Karena sebuah kesalahan dimasa lalu yang dilakukan oleh mendiang Ayahnya, Asha merasa bersalah dan mengorbankan dirinya untuk menebus dosa mendiang Ayahnya dengan mendonorkan salah satu ginjalnya pada Rain De Costa.
"Jika orang bertanya mengapa aku yang merasa bersalah padahal semua itu adalah perbuatan Ayah ku ? Apa kalian pernah merasakan bagaimana disayangi melebihi apapun di dunia ini oleh seorang Ayah ? kebaikan dan ketulusan hatinya itu membuat aku ikut andil di dalam kesalahan dan dosa yang ia lakukan."
Kebaikan yang diberikan oleh Asha membuat Rain jatuh cinta meskipun dirinya sudah menikah dengan wanita lain.
Meskipun mereka terhalang jarak dan waktu ternyata Tuhan memiliki rencana yang lain keduanya dipertemukan kembali dalam sebuah insiden dimana Rain harus menyelamatkan Asha dari tangan Pria lain. Hingga keduanya jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
Lantas seperti apa kehidupan rumah tangga Asha dan Rain ? simak ceritanya jangan lupa like dan komentar kalian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16 KASIH IBU
Rain masuk ke dalam mansions mencari keberadaan Mommy nya yang ternyata ada dikamarnya. Kate menoleh kea rah sumber suara dimana pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok putra kesayangannya, ia menyambut Rain dengan senyuman namun tidak dengan Rain, ia begitu merasa bersalah pada Mommy nya.
Tubuh Kate diam mematung saat Rain memeluk tubuhnya dan lagi Rain terduduk di kaki nya dengan memeluk kedua kakinya dengan meneteskan air matanya.
Hati seorang Ibu mana yang tak tersentuh dengan perlakukan seorang anak seperti itu pada Ibunya. Kate kemudian membawa Rain untuk berdiri dan duduk bersama di kursi sofa.
“Maafkan aku Mom, aku bersalah dan menyesal.” Lirih Rain pada Mommy nya jujur saja ia begitu malu pada Mommy nya dan juga rasa bersalah yang teramat karena tak mempercayai perkataan Mommy nya.
“Jadi kau percaya pada Mommy ?” ucap Kate dengan pelan namun mampu meluluh lantahkan hati Rain yang begitu kuat cintanya pada Maria.
Malu tentu saja, namun apalagi yang bisa Rain perbuat pada dirinya sendiri. Kate meraih tangan putra kesayangannya dan tersenyum tulus padanya, sekecewa apapun dirinya pada Rain, tapi Kate tidak bisa menampik jika Rain adalah putranya, darah dagingnya.
“Maafkan aku yang tak percaya padamu, Mom. Aku menyesal tak mempercayai mu. Maff..” ucap Rain dengan suara bergetar, harusnya sedari awal dirinya percaya pada Mommy nya mengenai Maria, harusnya ia bisa berkaca jika tidak ada Mommy nya satu tahun lalu pasti dia telah tiada ditangan Justin.
‘Memang cinta terkadang membuat seseorang menjadi lupa, lupa hati, dan lupa diri’
Kate memeluk tubuh Rain ia tak pernah melihat putranya menunjukkan rasa sedihnya pada dirinya sendiri. Ini adalah kali kedua dirinya melihat Rain sesedih ini, setelah pertama kalinya ia melihat Rain kehilangan Ayah kandungnya.
“Dasar cengeng !” ledek Kate setelah ia melepaskan pelukannya pada Rain dan Rain merasa kesal namun tak bisa melepaskan kesedihannya karena rasa bersalah pada Mommy nya.
“Mom…”
... …………....
Maria berjalan dengan tertatih-tatih keluar dari hotel di tengah malam setelah Steven meninggalkan dirinya seorang diri di kamar hotel yang mereka tempati.
Steven benar-benar kehilangan kesabarannya pada Maria. Ia meniduri Maria dengan kasarnya berkali-kali hingga Maria tak sadarkan diri. Begitu Maria sadar, ia bergegas memakai pakaiannya dan keluar dari hotel hendak menuju mansions.
Maria menggerutu dalam hatinya sepanjang perjalanan menuju mansions, tentu saja ia tak terima diperlakukan kasar oleh Steven seolah dirinya adalah wanita murahan dan pemuas nafsu. Efek dari perbuatan Steven bahkan masih terasa di intinya yang begitu nyeri, Maria yakin jika miliknya mungkin mengalami lecet.
“Sialan kau Steven !” ucap Maria seorang diri. Begitu mobil taxi yang Maria tumpangi tiba di halaman mansions, Maria mengerutkan keningnya melihat pintu utama yang masih terbuka lebar dan lampu yang masih menyala padahal hari sudah menunjukkan pukul satu dini hari.
Maria keluar dari mobil dan berjalan pelan masuk ke dalam mansions, betapa terkejutnya Maria saat melihat Rain yang tengah berdiri tegak melihat dirinya yang baru saja tiba.
Rain bahkan melemparkan selembar kertas ke wajahnya tanpa belas kasihan sedikit pun. Maria yang kaget ia pun mengambil kertas tersebut dimana di dalam kertas itu berisi sesuatu yang membuat Maria tak terima dengan apa yang ia baca.
Maria…