Seorang wanita modern, cerdas dan mandiri, mendapati dirinya terbangun di tubuh seorang wanita dari masa lalu,seorang janda muda di Tiongkok kuno. Tanpa tahu bagaimana dan mengapa, ia harus menjalani kehidupan baru di dunia yang asing dan penuh aturan kejam, di mana seorang janda tak hanya kehilangan suami, tapi juga martabat, kebebasan, bahkan hak untuk bermimpi.
Di tengah kesendirian dan perlakuan kejam dari keluarga mendiang suami, ia tak tinggal diam. Dengan akal modern dan keberanian yang tak lazim di zaman itu, ia perlahan menentang tradisi yang mengekangnya. Tapi semakin ia menggali masa lalu wanita yang kini ia hidupi, semakin banyak rahasia gelap dan intrik yang terungkap,termasuk kebenaran tentang kematian suaminya, yang ternyata tidak sesederhana yang semua orang katakan.
Apakah ia bisa mengubah takdir yang telah digariskan untuk tubuh ini? Ataukah sejarah akan terulang kembali dengan cara yang jauh lebih berbahaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27.Beberapa hari.
Beberapa hari setelah insiden dupa, keadaan Tuan Besar Zhao perlahan membaik. Warna wajahnya mulai kembali cerah, dan nadinya menunjukkan kekuatan yang tak ia miliki seminggu terakhir. Namun di balik kesembuhan sang kepala keluarga, suasana di kediaman Zhao justru makin terasa tegang.
Banyak mata yang mengawasi gerak-gerik Zi ning dan Yue, tapi mereka tidak berani macam-macam karena Shen li selalu melindungi Zi ning dan Yue.
Mereka belum tahu penyamaran Zi ning, semua pelayan bersikap tidak biasa dengan Zi ning mereka memang menghormatinya tapi di belakangnya mereka menghina Zi ning.
Zi ning yang menyamar sebagai Li Mei, petugas forensik biasa, mulai merasakan tatapan sinis dan lirikan merendahkan dari beberapa anggota keluarga maupun pelayan yang setia pada Nyonya Besar. Ia tahu, dirinya bukan siapa-siapa di rumah ini. Meski kemampuannya menyelamatkan Tuan Zhao tak terbantahkan, statusnya sebagai ‘orang luar’ tetap menjadi cela di mata mereka.
Yue yang merasa kesal karena nonanya di perlakuan kasar, ingin sekali bertengkar dengan pelayan disana. Tapi Zi ning selalu memperingatkan, kalau mereka tinggal di kediaman keluarga Zhao hanya sementara.
Pagi itu, di ruang makan keluarga Zhao. Meja panjang dari kayu jati mengkilap dipenuhi piring-piring porselen berisi bubur abalone, tumisan rebung muda, dan teh wangi melati. Zi ning duduk paling ujung, nyaris tak dilirik. Di sisi lain, Nyonya Besar duduk anggun dengan jubah sutranya yang menjuntai. Tatapannya dingin saat melihat Zi ning menyendok makanannya dalam diam.
"Aku tidak menyangka selain kamu menyentuh mayat, kamu juga bisa mengobati orang sakit. Berkatmu ayahmu sudah membaik, terimakasih Li mei!" Ucap nyonya besar dengan senyum pura-pura.
"Tidak perlu seperti itu nyonya, bagaimanapun juga kesembuhan ayah berkat doa kalian" Jawab Zi ning sambil ikut sandiwara.
"Ibu, jangan banyak bicara dengan gadis kampungan itu!. Bukankah kita harus pergi ke rumah kakak Yan?. "
"Kau benar, keluarga Yan pasti menunggumu. "
Tapi Zi ning tidak memperdulikan pembicaraan mereka, yang seolah membanggakan hubungan mereka dengan keluarga tunangan Mei ling.
Setelah menyelesaikan makan pagi itu, mereka berdua pergi keluar untuk mengunjungi calon besan mereka. Sedangkan Zi ning dan Yue kembali ke kamar tuan Zhao untuk merawatnya sesuai perintah Shen li sebelum pergi ke istana.
Shen li adalah guru muda yang mengajar pangeran muda yaitu keponakan kaisar Xiao yang masih remaja, karena Shen li yang menjadi pejabat di usia muda membuat keluarga Zhao salah satu pejabat terpandang di ibukota Lan gya.
___
Di tempat lain,di gerbang timur istana.
Mentari pagi menyinari ubin batu putih di pelataran gerbang timur istana, memantulkan cahaya lembut yang menari di antara jubah para pejabat yang lalu-lalang. Angin musim panas berembus perlahan, membawa aroma bunga plum dari taman dalam istana.
Shen li melangkah ringan keluar dari aula tempat ia mengajar pangeran muda, tangannya masih memegang gulungan kitab ajar. Ia baru saja menyelesaikan pelajaran sastra klasik bersama keponakan kaisar, dan kini hendak kembali ke kediamannya. Namun, langkahnya terhenti ketika para pengawal istana memberikan hormat pada pejabat baru yang terlihat gagah dan mereka menyebutnya komandan Liu.
"Komandan Liu, apa mau menemui Kaisar?. "
"Benar, ada yang mau aku bicarakan pada yang mulia. Tapi kalian ini jangan panggil aku komandan Liu dengan pakaian pejabat seperti ini" Jawabnya dengan tersenyum.
Tanpa sengaja Shen li mendengar pembicaraan mereka berdua, lalu ia menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Yun hao.
Shen li menyipitkan mata, memperhatikan lebih dekat. Pemuda itu,dengan rahang tegas dan mata tajam penuh kecemasan dia adalah Yun hao, saudara tertua Zi ning.
