NovelToon NovelToon
Romansa Dan Kriminal ( Romance And Crime )

Romansa Dan Kriminal ( Romance And Crime )

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Mafia / Time Travel / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:17k
Nilai: 5
Nama Author: iqbal nasution

kisah menceritakan kriminal dan persaingan cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqbal nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode XVI : Memori masa Lalu

Wanita cantik itu berlari menaiki podium. Dengan ramahnya, dia memeluk kedua orang yang pernah menjadi lawannya, yaitu Ester, dan seorang wanita peraih medali perunggu, yang dikalahkan oleh Stefani di babak semifinal kemarin.

Sorak penonton terdengar gegap gempita, pada saat Bapak Menteri olahraga, mengalungkan medali emas di leher sang peraih medali emas untuk pertama kalinya, yaitu Stefani Larson.

Stefani menghampiri Maminya dan sahabatnya Ayu. Dia memeluk keduanya, dan mereka kembali meninggalkan arena gedung olah raga setelah melakukan wawancara dengan beberapa wartawan yang berada disana.

"Sebentar Ya, Fanni, aku telpon dulu ibuku," Kata Ayu.

Setelah menelpon ibunya, ayu berkata.

"Sudah, Tante. Ibu akan suruh Rangga menjemput Ayu nanti," Kata Ayu.

"Kenapa bukan kakakmu yang jemput, Ayu?" Tanya nyonya Angel, ketika mereka sedang berada dalam mobil menuju sebuah caffe mewah yang ada di kota itu.

"Bang Johan belum pulang tante. Mungkin tengah malam baru kembali," Jawab Ayu.

Stefani tersentak mendengar nama yang disebutkan oleh sahabatnya tadi.

"Kakakmu Johan ada disini, Yu?" Tanyanya penasaran.

"Dia akan menetap disini, Stefani. Dia sampai sejak kemarin, dan bertugas kembali di kota ini," Jawab Ayu dengan sangat gembira.

Stefani termenung. Pikirannnya melayang, akan peristiwa lima tahun yang lalu. Peristiwa yang tidak pernah dapat dia lupakan sampai sekarang. Kejadian itu membayang dalam memorinya.

pria itu berlari dengan dua luka tembakan yang menembus pundaknya. Dia mengejar seorang pria bertopeng, yang membawa wanita muda remaja. Wanita itu masih berusia 15 tahun.

Mereka berhadapan disebuah tebing curam yang sangat dalam. Pria berbaju hitam dan bertopeng mengarahkan pistolnya ke kepala wanita itu.

"Buang senjatamu, bajingan!! Atau peluruku menembus kepala wanita ini!" Bentak pria bertopeng, sambil menempelkan pistolnya ke kepala Stefani yang masih berusia 15 tahun.

"Lepaskan dia, kawan! Aku akan meletakkan senjataku," Kata pria itu. Walaupun dari pundaknya mengucur darah segar, tapi pria itu begitu tenang, seolah olah rasa sakit akibat tembakan di pundaknya, tidak terasa baginya.

Pria muda itu menatap Stefani dengan tajam. Seolah olah matanya berbicara sesuatu dengan wanita remaja itu. Stefani yang masih remaja, dapat merasakan makna yang tertera dari mata polisi muda tersebut.

Pada saat pistol ditangan lelaki yang bukan lain adalah Briptu Johan dilempar ke arah mereka. Pria bertopeng segera menembakkan peluru pistolnya ke arah Johan. Stefani dengan cepat menggigit tangan pria itu. Tapi pistol telah ditembakkan, dan menembus bagian pundak sebelah kiri Johan. Dengan sisa tenaganya, Johan menerjang kearah pria itu. Pria bertopeng itu terhuyung kebelakang. Kedua pistol mereka jatuh kedalam jurang. Stefani berhasil melepaskan diri dari dekapan pria bertopeng itu. Tapi Stefani terpeleset, dan meluncur menuju ke dalam jurang.

