Kisah ini bercerita tantang dua orang gadis yang memiliki kehidupan jauh berbeda sekali satu sama lainnya.
Valeria dan Gisela yang merupakan anggota academy musik di Soleram Internasional dan sama-sama menimba ilmu sebagai seorang murid disana untuk menjadi penyanyi terkenal.
Sayangnya nasib mujur bukan berpihak pada Gisela namun pada Valeria karena karya lagunya menjadi viral dan hits hingga mancanegara dan mengantarkannya sebagai penyanyi populer.
Penasaran mengikuti kelanjutan serial dua gadis yang berseteru itu !
Mari ikuti setiap serialnya, ya... 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 GISELA BERBELANJA
Gisela terdiam memandangi kedai mie pangsit di depannya.
Menoleh sekilas ke arah Amur yang terbang melayang disampingnya.
"Aku mau mie pangsit ini", ucapnya sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah kedai.
Amur langsung menjawab ucapan Gisela.
"Tidak, kau dilarang memakan makanan berlemak akan membuat tubuhmu lebih membengkak dari yang ini", kata Amur.
"Bukankah tetap sama saja kalau aku memakan mie pangsit itu, toh, tidak ada gunanya bagiku tampil menarik lagi", kata Gisela.
"Tidak bisa, kau harus menjaga pola makanmu lebih baik lagi dan teratur karena kau harus menjalani program dietmu, Gisela", kata Amur.
"Apa ? Diet ?" tanya Gisela terkejut kaget hingga terperangah.
"Ya, menjalani hidup baru menjadi Gisela tujuan utamamu adalah mengubah Gisela yang lama menjadi Gisela baru", sahut Amur.
"Astaga !!!" seru Gisela semakin terperangah kaget seraya memegangi kedua pipinya yang memerah.
"Yah, seperti itulah tugasmu selanjutnya sebagai Gisela yang baru", kata Amur.
"Demi Tuhan..., ini terlalu berlebihan bagiku, bagaimana aku harus menjalani program diet itu sedangkan aku tidak tahu tahapannya", kata Gisela sembari mengerjapkan kedua matanya.
"Ya, akan ada petunjuknya, aku akan membimbingmu menjalani program diet itu", kata Amur.
"Bagaimana caranya ?" tanya Gisela.
"Sekarang kita harus pulang ke rumah karena kita akan membicarakan program diet ini di rumah", sahut Amur.
"Tapi... Aku ingin makan mie pangsit ini, Amur...", bujuk Gisela.
Tatapan Gisela terlihat mengiba ketika dia memandang ke arah Amur sambil mengusap-usapkan kedua telapak tangannya.
"Sekali ini saja...", mohon Gisela memelas.
Amur menggelengkan kepalanya pelan, dia berusaha bertindak tegas pada ucapannya tanpa terpengaruh kata-kata Gisela yang membujuknya.
"Tetap tidak, Gisela...", kata Amur.
"Ayolah..., tolong, sekali ini saja, ya...", kata Gisela.
"Maafkan aku, tapi, aku tidak bisa meluluskan permintaanmu itu karena sudah tugasku bahwa aku harus membimbingmu menjalani hidup sebagai Gisela yang baru", tegas Amur.
"Ya, Tuhan..., ketat sekali aturannya", keluh Gisela sambil merunduk.
"Jangan berkeluh kesah, tetap semangat, pantang menyerah, jika kau ingin kehidupanmu yang dulu kembali lagi padamu maka kau harus bisa mengubah takdir Gisela yang baru", kata Amur.
"Ini berat sekali...", kata Gisela sambil merajuk.
"Jangan mengeluh, Gisela !" kata Amur.
"Tapi... Semua ini tidaklah mudah bagiku", kata Gisela yang terlihat berjalan gontai.
"Ayolah, Gisela, terus bersemangatlah !" kata Amur.
"Ini susah sekali, dan aku tidak sanggup menjalaninya", kata Gisela.
"Jangan bersikap menyerah teruslah bersemangat sampai kau bisa mengubah takdir Gisela lama menjadi Gisela yang baru meskipun dengan tubuh baru ini kau tetap bisa mengubah masa depanmu menjadi berbeda dari Gisela sebelumnya", kata Amur.
"Dan sanggupkah aku melakukannya...", kata Gisela sembari menundukkan kepalanya.
"Tentu saja, kau bisa melakukannya, aku tahu kau mampu dan kuat, Gisela'', kata Amur.
"Semoga saja aku bisa melewati semua ini dengan baik", kata Gisela.
"Tentu, kau pasti bisa, Gisela", kata Amur.
"Tapi, aku masih pesimis bisa menyelesaikan seluruh tugas yang akan kau berikan nanti, dan itulah masalahnya", kata Gisela.
"Yakinlah kau pasti bisa, Gisela !" kata Amur.
"Hmmm...", hela nafas Gisela sembari mendongakkan kepalanya lalu menunduk lagi.
"Tetaplah yakin pada kemampuanmu, jangan patah semangat karena hari-harimu masih panjang, Gisela", kata Amur.
Gisela memalingkan pandangannya ke arah Amur yang terbang disampingnya.
Sekilas dia tersenyum kepada Amur dengan sorot mata teduhnya.
"Semoga aku bisa menjalani semua ini", kata Gisela.
"Pasti, Gisela", sahut Amur.
"Kalau begitu tolong bantu aku, dan kumohon bimbinganmu, Amur", kata Gisela.
"Tentu saja, aku pasti akan membimbingmu sesuai arahan petunjuk yang benar", kata Amur.
"Baiklah, tetap semangat, semangat... !!!" kata Gisela sambil mengepalkan tangannya ke atas.
