Kedua keluarga nya sudah bertemu dan sudah memastikan tanggal pernikahan.Namun siapa sangka,dan tak ada yang bisa menduga.Mempelai wanita beserta keluarga nya meninggalkan resepsi pernikahan yang hanya menunggu beberapa jam lagi dilaksanakan.
Dua hari sebelum nya,calon pengantin mendatangi apartemen pemberian orang tua,namun pihak ketiga dari mereka lebih kuat.Mereka melakukan hal yang se harusnya tidak terjadi.
Yesha kamania jatuh ke dalam hasrat calon suami nya Lucky Yudhasoka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16
Infus sudah menggantung diatas ranjang Yesha, beberapa puluh menit lalu dengan cekatan William membawa Yesha ke kamar karena pingsan,lelaki itu juga menelpon teman nya yang seorang medis,lalu karena kuasa nya Yesha bisa di infus di rumah.
Hanya dehidrasi tidak lebih,cairan yang menuju otak nya berkurang dan membuat fisik nya lemah.Yesha pun tak sadar kan diri dan terjatuh,beruntung tak jauh dari nya ada William.
"Setelah ini kau bisa mengganti nya dengan yang biasa.Dia hanya butuh cairan dan vitamin,mungkin itu saja. Aku akan kembali lagi ke rumah sakit". Ucap Meyden teman William,lelaki itu pun mengangguk.
Ucapan terimakasih pun terucap dan William akan mengantar nya keluar.
"Tunggu..." sahut Yudha. William pun berhenti pas di pintu kamar.
"Mungkin anda juga bisa sekalian pamit,kebetulan acara kami sudah selesai. Terimakasih atas partisipasi dan bantuan nya!". Ucap Yudha langsung,Mayden terkejut begitu pula William.
Secara tidak langsung Yudha mengusir William,tanpa ragu Yudha pun menundukkan kepala sebagai tanpa permisi lalu menutup pintu kamar Yesha.
Sementara William dan Mayden masih dengan keterkejutan nya di ambang pintu,mereka berdua saling menatap.
.
.
.
Sudah sadar sejak tadi dan beberapa kali mencari Nindya yang selalu berada di sebelah nya,namun Yesha masih ingin tidur karena lelah.
Jam di dinding menunjukan pukul dua pagi,ia pun terbangun dan mendapati bayi nya sedang bersama Yudha seolah bercerita.
"Sudah bangun Yesha...". Ucap Yudha dan Yesha hanya berdehem.
"Pulang lah,aku sudah membaik. Biarkan Nindya bersama ku,aku bisa menjaga nya malam ini". Ucap Yesha seketika.
"Aku akan tinggal disini selamanya" jawab Yudha,mata Yesha langsung terbelalak menatap lelaki yang duduk tak jauh dari nya.
"Ckk.. Perjanjian kita tidak seperti itu,kau selalu saja menyalahi perjanjian." tandas Yesha,ia memalingkan wajah dan berganti posisi.
"Perjanjian yang mana,itu yang membuat kamu sendiri. Tak satu pun yang disetujui oleh pihak ku, bukan kah yang setuju kedua orang tua mu?".
Yesha menoleh lagi,berbalik posisi seperti awal.
"Kenapa menyalahkan orang tua ku,bukan kah kau yang ngotot padahal aku tidak mau?".
Yudha tak menjawab,ia hanya melirik Yesha lagi,dan wanita itu berganti posisi.
"Jangan tidur seperti itu,memunggungi bayi itu tidak di anjurkan.Bagaimana jika dia hilang di bawa hantu?".
Lelucon apa yang sedang Yudha ucapkan,mana ada hantu di negara secanggih ini.Yesha memutar bola mata nya jengah.
"Keluarlah Yudh sebelum aku marah!".
"Tidak!"
Ucapan Yudha bukan isapan jempol,ia tak keluar dan tak menghiraukan Yesha yang urung menatap dan bicara dengan nya.Lelaki itu tidur di bagian kiri ranjang sementara Nindya menjadi pembatas di antara mereka.
Yesha keluar dari kamar mandi menggunakan piyama dan infus sudah terlepas,pukul empat pagi dan sebentar lagi matahari pasti akan nampak.Ia menaiki ranjang nya lagi dan membenarkan posisi bayi nya.Meraih selimut dan akan tidur kembali,namun hati kecil nya terbesit kala mata nya melirik jika Yudha tak berselimut.Dengan pelan dan penuh kehati-hatian Yesha menarik hingga ke perut Yudha .