Sebuah tangan menggapai lengannya. Stefani memandang ke atas. Johan menatap stefani yang akan terjatuh kedalam jurang, jika wanita itu terlepas dari pegangannya.

Pria bertopeng melihat situasi yang tidak menguntungkan bagi Johan dan Stefani. Dia mengambil sebuah kayu yang ada disitu, dan mendekati Johan dan Stefani yang sedang berjuang melawan maut. Sebuah kalimat terucap dari bibir johan,

"Hey gadis!

"Kau harus kuat!

"Hanya dirimu yang bisa menyelamatkanmu!

"Lawan dirimu!

"Kuatkan pikiranmu!

"Kamu pasti bisa!!

"Kita pasti bisa!

"Bukk!"

Sebuah pukulan dari pria bertopeng hitam menghantam pundak Johan.

Stefani dengan sisa kekuatannya meraih tanah keras menonjol di dinding jurang dengan tangan kirinya. Dengan sekuat tenaganya, ia menggenjot tubuhnya hingga naik ke atas. Dan dengan cepat, Stefani mengambil tanah berpasir yang ada disitu, kemudian melemparkannya ke mata pria bertopeng hitam, yang bersiap melayangkan kayu ke arah kepala Johan.

Pria itu terhuyung huyung, mengusap matanya. Kayu yang berada ditangannya terlepas. Dengan cepat Stefani meraih kayu itu, dan menghajar pria itu dengan kayu yang ada di tangannya. Setelah berkali kali menerima pukulan dari Stefani. Lelaki bertopeng hitam, akhirnya jatuh kedalam jurang.

Stefani meraih tubuh Johan yang terkapar, disebabkan tiga peluru yang bersarang di tubuhnya, dan sebuah pukulan keras si pria bertopeng yang menghantam punggungnya.

Stefani menarik tubuh Johan dan membawanya dengan sekuat tenaga menuju tanah yang datar. Dia teringat pelajaran di sekolah, bagaimana cara melakukan pertolongan bagi orang yang mengalami kritis. Stefani berkali kali menekan dada johan dengan tangannya, dan berulang-ulang membantu Johan dengan meniupkan napas buatan dari mulutnya ke mulut Johan. Hatinya sangat gelisah, takut terjadi sesuatu kepada sang penolong, yang telah mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkannya. Dia berteriak minta tolong, sambil terus melakukan pertolongan, dengan melakukan nafas buatan berulang ulang.

Tak lama kemudian, bantuan segera datang, dan langsung membawa johan kerumah sakit untuk di operasi. Stefani, ibunya, dan yang lainnya berdebar menanti keputusan hasil operasi sang pria pemberani.

Mereka berteriak kegirangan, setelah mendengar keputusan dari ruang operasi, yang menyatakan operasi dari Briptu Johan Riza Syahputra telah sukses, dan Johan dinyatakan selamat.

"Hey, Fanny! kenapa melamun, kita sudah sampai," Panggilan Ayu menyadarkan Stefani dengan memory lima tahun silam.

Mereka berempat memasuki sebuah caffe yang menyediakan hiburan live music. Malam itu adalah perayaan keberhasilan Stefani menjadi juara peraih medali emas kejuaraan taekwondo senusantara untuk pertama kalinya.

"Selamat ya buat sang juara," Kata Alfredo memberikan ucapan selamat kepada anak tirinya.

"Terima kasih," Jawab Stefani dengan ketus.

"Stefani. Tidak boleh begitu, Nak! hargai Alfred. Dia adalah suami mami dan juga papimu," Kata nyonya Angelia menegur Stefani yang sampai sekarang masih belum menganggap Alfredo sebagai keluarga.

Stefani hanya diam, tidak ada kata kata yang keluar dari mulutnya mendengar omongan dari maminya.

Dia menatap kearah Ayu sahabatnya.

"Ayu. Kapan main main kerumahmu lagi?" Tanya Stefani kepada sahabatnya itu.

"Kapan aja boleh, fanni?" Jawab Ayu.

