengan sebutan Bude.
Bude Heni bergetar, air matanya jatuh tak terbendung. "Bude juga nggak tahu, Min... tadi Bude masih bersih-bersih di belakang. Tiba-tiba Bude dengar Ibu teriak... hiks!" suaranya pecah, menangis sesenggukan.
"Astaga...Kalau begitu, ayo cepat, Bude! Kita bawa ke rumah sakit sekarang!" kata Qiana dengan panik. Ia langsung berlutut, berusaha mengangkat tubuh Bu Ani yang terasa begitu berat.
Dengan tangan gemetar dan napas terengah, Qiana alias Min-min berusaha mengangkat tubuh Bu Ani bersama Bude Heni. Peluh bercucuran di keningnya, tapi ia tak peduli. "Arrggh...! Beginilah repotnya kalau di rumah nggak ada lelaki," erangnya di sela usaha kerasnya membawa Bu Ani ke dalam mobil.
*
*
*
Sementara itu, Restu masih sibuk di kantor bersama Niko. Datang paling pagi, sedangkan pulang paling petang, benar-benar definisi seorang bos. Malam itu ia tengah meneliti tumpukan laporan, dan berfokus pada satu hal, menggali lebih jauh tentang Sugandi, sang CEO saat ini.
Tiba-tiba, pintu ruangannya diketuk. Tak lama, seseorang masuk.
"Apa menu makan malam kita, Nik?" tanya Restu, mengira itu Niko yang kembali setelah keluar mencari makanan.
Namun tak ada jawaban. Hanya suara heel yang terdengar jelas, bergema di lantai ruangannya.
Tak
Tak
Tak
Restu mengalihkan pandangan ke bawah, matanya melirik sepasang kaki jenjang yang tengah melangkah mendekat. Sontak, ia pun mendongak.
Ternyata Viva. Aviva Pitaloka, sekretarisnya.
"Apa yang kau lakukan disini?!" seru Restu, suaranya dingin menusuk.
Aviva seolah tuli, ia tidak menyadari atmosfer di sekitar nya telah berubah, dan tetap nekat terus berjalan ke arah Restu.
Hingga akhirnya, ia berdiri di depan meja, menatap Restu dengan penuh damba.
"Sebelum makan malam, bagaimana kalau makan saya dulu, Pak?" ucapnya dengan suara yang dibuat begitu sensual.
"Kau...kenapa masih disini?" Restu menatap nyalang. "KELUAR KAU DARI RUANGANKU SEKARANG!" bentaknya kemudian, dengan rahang mengeras.
Aviva sama sekali tidak menggubris bentakan Restu. Sebaliknya, ia justru tersenyum sinis, seolah menganggap penolakan itu hanyalah kepura-puraan.
Dengan gerakan yang sengaja dibuat sensual, Aviva membuka satu per satu kancing jasnya. Matanya tak sekalipun beralih dari Restu. Saat kancing terakhir terlepas, ia menanggalkan jas itu perlahan, memperlihatkan tubuh atasnya yang sintal. Kini, hanya bra merah berenda yang membalut dirinya, terpampang jelas di hadapan Restu.
...ΩΩΩΩΩΩΩ...
Wahh, akankah Restu kuat melawan godaan Aviva, atau justru tergoda kali ini?
Jangan kemana-mana… lanjut di next chapter! 😉🔥
kan yang makan rangga bukan restu😂
nyari cowo setia? ada disiniii
ada mas restu yg setia nungguin Azalea bertahun² weh
author up terus ya kisah nya mas restu
ku menunggumu 😘😘