.
.
.
Keesokan hari.
Seperti biasa Yesha bangun telat dan siang,anak nya bahkan sudah di mandikan dan terlihat sangat cantik.Di sana sudah ada Ibu Leta menemani nya.
Meregangkan tangan,ia pun mencari Yudha.Leta yang tahu hanya tersenyum.
"Yudha sudah berangkat tadi jam enam,ia mungkin tidak akan pulang selama satu Minggu,...".
"Hah?!" ucap Yesha,wanita itu terkejut.Lebih terkejut lagi Leta yang kalimat nya terpotong.
"Kunjungan kerja,ia pergi bersama Boy dan juga Marsha.Mereka satu team". Jelas Leta.
Yesha hanya diam setelah mendengar penjelasan Ibu mertua nya.Ia beranjak dari ranjang melangkah ke kamar mandi.
...
Melewati sarapan dan waktu nya makan siang,Yesha lebih terkejut lagi saat ia turun dan tak mendapati seorang pun di lantai bawah.
Stroller bayi ia letakan tak jauh dari nya,Ibu mertua dan juga Nindya juga ada di sana.
"Bu,terlihat sepi sekali.Oma dan Neni dimana?".
"Ya ampun Ibu lupa Sha.. Oma menjalani terapi dan Neni menemani nya,mungkin sebulan atau dua bulan.Kebetulan dari sini perjalanan ke sana memakan waktu tiga jam kata Neni,jadi mereka memutuskan untuk menempati home stay karena fisik Oma sudah tak seperti dulu". Jelas Leta,wanita yang kini sudah mulai menua itu bicara panjang lebar.
Lalu Yesha tak jadi duduk di meja makan,ia mendekati sofa duduk di dekat Leta dan Nindya.
"Kenapa hari ini banyak sekali yang pergi dan aku tidak tahu,ini mimpi bukan sih?".
Tiba-tiba Yesha mengaduh karena Ibu mertua nya mencubit di pangkal paha.
"Kalau sakit berarti bukan mimpi Nak!".
Yesha pun tersenyum,ia mengusap di sana yang mungkin sakit nya tersisa sedikit.
.
.
.
Di tempat lain.
"Kenapa saya merasa ada yang aneh dengan hubungan kalian?".
Uhuk..uhukk...
Boy tersedak mendengar ucapan Marsha.Tak ada angin tak ada hujan Marsha tiba-tiba mengucapkan pertanyaan frontal kepada Yudha.
Yudha dengan santai nya mengambil beberapa sayur dan mulai memakan nya,ia masih santai tak menjawab.
"Mata ku masih normal dan istri mu berdua sepanjang acara bersama lelaki yang membawa nya ke kamar. Apa kaliaaan...?"
"Bahkan istri mu tersenyum saat bersama nya,kalian benar menikah atau hanya menikah atas dasar perjanjian pernikahan?"
Sederet pertanyaan keluar dari bibir Marsha,Boy bahkan kebingungan karena Yudha tak juga menjawab.Padahal Yudha sendiri pun santai tak mengambil pusing akan hal itu.
"Yudh, Yudha!" seru Boy,Yudha hanya mengangkat kedua alisnya.
"Kau tak mendengar Marsha bicara?" tanya Boy,dan Yudha melirik Marsha.
Sebenarnya masalah seperti ini bukan urusan siapapun,namun karena Marsha mempunyai hati dengan Yudha,ia pun bicara dan bertanya sesuai dengan rasa ingin tahu nya.
"Kita,suami istri. Sampai kapan pun dan tidak ada perjanjian apapun diantara kita,lelaki yang kau lihat bersama istri ku,dia sahabat nya.Mereka satu kampus dan ia yang sering menolong istriku dimana pun. Kau tahu kan,aku bekerja dan bukan sedang main-main. Posisi lelaki itu di sebelah Yesha anugerah untuk ku,meringankan waktu ku. Contohnya sekarang,aku bekerja disini,jarak tempuh kita jauh dan di sana istri ku pasti membutuhkan seseorang untuk dimintai tolong!".
Panjang lebar penjelasan Yudha di depan Marsha dan Boy hanya mendengar sesekali bersiap jika teman nya itu salah bicara.
"Kau tidak cemburu? Tubuh istri mu bahkan diangkat dan digendong,dia menyentuh nya?" bisik Marsha tepat disebelah Yudha,lelaki itu langsung terdiam dan suapan sendok terakhirnya melayang pas didepan bibir.
.
.
.
To be continue