"Mas Dani, apa yang kamu lakukan?" Tanya Ita saat masuk ke dalam rumah.
Betapa kaget nya Ita saat melihat sang suami tengah bermesraan dengan wanita lain di rumah mereka, lebih tepat nya tetangga baru samping rumah mereka.
"I-ita ..." Ucap Dani gugup.
"Permisi saya mau pulang saja dulu mas" ucap wanita itu sambil berlalu keluar rumah. Namun, Ita mencegah nya agar ia tetap duduk di dalam rumah.
"Mau kemana kamu pelakor?"
"Heh jaga ucapanmu itu ya, aku bukan pelakor."
"Kalau bukan pelakor lalu apa namanya yang bermesraan dengan suami orang lain?"
"Kamu tanya saja sama suami mu itu, siapa aku sebenarnya."
Ita langsung menoleh ke arah Dani seolah meminta penjelasan dari nya, namun bukan penjelasan yang ia dapat melainkan perlakuan kasar dari Dani.
"Ayok kita bicara kan di dalam kamar saja, Dina kamu pulang saja ke rumah mu."
"Baik lah mas, dadah sayang."
Ita di seret hingga masuk ke dalam kamar, setelah di dalam kamar ia di banting di atas kasur dengan sangat keras oleh Dani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Sudah dua hari mas Dani tidak pulang ke rumah ku, aku menjadi curiga jika ia pulang ke rumah istri pertama nya itu.
Sungguh aku menyesal kenapa dulu aku mau-mau nya pindah rumah ke sini! Arghhhhh aku bingung dan kepala ku seketika menjadi pusing.
Aku putuskan untuk menelfonya kembali, siapa tahu setelah ini ia akan menjawab telfon ku.
Tuttt ... Tutt ... Tuttt ...
Telfon mas Dani berdering namun tidak di jawab oleh nya, ku kirim pesan pun tidak ada balasan dari nya.
["Mas, kamu itu sebenarnya di mana sih? Masa kerja kantor sampe dua hari tidak pulang? Awas saja kalau pulang tidak bawa uang yang banyak ya"] Send.
Sungguh yang ada di dalam pikiran Dina hanyalah uang, uang dan uang saja. Bagi dia menjadi istri kedua tidak masalah yang penting uang bulanan besar dan lancar.
Namun siapa sangka akibat sifat nya yang seperti itu membuat Dani jengah dan memilih berselingkuh dengan wanita malam, bahkan hingga menikah.
Sore hari nya saat Dina sedang bersantai di depan rumah, tiba-tiba mobil Dani masuk ke dalam pekarangan rumah nya itu.
Ia menyambut Dani dengan muka masam, karena di tinggal terlalu lama oleh sang suami tercinta.
"Assalamualaikum sayang."
"Waalaikumssalam," ucap Dina. Sambil menyalami tangan Dani.
"Kamu ko muka nya masam sih? Aku baru pulang dari luar kota berkerja tapi pulang-pulang malah di kasih muka masam. Kalau begitu aku nikah saja lah lagi, biar kalau pulang cape ada yang mijitin, manjain dll."
"Apa mas?"
"Sudah lah sayang, mau kamu marah atau cuek sekali pun aku tidak peduli. Aku cape baru pulang kerja, seharusnya kamu itu menyambutku dengan bahagia."
"Kamu itu yang kemana selama ini? Aku telfon aku chat tidak pernah di respon. Atau jangan-jangan ..."
"Sudah lah, aku menyesal pulang ke rumah ini. Tahu gitu lebih baik aku pulang ke rumah Ita saja, atau enggak ke rumah ibu saja lah."
Deg
Seketika hati Dina merasakan sakit yang luar biasa saat sang suami mengatakan menyesal pulang ke rumah mereka. Meskipun marah tetapi Dina tetap merindukan suami hasil rampasan nya itu.
"Eh ... Mas tunggu! Kamu jangan pergi, apa kata ibu mu nanti jika kamu pergi seperti ini. Ibu mu tahu aku menantu idaman jadi jangan lah buat aku menjadi jelek di mata ibumu."
"Ya sudah kalau begitu masakkan aku saja."
"Tapi ..."
"Kenapa? Takut kena cipratan minyak? Takut kompor nya meledak karena masak? Atau jangan-jangan kamu tidak bisa masak?"
"Bisa ko mas, aku bisa masak air biar mendidih. Aku bisa masak telur ceplok. Kamu mau ku buatkan telur ceplok?"
"Sudah lah Dina, muak aku dengan mu sekarang. Menyesal aku dulu menikahi mu."
Lagi-lagi perasaan Dina terasa sakit tak tertahan, ia merasa jika Dani benar-benar menyesal karena sudah menikahi nya.
Memang sejak awal Dina lah yang selalu mencari cara agar bisa bertemu dengan Dani. Termasuk sering nya main ke rumah ibunda Dani.
Dan dari situ lah Dani mulai mendekati nya karena tak bisa di pungkiri juga jika Dani pun masih menyimpan rasa pada Dina. Meskipun tidak sebenar yang Dina rasakan.
"Ka-kamu menyesal menikahi ku mas?" Tanya Dina dengan suara putus-putus.
"Ahh sudah lah dek, mas mau pulang ke rumah Ita saja. Nih kunci mobil, aku tidak membawa mobil mu lagi karena mulai besok aku di berikan mobil dari kantor," ucap Dani dan berlalu kelaur rumah.
Sedangkan Dina merutuki kebodohan nya karena sudah membuat percekcokan terjadi, ia hanya rindu pada Dani tetapi ia juga merasa kesal karena Dani tidak pernah merespon telfon maupun chat dari Dani.
Dani kini sudah berada di dalam mobil dan menuju rumah Ita, yang di maksud mobil kantor oleh Dani adalah mobil milik Bella. Istri baru Dani yang baru saja menikah kemarin.