Sekuel Need A Bride
🍂🍂
.
Menikah dengan kakak angkatnya sendiri, tentu tidak pernah ada dalam bayangan seorang Quuenara Angelistya, biasa dipanggil dengan sapaan Ara. Gadis yang masih duduk di bangku sekolah tersebut terpaksa menerima takdirnya yang tiba-tiba saja sudah menikah dengan kakak angkatnya sendiri.
Sementara itu, pria yang tiba-tiba saja dipaksa menikahi adik angkatnya sendiri, jelas memberontak. Akan tetapi orang tuanya memegang rahasia besar Ryu, yang jelas tidak ingin terbongkar. Sehingga Ryuga Antonio Rayyansyah, putra tunggal dari pebisnis terkemuka tersebut tidak bisa berkutik selain menerima pernikahan tersebut.
Akankah rumah tangga mereka berjalan lancar? Sementara Ara sendiri tidak tahu suaminya siapa dan seperti apa. Di tambah lagi Ryu dan Ara tidak pernah bertemu selama sepuluh tahun terakhir. Sebab, Ryu memilih tinggal bersama tantenya yang ada di Kanada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMKA. Rahasia Masa Lalu
Bab. 16
Terlalu asyik nongkrong hingga tanpa sadar jarum jam sudah menunjuk ke angka sembilan dan sudah menyempatkan mandi di cafe Biru milik Jinan.
"Mau kemana lagi? Langsung pulang apa ke hotel?" goda Hiro kepada sepupunya. Di mana sepupunya itu tengah menggendong Ara menuju ke mobil. Otomatis Ryu juga duduk di samping gadis yang saat ini sudah terlelap dalam tidurnya. Bahkan Ara tampak begitu nyaman dalam dekapan Ryu.
"Nggak usah ngaco. Antar dia pulang dulu, baru antar gue ke apartemen," sahut Ryu sambil membenarkan posisi Ara, agar gadis itu bangun-bangun tidak pegal lehernya.
Hiro manggut-manggut. "Kirain udah mau di anu anu," ujar Hiro yang kemudian menyalakan mesin mobilnya. "Kenapa nggak pulang aja? Lagian Pakdhe sama Budhe juga pasti senang," tanya Hiro penasaran. Ribet banget masalah yang sedang dihadapi oleh Ryu.
Helaan napas terdengar dari jukut Ryu. Pria yang tengah menahan tubuh Ara itu menatap ke depan.
"Mereka nggak tau kalau gue pulang," ujarnya membuat Hiro menoleh ke belakang sekilas. Sempat terkejut dengan fakta ini.
"Jangan bilang lo pulang cuma mau intai ini bocah?" tebak Hiro tepat sasaran sekali.
Ryu mengangguk membenarkan. "Iya. Gue penasaran, kenapa Mama sampai ancam gue buat mau nikahin dia," jawab Ryu. "Padahal mereka tau betul hubungan kita dari dia kecil itu apa," imbuhnya lagi.
Hiro tampak berpikir mengenai keluarga Ryu. "Iya juga, ya. Pantesan aja Ara nggak dimasukkan ke kartu keluarga kalian, kan?" tanya Hiro untuk memastikan kalau apa yang sempat ia dengar itu benar tidaknya.
"Gue juga sempat curiga. Tapi itu urusan para orang tua. Jadi gue nggak tanyain. Lagian gue juga selama ini tinggal sama Tante Zu. Bodo amat sama urusan ribet begituan. Eh, sekarang malah gue yang dijebak sama orang tua gue sendiri demi ini bocah," curhat Ryu mengenai apa yang dia rasa.
Hiro terkekeh mendengar Ryu yang berkata panjang lebar. Karena selama ia tahu dan hidup bersama Ryu dari kecil, pria yang sudah berganti status itu sangatlah pelit dalam berbicara.
"Ya udahlah, jalani aja. Orang Ara juga anaknya nggak neko-neko. Meskipun lo udah liat sendiri seharian ini sikapnya kek apa," sahut Hiro memberi saran. "Percuma juga kan, kalau lo berontak. Yang ada lo bakalan dicoret dari KK sama Nyokap lo sendiri. Dia lebih sayang dama ini bocah daripada lo yang merupakan anak buangan," ledek Hiro lagi yang langsung mendapat tatapan tajam dari Ryu.
Mobil pun melaju dengan kecepatan penuh. Karena takut kalau sampai mama Yuan marah, jika Hiro mengantarkan Ara pulang sampai larut seperti ini. Sementara Tami tadi memilih untuk pulang lebih dulu, di kala miminya menghubungi wanita itu dan minta diantar ke suatu tempat.
"Terus rencana lo ke depan gimana?" tanya Hiro lagi. Entah kenapa pria itu sangat penasaran sekali dengan rumah tangga Ryu. Pada saat itu juga mobil yang dikemudikan oleh Hiro sampai di depan rumah Ryu sendiri.
"Tetap menyamar atau mengaku langsung?"
Ryu terdiam. Ia sendiri juga tidak tahu musti mengambil keputusan apa. Di satu sisi, ia belum mengenal Ara lebih jauh dan selama ini orang tuanya juga tidak pernah menceritakan tumbuh kembang gadis ini. Lebih lagi Ryu juga tidak pernah pulang ke rumah, setelah melakukan sesuatu kepada gadis yang saat ini bersandar di bahunya, sampai mengakibatkan hal yang sangat fatal sekali beberapa tahun silam. Di mana Ara masih duduk di bangku dasar.
"Bangun," ucap Ryu seraya menepuk pipi Ara dengan pelan. Pria itu memilih membangunkan Ara, dibanding menjawab pertanyaan Hiro atau menggendong Ara dan membawanya masuk ke dalam rumah.
Hiro sendiri sudah tidak kaget dengan sifat Ryu yang tertutup dan tidak bisa secara sadar mengatakan apa yang sedang ada di dalam pikirannya saat ini. Kecuali harus dibuat berada dalam pengaruh alkohol, baru Ryu bisa mengatakan apa saja yang dia tahan selama ini.