Tampak perubahan ekspresi wajah dari Gisela sangat berbeda, dia tidak lagi berwajah murung seperti tadi melainkan berubah senang dan penuh semangat.
"Semangat... !!!" teriak Gisela lalu melompat.
Amur hanya tersenyum melihat tingkah laku Gisela yang berubah ceria lagi.
Ada perasaan lega dalam hatinya ketika memandang ke arah Gisela karena dia mau mengikuti bimbingan darinya untuk berubah lebih baik lagi.
"Ayo, semangat, semangat !!!" teriak Gisela yang berlarian.
"Ayo, semangat !!!" teriak Amur memberi dukungannya.
Mereka bergerak melanjutkan perjalanan menuju ke tempat perbelanjaan untuk membeli kebutuhan sehari-hari di rumah.
Gisela bergerak lincah kesana kemari penuh semangat sedangkan Amur terbang di sisi sampingnya.
"Kita pergi berbelanja dulu lalu kita membicarakan program-progam yang akan kita kerjakan nanti sesampainya di rumah", kata Gisela.
Gisela menjentikkan jari jemarinya ke arah Amur sembari membalikkan badannya.
"Ya, kita akan berbelanja banyak hari ini, tapi, kau juga masih harus membatasi keinginanmu untuk membeli barang-barang yang tidak perlu", ucapnya.
"Seperti apa contohnya, barang-barang yang tidak perlu aku beli ?" tanya Gisela.
"Seperti makanan penuh lemak serta berkarbohidrat tinggi, hal itu tidak boleh kamu sentuh atau kamu konsumsi karena mulai dari sekarang kau harus menjalani treatment perawatan tubuh, Gisela", sahut Amur.
"Berarti aku tidak boleh makan nasi", sambung Gisela.
"Ya, tidak langsung dilarang tidak boleh makan karbohidrat, hanya sedikit dibatasi saja", sahut Amur menjelaskan.
"Berat sekali, bagaimana aku akan mengurangi makanan karbohidrat, aku kan harus penuh energi tinggi selama berperan sebagai Gisela", kata Gisela.
"Kau tidak lagi berperan sebagai Gisela melainkan kau adalah Gisela, Gisela yang berubah nasibnya dan harus bisa mengubah takdirmu menjadi lebih bermakna lagi daripada kehidupan Gisela yang dulu", kata Amur.
"Ya, ya, ya, aku tahu itu...", sahut Gisela sembari mengangguk mengerti.
Keduanya melangkah masuk ke dalam sebuah toko yang menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari.
Gisela terlihat senang karena hari ini merupakan hari pertamanya pergi berbelanja dengan uang tunai.
"Ini sesuatu yang baru sekali buatku, bayangkan aku bisa membeli semua keperluanku dengan memakai uang tunai mulai sekarang", ucapnya penuh semangat.
"Dan kau senang sekali karena bisa memiliki hidup baru yang berbeda, bukan ?" sambung Amur.
"Ya, tentu saja, ini..., ini..., ini luar biasa bagiku...", sahut Gisela penuh semangat.
"Syukurlah, kau sangat senang, semoga kau bisa menjalani hari-harimu dengan lebih semangat lagi, Gisela'', kata Amur.
"Yup !" sahut Gisela seraya mengangguk cepat lalu berjalan ke arah rak toko yang menyediakan berbagai barang kebutuhan sehari-hari.
Mulai dari perlengkapan mandi, perlengkapan makan, perlengkapan rumah tangga sampai kebutuhan paling kecil dan terperinci juga ada di toko ini.
Semuanya lengkap dan tersedia bahkan Gisela bisa memilih barang-barang yang dia perlukan disini.
Gisela memasukkan semua barang-barang yang dibelinya ke dalam keranjang belanjaan kemudian dia pindah ke rak lainnya, seperti rak yang menyediakan bahan-bahan pokok makanan karena dia ingin membelinya.
"Ada makanan food frezzer, bolehkah aku membelinya karena aku membutuhkannya untuk berhemat jika persediaan uang telah habis nantinya'', kata Gisela.
"Untuk makanan food freezer dilarang keras selama program penyeimbangan pembentukan tubuh, sebaiknya kamu membeli buah segar yang bisa disimpan dilemari pendingin", kata Amur.
"Sayang sekali padahal aku ingin memakannya, kukira menjadi Gisela aku bisa makan apa saja, tapi tetap saja aku dibatasi", kata Gisela.
"Sewajarnya saja sesuai bimbingan maka kau wajib menjalaninya semua arahan yang akan aku berikan padamu", kata Amur.
"Haruskah aku memasak sendiri mulai dari sekarang ???" tanya Gisela.
"Ya, sebaiknya kau membeli sayur-sayuran segar saja serta makanan ringan, contohnya keripik kentang itu masih dijinkan jika kau bosan, hanya sebagai selingan saja", tegas Amur.
"Benarkah itu ???" sahut Gisela bersemangat.
"Ya, Gisela...", kata Amur.
"Baiklah..., aku akan membeli semua keripik kentang sebagai camilan ringan buatku nanti jika aku bosan", sahut Gisela.
"Ya, silahkan", kata Amur.
"Kalau begitu aku akan membeli beberapa bungkus keripik kentang untukku", kata Gisela.
Gisela sangat penuh semangat ketika dia mengambil seluruh bungkusan berisi keripik kentang dari rak toko lalu memasukkannya semuanya ke dalam keranjang belanjaan miliknya kemudian beralih ke rak toko lainnya.
Hari ini, Gisela berniat berbelanja sesuai jumlah uang yang dia miliki sampai semua kebutuhannya benar-benar terpenuhi.