Cinta Yang Terluka

"Bagaimana Mir, kamu harus segera bertindak kalau tidak ingin hubungan Antonio akan lebih jauh lagi dengan sahabat kamu itu," Roy terus saja melancarkan niat liciknya dengan memanfaatkan Mira.

Mira mulai bingung dan Roy tersenyum puas sambil berucap dalam hatinya " aku tidak akan biarkan Antonio bahagia, aku akan terus berusaha merusak apa yang menjadi miliknya."

"Ayo di makan Laras," Antonio menyuruh Laras untuk memakan makanan dan minuman yang sudah tersaji di meja tempat mereka duduk.

"Iya pak," jawab Laras masih sungkan.

Antonio paham kalau Laras sungkan padanya lalu Antonio mengambil dessert yang ada di mangkuk kecil kemudian dia memberikan dessert itu pada Laras.

"Laras, ini dessert yang paling enak yang sering orang-orang bilang, kamu coba ya," Antonio menjulurkan dessert itu pada Laras.

Laras tersenyum sambil malu-malu dia menerima dessert itu dari tangan Antonio.

Lalu dengan perlahan Laras mulai memakan dessert itu dan Antonio memperhatikan Laras makan dessert itu.

"Bagaimana Laras, enak?" tanya Antonio pada Laras.

"Iya pak, dessert ini enak," Laras tersenyum masih sungkan.

"Laras kamu gak usah sungkan-sungkan sama aku anggap saja aku temanmu ya dan semua makanan dan minuman yang ada di sini untuk kita makan jadi apapun yang kamu mau silahkan di makan dan di minum," ujar Antonio mencoba mencairkan rasa sungkan Laras.

Laras menganggukkan kepalanya dan kembali memasukkan sendok kecil yang berisi dessert itu ke dalam mulutnya.

"Oh ya Laras kamu mau minum apa?" Antonio sangat senang melihat Laras menghabiskan dessert yang dia berikan padanya tadi.

"Pak, saya akan ambil sendiri nanti, sekarang pak Antonio makan dulu saja jangan melayani saya terus saya jadi gak enak pak," ujar Laras yang melihat Antonio sibuk melayani dirinya dari tadi.

"Oh iya, saya akan makan kamu juga ya makan lagi apa saja yang kamu mau."

Kemudian Antonio mengambil piring putih besar yang di telungkupkan tepat di depannya itu.

Lalu Antonio mengambil satu centong nasi putih dan meletakkannya di piring yang ada di tangannya itu.

Mata Antonio menyapu ke seluruh makanan yang terhidang di meja makan itu, lalu pandangannya jatuh pada mangkuk sedang yang berisi rendang daging kesukaan dia.

Tapi letak rendang itu ada di ujung sana dan jauh dari tempatnya duduk, Antonio berdiri dari tempatnya duduk dan mencoba mengambil rendang itu tapi karena agak jauh mangkuk rendang itu tidak tergapai oleh tangannya.

Laras yang melihat akan hal itu segera bicara pada Antonio "mana piringnya pak, biarkan saya yang akan mengambil rendangnya," ujar Laras sambil mengambil dengan pelan piring yang ada di tangan Antonio itu.

Lalu Laras berdiri dari tempatnya duduk dan tangannya menyendok rendang daging yang ada di ujung meja.

"Segini cukup pak," tanya Laras sambil menunjukkan sesendok rendang yang dia letakkan di piring Antonio itu.

"Iya cukup," Antonio sedikit terkejut dengan sikap Laras yang mau melayani dirinya dan sudah tidak sungkan.

"Ini pak," Laras memberikan piring yang sudah di isi rendang itu pada Antonio.

"Terimakasih Laras," ucap Antonio pada Laras sambil menerima piring yang di berikan Laras padanya.

Laras tersenyum, lalu dia duduk kembali ke kursinya dan menyeruput minuman coklat hangat yang di ambilnya tadi.

Sementara itu Antonio mulai menyantap makanannya dengan rapi sesuai table manner.

