NovelToon NovelToon
PERGI DENGAN SEKEPING HARAPAN

PERGI DENGAN SEKEPING HARAPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ranimukerje

Istri kedua itu memang penilaiannya akan selalu buruk tapi tidak banyak orang tau kalau derita menjadi yang kedua itu tak kalah menyakitkannya dengan istri pertama yang selalu memasang wajah melas memohon simpati dari banyak orang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ranimukerje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Seperti tak ada canggungnya. Wisnu terus menggenggam tangan febri erat. Sepanjang mereka berada diacara resepsi kolega wisnu, wisnu tak melepas genggaman tangannya. Lim kusuma juga dewi melihatnya, bagaimana wisnu memperkenalkan sang istri pada semua kolega yang ada disana. Senyum wisnu tulus walau febri masih terlihat sungkan bahkan risih sesekali. Tak mengapa, mereka itu aslinya belum saling kenal kan karena dirumah keduanya sama sama banyak diamnya.

"Capek nak?" Tanya lim kusuma saat mereka sudah kembali duduk dimeja yang memang diperuntukkan bagi keluarga wijaya.

"Lumayan pa, tapi ga papa." Senyum febri ramah, wajahnya menyiratkan lelah tapi tak mengapa.

"Habis ini kita ga ikut mama dan papa pulang kerumah ya."

Febri tegang, pasalnya kalimat yang baru saja wisnu ucapkan itu sangat dekat ditelinganya bahkan napas panas wisnu berhembus diceruk leher febri sampai menimbulkan perasaan aneh.

Interaksi yang sejatinya kaku tapi dipenglihatan lim kusuma dan sang istri seperti keromantisan pasangan suami istri pada umumnya.

"Kita mau kemana?" Tanya febri saat sudah bisa menguasai diri dan wisnu sudah tegak kembali duduknya.

"Menginap disini."

Deg

Menginap disini, dihotel. Febri langsung linglung, paham betul dengan apa maksud dari suaminya ini dan febri pun tahu kalau sudah menikah hal seperti yang ada dalam pikirannya sekarang ini harus terjadi. Wisnu suaminya, wisnu berhak atas haknya sebagai seorang suami. Tapi tetap saja febri takut, takut sekali.

Sementara wisnu yang duduk disamping febri hanya mengulas senyum geli, tau kalau istri keduanya ini sedang ketakutan sekarang tapi bagi wisnu itu akan menyenangkan sekali. Febri takut dengan raut wajah bingungnya, menggemaskan dimata wisnu.

Belum apa-apa wisnu sudah membayangkan bisa mengukung tubuh ramping gadis disampingnya ini, menguasai febri dengan bebas tanpa harus takut karena mereka pasangan halal. Sudah mati-matian menahan diri beberapa malam ini. Wisnu itu lelaki normal, akan selalu bergairah dengan lawan jenis apalagi sudah tau enaknya surga dunia itu seperti apa. Tapi jangan kira wisnu lelaki mata keranjang karena selama ini hanya dengan nara sajalah wisnu merengkuh madu itu. Kalau dengan febri kan karena otaknya disetel dengan pemahaman sudah halal dan tidak dosa saja.

.

.

.

Kamar mewah yang memang dikhususkan untuk bulan madu. Ini pengalamanan pertama bagi febri jadi wisnu ingin memberikan kesan terbaik walau yakin sih nanti febri akan berteriak kesakitan atau bahkan meminta batal saja acara enak enak mereka.

Ya, wisnu memang berencana untuk menyatu. Menyatukan tubuh mereka dulu, siapa tau nanti hati mereka juga bisa bersatu. Walau pernikahan ini bisa dibilang pernikahan paksa tapi wisnu tak menganggapnya main-main. Janjinya pada tuhan terlebih pada kedua orangtua febri adalah mutlak. Febri miliknya sekarang, tapi bukan untuk dimiliki dengan sesukanya. Akan wisnu jaga lindungi bahkan jamin kebahagiaan febri mulai sekarang.

Memang dijadikan alat untuk menghasilkan anak oleh nara tapi tidak bagi wisnu dan kedua orangtuanya. Febri itu jauh lebih berharga dari yang nara rencanakan selama ini.