"Wajah mereka berdua sedikit mirip" Gumam Shen li dengan pelan.
Setelah Yun hao berbicara dengan pengawal istana itu, Shen li memberanikan dirinya untuk memberikan kabar tentang saudaranya Zi ning.
Tanpa ragu, Shen li segera melangkah mendekat.
"Saudara Liu?" sapanya dengan suara lembut namun tegas.
Yun hao menoleh, wajahnya menegang seketika. “Tuan siapa?” tanyanya hati-hati. “Anda mengenal saya?”
Shen li mengangguk pelan. “Siapa di kota ini tidak mengenal putra jenderal Liu yang gagah dan tampan di kota Lan gya.”
"Maaf tuan, saya harus menemui Kaisar. Jadi kita lanjutkan pembicaraan kita nanti!. "
"Kalian pasti mengkhawatirkan Zi ning! " Seru Shen li.
Ucapan Shen li itu membuat, Yun hao mengurungkan niatnya dan berjalan mendekati Shen li.
"Kau mengenal adikku, dimana dia?. Cepat katakan!" Desak Yun hao.
"Tenang tuan, adikmu baik-baik saja tapi sekarang ia tinggal di kediaman ku karena suatu alasan ia belum bisa pulang. "
"Apa hubungan kalian? " Tanya Yun hao penasaran.
Shen li lalu mengatakan alasan Zi ning berada di rumah mereka, dan sekarang Zi ning menyamar sebagai saudaranya hanya untuk membantu dirinya.
Setelah mendengar kebenaran tentang Zi ning, wajah Yun hao langsung berubah dan mata yang semula penuh waspada kini dipenuhi harapan dan kekhawatiran. “Apakah dia… baik-baik saja? Kami mencarinya sejak peristiwa di keluarga Wu itu. Tidak ada kabar. Bahkan ayah kami... mulai sakit karena memikirkannya.”
Shen li tersenyum tipis, menenangkan. “Tenanglah. Zi ning selamat. Ia kini berada di kediaman keluarga Zhao. Sementara ini, ia menyamar demi sebuah penyelidikan. Tapi aku bisa jamin, ia dalam perlindunganku.”
Yun hao mengepalkan tangannya, matanya berkaca-kaca namun tetap menahan diri. “Apakah... aku bisa menemuinya?”
Shen li menunduk sedikit, menghormati. “Belum sekarang. Tapi aku berjanji, besok aku akan mengatur pertemuan. Tempat yang aman dan tidak mencurigakan. Zi ning pun pasti ingin bertemu dengan kalian.”
Yun hao menunduk dalam, suaranya lirih. “Terima kasih, Tuan Zhao. Aku titipkan dia padamu. Dia bukan hanya adikku, dia satu-satunya harapan keluarga kami.”
Shen li menatap lurus ke mata Yun hao dan menjawab pelan, “Aku tahu itu. Dan aku tak akan membiarkan siapa pun menyakitinya.”
Setelah beberapa pertukaran kata,Yun hao mengantar Shen li keluar gerbang secara pribadi, lalu kembali ke dalam istana dengan langkah lebih cepat. Dalam benaknya, ia tidak sabar bertemu dengan permata keluarga mereka.
Melihat Shen li pria yang bisa di percaya, maka Yun hao tidak akan cemas jika Zi ning bersamanya.
Sesampainya di ruang pribadi kaisar Xiao, Yun hao memberikan hormat untuk kaisar Xiao.
"Bagaimana apa kalian mendapatkan kabar dari Zi ning?, ataukah kalian membutuhkan bantuan ku?. "
"Terimakasih yang mulia, Zi sudah diketahui keberadaannya. Tapi dia belum bisa bertemu dengan kami. "
"Aku tidak mengerti dengan maksudmu?. "
"Sekarang Zi ning berada di rumah keluarga Zhao, dia sedang menyamar sebagai putri keluarga Zhao yang sudah meninggal. Kata pejabat Zhao dia sedang merawat ayah mereka. "
"Apa Zi ning seorang tabib?. "
"Kami juga tidak begitu paham, tapi besok kami akan bertemu dengan Zi ning itu yang dijanjikan oleh pejabat Zhao. "
Kaisar Xiao pun senang, sekaligus tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi. Setelah Yun hao meninggalkan ruang pribadi kaisar, kaisar memerintahkan pengawal pribadinya untuk menyelidiki keluarga Zhao.
Dan tujuan Zi ning berada disana, kasim Gao memperhatikan sikap Kaisar Xiao kepada Zi ning berbeda dengan sikapnya pada wanita lain.
"Yang mulia, bolehkah saya mengajukan pertanyaan kepada yang mulia?. "
"Tentu saja, katakanlah!. "
"Apa yang mulia tertarik dengan nyonya Wu?. "
"Tentu saja tidak!, aku hanya membantu jenderal Liu untuk mengetahui kebenaran tentang putrinya. Bukankah itu kewajiban ku sebagai pemimpin!. "
Kasim Gao yang selalu menemani Kaisar Xiao, sebelum menjadi Kaisar ia tahu kalau tuannya sedang membohongi dirinya.
"Iya.. "
"Kau tidak percaya padaku kasim Gao?. "
"Percaya...yang mulia, bagaimana saya bisa meragukan Kaisar?. "
"Bohong!, lihat senyummu itu. Senyum tak biasa!" Ucap kesal Kaisar Xiao, yang tidak bisa menutupi perasaannya pada kasim yang selalu menemaninya.
Kaisar Xiao pun pergi meninggalkan pekerjaan, untuk berjalan-jalan keliling istana menghilangkan rasa kesal di hatinya.
tunggu saja kamu tuan muda hu akan ada yg akan membalasnya Zi Ning😡😡😡