Sementara di meja seberang sana terlihat Mira yang sedari tadi memperhatikan Antonio dan Laras menjadi cemburu dan bergumam sendiri dalam hati " pak Antonio perhatian banget sama Laras dan Laras juga sama sangat perhatian sekali pada pak Antonio," Mira mendengus kesal sambil masih melihat ke arah Laras dan Antonio.

Roy yang mengetahui akan hal itu dengan segera berkata pada Mira.

"Mir...Mir.....daripada kamu sakit hati terus menahan rasa cemburu lebih baik mulai dari sekarang kamu harus pikirkan bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan hati Antonio dong......," Roy mulai mengompori Mira lagi.

Mira terdiam sejenak dia mencerna kata-kata Roy tadi " hmmm....ada benarnya juga ya kata pak Roy, aku harus bisa menarik hati pak Antonio supaya dia bisa jatuh cinta padaku," Mira mulai termakan lagi omongan dari Roy.

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam ini dan para tamu undangan di persilahkan untuk berdansa dengan pasangan masing-masing.

Terlihat seorang master of ceremony berjalan ke depan dan dengan suaranya yang lantang dia berkata "Di persilahkan kepada seluruh undangan yang hadir untuk berdansa bersama pasangan masing-masing," ujar master of ceremony tesebut.

Laras mendelik mendengar pengumuman yang baru saja di sampaikan oleh master of ceremony tesebut.

"Maaf pak, saya tidak bisa berdansa," kata Laras pada Antonio.

"Ya, tidak apa-apa Laras, kita duduk saja di sini, toh tidak akan ada yang marahi kita kalo kita tidak ikut gabung berdansa," Antonio tersenyum dan Laras pun ikut tersenyum.

"Ternyata pak Antonio bisa juga bergurau," batin Laras setelah mendengar ucapan Antonio tadi.

Para tamu undangan jamuan makan malam itu pun turun ke lantai dansa.

Terlihat Erga teman Antonio berjalan bersama tunangannya menuju ke lantai dansa dan Erga melihat Antonio yang masih duduk saja di kursi.

"Ton, ngapain kamu di sana ayo turun!" teriak Erga pada Antonio.

Antonio tersenyum pada Erga dan Erga pun melanjutkan turun ke lantai dansa.

Para tamu undangan semua sedang asyik berdansa dan di meja seberang tempat Roy dan Mira duduk, terlihat Roy dan Mira tidak turun ke lantai dansa , ternyata mereka juga tidak turun ke lantai dansa.

Mira melihat ke arah meja Antonio dan Laras dia melihat Laras dan Antonio tidak turun juga untuk berdansa.

"Kenapa mereka tidak berdansa? Apa Laras tidak bisa berdansa? Atau Laras tidak mau berdansa?" banyak pertanyaan yang muncul di kepala Mira.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam ini dan acara jamuan makan malam ini pun berakhir.

Antonio dan Laras masuk ke dalam mobil Antonio dan tak lama mobil itupun bergerak menuju ke rumah Laras.

Ketika dalam perjalanan mengantarkan Laras pulang tiba-tiba Antonio mengungkapan perasaan nya pada Laras.

"Mmm ... Laras," panggil Antonia sedikit ragu.

"Iya pak," Laras menoleh pada Antonio.

"Jujur sejak pertama kali aku ketemu sama kamu, aku sangat mengagumi kamu dan jatuh cinta pada kamu, maukah kamu menjadi pacar aku Laras?"

Laras terkejut bukan kepalang dia mendengar langsung pernyataan cinta dari Antonio, bibir Laras terasa kelu dia tidak mampu berkata apapun.

"Bagaimana Laras, apa kamu mau menerima cintaku?" tanya Antonio sambil menatap Laras dengan cemas.

Laras bingung dan tak tahu harus berkata apa lalu dia bilang " maaf pak Antonio beri saya waktu untuk menjawabnya," ucap Laras.

Antonio menarik nafas panjang dan berkata pada Laras" baiklah Laras aku tunggu jawaban dari kamu," ucap Antonio sendu.