Kembali pada dua insan yang masih saling diam. Febri berdiri di tengah kamar hotel, melihati bagaimana indahnya ranjang didepannya dihias dengan bunga mawar merah. Spreinya putih bersih, dalam benak febri berkata oh begini ya kamar pengantin baru untuk malam pertama. Seketika rona merah dipipi febri muncul, tubuhnya meremang dan kaku. Apalagi tanpa aba-aba tanpa permisi, wisnu mendekat memegang kedua lengannya dari arah belakang.

Posisinya terlalu dekat terlalu intim menurut febri yang belum pernah berdekatan dengan lawan jenis dengan emosional berbeda. Biasanya kan berpose mesra hanya untuk foto, untuk urusan pekerjaan saja.masih ada jarak sebenarnya tapi febri bisa merasakan kalau wisnu itu hanya sejengkal saja jaraknya dibelakangnya. Makin kaku saja tubuh febri saat ini.

Buk

Sekali tarik, antara wisnu dan febri sudah tak ada jaraknya lagi. Jantung keduanya berdetak tak karuan, tak ada cinta tapi entah kenapa mereka sama-sama gugupnya.

"Echm, aku gerah mas. Mau mandi dulu."

Kalimat yang terlontar seolah jadi angin segar. Dalam benaknya, wisnu berfikir apakah sang istri mau memulai semuanya? Oh, tak terbayangkan ada getar aneh yang sekarang wisnu rasakan.

"Hmm, kamu duluan. Nanti gantian aku, sambil nunggu baji ganti."

Febri mengangguk kepala dan menghilang dibalik pintu kamar mandi. Membiarkan febri mandi tenang, wisnu duduk di sofa dengan degup jantung yanh bertalu. Gugup, kenapa juga hatus segugup ini. Sebelumnya kan sudah pernah melewati malam pengantin dengan nara. Harusnya kan biasa saja batin wisnu lagi.

Ceklek

Febri keluar dengan jubah mandi berwarna pastel. Wajahnya segar masih ads setetes air disudut kening dan menurut wisnu menambah kecantikan febri yang aslinya sudah cantik.

"Bajunya sudah datang mas?"

Wisnu bergeming, diam menatap mata febri dengan tatapan dalam yang sulit diartinya. Wisnu bangun melangkah pelan sampai berdiri tepat dihadapan febri yang seolah dibius oleh kharisma suaminya sendiri. Mereka sama-sama diam, saling pandang dengan tatapan yang sulit diartikan. Febri diam, sengaja menungu agar wisnu yang lebih dulu memulai.

Satu tangan wisnu terangkat keatas, membelai sisi wajah febri yang langsung membuat tubuhnya kaku. Hanya sentuhan dipipi tapi entah kenapa sukses membuat wisnu hilang akal dan febri nyaris limbung.

Selanjutnya, semua mengalir begitu saja. Tak ada yang menolak atau meminta untuk berhenti. Mereka sama-sama terhipnotis atas pesona masing-masing. Awalnya kaku tapi lama kelamaan mereka sama-sama memuja. Jelas sekali kalau wisnu merasa sangat puas walau febri belum berpengalaman tapi tingkat kepuasannya tidak perlu diragukan lagi. Madunya manis apalagi wisnu adalah lebah pertama yang menyesap madu yang febri miliki.

Dibalik selimut hotel yang tadinya rapih, dua raga yang baru saja melebur jadi satu itu saling memeluk. Mengabaikan lengketnya tubuh karena keringkat sisa percintaan yang baru terlewati beberapa jam yang lalu. Wisnu diam, tak tidur tapi bibirnya berulang kali mengcup pucuk kepala sang istri.

Ya, setelah kegiatan panas tadi. Wisnu mengikrarkan febri adalah istrinya. Hanya didalam hati dan hanya wisnu yang tau kalau dirinya sudah menerima febri sebagai istri sebagai bagian dari dirinya. Nara? Entahlah, wisnu tau atau lebih tepatnya sedang tidak mau memikirkan istri pertamanya itu.

Yanh dipeluk oleh wisnu sedang damai dalam tidur nyenyaknya. Sempat menangis kesakitan tapi tak berani meminta berhenti, febri menangis sambil meremat punggung polos sang suami sampai tanda merah tercetak disana. Lalu setelahnya, tak perlu dijabarkan karena febri menikmati apa saja yang wisnu lakukan pada tubuhnya.

Tring

Tring

Tring

Baru saja memejamkan mata, dering ponsel milik wisnu mengganggu tidurnya.

Nama sang ibu tertera dilayar. Tanpa berfikir panjang, wisnu menekan tombol hijau.

#Happyreading

1
Anonymous
Syukkaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!