"Nanti Mami akan undang Ayu sekeluarga di acara ulang tahunmu, Fanni. Dan Detektif Johan harus datang." Kata Angel.

"Tapi ulang tahunku masih lama, Mami? masih dua minggu lagi?" Jawab Stefani.

"Kamu tidak sabaran mau lihat Johan, Fanni?" Kata nyonya Angelia yang mengerti keinginan putrinya tersebut.

"Mami. Ayu kan sahabatku, wajar dong aku ingin ke rumahnya. Lagipula wajar dong aku pengen ngobrol dengan detektif Johan. Aku ingin jadi polisi, Mam, sama seperti detektif Johan," Jawab Stefani.

"Percuma, stefani. Kalau mau ngobrol dengan bang Johan, sepertinya, kita harus mencari waktu yang tepat. Tapi aku janji deh, jika nanti dia punya waktu, kita bisa ngobrol bareng dengannya, kamu bisa tanya pengalamannya. Bagaimana, Fanni, setuju kan?" Kata Ayu.

"Oke deh, Ayu, sahabatku yang manis," Jawab Stefani.

"Tapi gak seru rasanya, kalau kita gak nyanyi, Fanni," kata Ayu mengajak stefani untuk bernyanyi.

"Oke deh, kita duet ya," Ajak Stefani.

"Setuju!" Jawab Ayu.

Kedua wanita cantik itu naik ke atas panggung live music caffe, dan menyanyikan lagu-lagu yang lagi ngetrend di blantika musik sekarang. Semua pengunjung kagum akan lantunan suara yang mereka dendangkan. Dan suara tepukan terdengar dari pengunjung, setelah kedua wanita itu menyelesaikan dua tembang lagu yang menghibur malam itu.

"Bukan hanya rupa yang menawan. Suara kedua wanita itu sangat bagus dan merdu," Puji seorang pria muda yang berada disudut caffe.

"Apakah kau belum kenal, dengan salah satu wanita itu?" Tanya teman pemuda itu.

"Memang siapa dia?" Tanyanya kembali.

"Dia putri wanita konglomerat yang sangat terkenal di kota itu. Ibunya ada disana, duduk di baris depan sama suami gantengnya," Jawab pria itu.

"Maksudmu, Wanita itu adalah nyonya Angelia Sukma Septia ya?" Jawab pria itu.

"Pintar kamu! Dan wanita cantik itu adalah putrinya dengan suami asal Jerman," Jawab temannya lagi.

"Ya udah gak usah kamu pikirin lagi, Kita belum selevel dengan mereka.Tetap aja fokus dengan pacarmu sekarang," Kata temannya lagi.

"Iya deh," Jawabnya.

Setelah selesai bernyanyi. Mereka berempat segera berlalu, dan tak lama kemudian, adik Ayu yang bernama Rangga sampai kesana, untuk menjemput kakaknya pulang.

1
rofie fitri
lanjut
varisha zalfa nst Citra Delviana
next ya
🌞Oma Yeni💝💞
hebat pak inspektur
🌞Oma Yeni💝💞
Oma lebih percaya ini,, fakta bukan mitos /Grin/
Dewi Payang
Secangkir kopi buat karya kak author.
Dewi Payang
Meninggoy ya si Dirga....
Dewi Payang
Pendeskripsian sosok penjahatnya👍🏻
Ubay Buntel
next ya
Zalfa Izbal
good
Zalfa Izbal
di tunggu
Abu Yub
lanjut thor
Abu Yub
Semangat
Abu Yub
mampir
iqbal nasution
oke
Ubay Buntel
berlanjut
Drezzlle
semakin seru ya
💖wida💚
seru nih/Good/
HNP
Aku mampir nih, jangan lupa mampir juga. ❤️💪👍 karyanya bagus loh, hebat.
Ningsih,💐♥️
yah tugasnya berbeda tempat dong, jadi terpisah antara inspektur Johan dan Briptu Linda
NurAzizah504
sampai lupa komen
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!