"kau iblis yang menyedihkan"
"ah bukan lebih tepatnya manusia berwajah malaikat dan bersifat iblis yang kejam, sangat menyedihkan"
"apa kau percaya tuhan"
"berhenti mengoceh dan ketuk saja pintu neraka mu" pria itu mengarahkan sebuah pistol ke kening sang lawan.
"baik lah sebelum aku mati, aku ingin bertanya satu hal"
"apa kau pernah jatuh cinta"
"ucapan omong kosong apa ini"
"HAHAHAA bahkan sang iblis dan malaikat pun akan kalah oleh perasaan itu"
"aku dan manusia yang nyawanya telah kau renggut, mengutukmu"
"JATUH CINTA LAH KEPADA GADIS YANG AKAN MENJADI MALAPETAKA NYAWAMU SENDIRI" teriak pria yang tersenyum sinis.
"sudah mengoceh" pria itu menarik ujung pistol membuat sang lawan tertembak tepat di kepala dengan mata merah menatap benci kepada sang iblis.
"bawak saja kutukan mu itu ke alam baka"
"karena aku memang sudah jatuh cinta kepadanya" tawanya mengelegar di tengah hutan, para bawahannya memalingkan wajah takut menjadi sasaran sang iblis.
manusia adalah mahkluk paling menjijikn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ancan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NILAI
"Apa yang lu ketahui tentang hidup manusia, sedangkan lu bukan tuhannya para manusia_raja
"ck" decakan kesel keluar dari bibir pria remaja yang sedang menatap selembar kertas.
Suara berisik dari dalam ruangan kelas 12 IPA1 menggema di pendengaran pria itu, seseorang temannya datang dengan menepuk pundaknya.
"Fokus amat lu" tanya iqbal dengan memakan eskrim.
"Raja mana" tanya darko dengan wajah datar.
"Noh" tunjuk iqbal kepada pria yang baru saja memasuki kelas dengan membawa selembar kertas.
"Berapa nila lu" tanya darko bangkit meraih kertas putih di tangan raja.
"Ya tidak buruk" ucap raja dengan melipat kedua tangannya menyenderkan badannya kepada meja darko.
"Tidak buruk" beo darko menatap nilai raja dengan sinis.
"Bukannya ulangan tengah semester kali ini lu ga ada belajar" tanya darko, membuat raja hanya mengangguk membenarkan ucapan salah satu sahabatnya.
"Lalu kenapa nilai lu lebih baik dari gue yang belajar mati-matian" darko menatap raja tidak senang.
"Kenapa gue selalu di bawah lu" teriak darko membuat anak-anak yang lain menatap fokus kepada darko dan raja.
"Ar" beo iqbal menyenggol lengan darko.
Sedangkan raja hanya diam dengan mebales tatapan tajam dari darko.
"Karena fokus lu masih kurang ar" raja menatap darko yang sedang meremas keratas nila ujian milik raja.
"Apa yang kurang dari gue, dan lu kenapa lu selalu bisa selangkah lebih maju dari gue"
Zaki masuk keruangan kelas membawa beberapa cemilan untuk sahabatnya, matanya menatap bingung suasana kelasnya.
"Kenapa" tanya zaki menyerahkan dua air mineral kepada iqbal.
"Biasa" ucapan iqbal membuat zaki paham.
"Darko lu ga capek selalu membandingkan nilai lu sama gue" tanya raja menatap prihatin kepada sahabat dari masa kanak-kanak itu.
"Capek, gue capek kenapa selalu aja gue yang di bawah lu, gue mati-matian belajar sedangkan lu ga pernah openan sama nilai tapi selalu lu yang di atas gue" teriak darko dengan pedes, helaan nafas singkat keluar dari raja, ia bener-bener capek dengan tingkah darko yang seperti ini.
"Lu ga pernah tau sekeras apa mereka memikirkan nilai mereka, sama seperti gue yang ga pernah tau sekaras apa lu berjuang demi nilai lu, ar lu selalu di atas gue karena kerja keras lu yang tidak pernah menyerah" ucap raja, satu bogeman meleset tepat mengenai sudut bibir raja.
iqbal yang saat itu meminum air membuka mulutnya menatap tindakan darko, zaki melotot menjatuhkan keripik kentangnya, bola matanya hampir saja keluar karena ulah salah satu sahabatnya, beberapa para siswi berteriak histeris.
"Gue tau lu selalu menatap gue rendah, jangan pernah lu kasihani gue lagi, gue mati-matian berusaha berada di atas lu, demi di akui oleh seseorang, kenapa lu selalu serakah, bukannya lu uda punya semuanya" ucap darko.
"Semuanya" beo raja mengusap sudut bibirnya yang luka.
Mata raja menatap dengan sinis, ia terkekeh geli, sebenarnya apa mau darko sampai-sampai sih bjingan itu selalu terobsesi untuk berada di atasnya.
"Gue penasaran apa yang membuat lu selalu ingin berada di atas gue" tanya raja.
"Lu ga pernah tau bagaimana tersiksanya gue, dengan tumpukan-tumpukan buku itu, gue cuman mau di akuin oleh perempuan itu" ucap darko membuat raja menatap lekat kepada manik mata darko.
"Perempuan itu" raja semakin di buat bingung, ia tau bahwa keluarga angkat darko selalu terobsesi dengan sempurna, namun mereka yang manjadi orangnya omma tidak mungkin menyuruh darko untuk bersaing dengannya, cucu sekaligus penerus perusahan dari tempat mereka mengabdikan kerja keras mereka, kepada omma yang menjadi atasan mereka.
"Ar, gue emang ga pernah tau bagaimana usaha lu di keluarga itu, tapi lu juga ga pernah tau bagaimana hidup gue" ucap raja.
"Setidaknya lu memiliki perhatian dari keluarga lu" ucap darko membuat raja semakin di landa bingung.
"Mereka pak yang bertengkar lagi" ucap salah satu perempuan yang datang membawa guru bk.
"Darko, raja, kenapa kalian selalu berbuat ulah" ucap guru bk dengan berkacang pinggang.
"Pak sumpah pak ini salah paham" ucap iqbal menghadang langkah guru bk.
"Minggir kalian kalo ga mau bapak masukan ruangan bk" ucap guru itu.
"Ga mauuuu" teriak iqbal dan zaki kompak.
"Minggir"
"Nggaaaa"
Guru bk itu tetap berjalan mendekati raja dan darko namun iqbal dan zaki juga tidak mau kalah, mereka berdua mengambil tindakan cepat, menahan kedua kaki guru berjenis laki-laki itu.
"Zaki, iqbal" teriak bapak itu menatap kedua kakinya yang di tahan oleh zaki dan iqbal.
"Cepat kabur" ucap iqbal membuat raja mengambil tas ranselnya berjalan keluar kelas.
"Kalian bagaimana" tanya darko.
"Nanti kami nyusul uda sana cepatan" bisik zaki.
Darko berjalan beriringan di sebelah raja.
"Kalian berdua berhenti" ucap guru bk.
"Cabutt" teriak raja berlari keluar kelas bersama darko.
"Tadi berantem sekarang jadi rekan bolos" ucap teman sekalelas mereka.
"Lepas ga"
"Ngga mau lepas" bales iqbal.
"Kalian berempat ini bener-bener membuat tensi bapak naik" ucapan guru bk membuat zaki dan iqbal saling melempar kode.
"Bagus dong pak" iqbal dan zaki berjongkok mundur ke belakang, mata kedua remaja itu saling berhitung untuk melancarkan aksi.
"Biar bapak cepat masuk surga" ucap iqbal.
"Kaburr" teriak mereka.
"Ets mau kemana" kedua tangan pria paru bayah menahan kerah baju kedua siswa bandelnya.
"Mati kita" bisik zaki.
"Anuh pak, bapak curang ah" ucap iqbal dengan senyum terpaksa.
"Ikut keruangan saya" tarik guru itu kepada dua remaja yang ia tahan.
"Ya tuhan pak"
"Bapak ga asik" mereka berjalan pasrah, niat hati menolong kedua sahabatnya eh malah mereka yang jadi tumbalnya, ibarat kalimat, ibarat ingin mendapatkan berlian eh mala batu kerikil yang mereka dapatkan.