Kedatangan sekretaris baru yang bernama Erina membuat Darren, pemimpin di sebuah perusahaan Adipati Gemilang jatuh hati dan tergoda pada sekretaris nya sendiri karena kemolekan tubuhnya.
Apa yang akan terjadi di antara keduanya?
Follow IG @wind.rahma
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendatangi Rumah Adipati
Sore ini Erina nekad pergi ke tempat kediaman Adipati, orang tua Darren. Ia ingin menanyakan kejelasan apa ia pernah menandatangi surat kontrak kerja selama dua tahun dan akan terkena denda sebanyak seratus juta apabila ia melanggar perjanjian tersebut.
Ia sudah berdiri di depan gerbang tinggi rumah tersebut. Sedikit ragu namun ia harus bertemu dengan Adipati.
"Permisi ..." ucap Erina seraya mencari keberadaan satpam yang bekerja di sana.
Tidak berapa lama satpam rumah tersebut menghampirinya. Satpam tersebut menyipitkan kedua mata memandang ke arahnya dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"Nona yang pernah di ajak tuan Darren waktu itu kan?" tebak satpam tersebut lekas di angguki oleh Erina.
"Iya, pak."
"Wah, tuan Darren nya sedang tidak ada. Mungkin sekitar satu jam lagi baru pulang."
"Maaf, tapi saya bukan ingin bertemu dengan tuan Darren. Saya ada kepentingan dengan tuan Adipati. Apa saya bisa bertemu dengannya?"
Satpam tersebut mengertukan keningnya. Mungkin merasa heran kenapa ia mau bertemu dengan Adipati, bukan Darren.
"Bisa, pak?" ulang Erina menyadarkan satpam tersebut yang mungkin tengah berpikir sesuatu tentangnya.
"Iya, nona. Bisa, bisa. Silahkan!" Satpam tersebut mengangguk antusias dan segera membukakan pintu gerbangnya.
"Terima kasih," ucap Erina.
"Iya, sama-sama, nona," balas satpam itu.
Erina berjalan lima belas meter dari pintu gerbang menuju pintu rumah yang ia tuju. Kebetulan pintu rumah tersebut tidak tertutup rapat, ada sedikit celah yang membuat Erina bisa melihat langsung suasana ruang tamu.
Langkahnya terhenti dan tangannya yang hendak mengetuk pintu urung begitu mendengar suara seorang wanita yang tengah mengobrol dengan lawan bicaranya.
"Keylin, kembalilah pada Darren. Tante mohon kau mau kembali dengan putra tante agar Darren tidak dekat-dekat lagi dengan sekretaris baru pilihan papanya Darren itu."
Erina tidak berniat menguping, tapi suara tersebut cukup jelas terdengar. Entah kenapa rasanya sakit sekali mendengar nyonya Asty bicara demikian. Itu sudah menunjukan ketidaksukaan beliau terhadapnya.
"Tapi, tante. Posisinya saat ini aku sudah punya tunangan. Salah Darren juga karena dia mengakhiri hubungan denganku hanya karena alasan bosa. Jujur jika tante bertanya apakah aku masih sayang dengan Darren, aku jawab iya. Aku masih sayang dan cinta sama Darren. Tapi Darren memaksaku untuk move on darinya meski sulit. Oleh karena itu aku menerima lamaran kekasih aku yang sekarang dan kami bertunangan," terang Keylin.
"Iya, Key. Tapi kalian baru tunangan saja, bukan? Belum menikah. Jadi, kalau masih cinta dan sayang sama Darren, tante bisa bantu kalian agar bisa bersatu kembali. Tapi kau harus selesaikan hubungan dengan tunanganmu terlebih dahulu. Bagaimana?"
Keylin terdiam mendengar penawaran dari mamanya Darren. Ia memang masih berharap untuk bisa bersatu lagi dengan Darren. Tapi ia tidak ingin jatuh cinta sendirian. Terlebih saat ini Darren sedang mendekati wanita lain yang katanya itu sekretaris nya sendiri. Ia tidak ingin sakit hati untuk kedua kalinya. Baginya, tunangannya saat ini sudah jauh lebih baik daripada Darren. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk ia kembali lagi pada putra wanita yang saat ini ada di hadapannya. Untuk urusan perasaan, itu perihal waktu. Ia pasti bisa melupakan Darren dan mencintai calon suami nya secara seutuhnya.
Sementara di depan pintu, Erina yakin jika wanita yang bisa ia tebak itu mantan kekasih Darren pasti setuju dengan penawaran nyonya Asty. Dia tidak mungkin menolak. Dan sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat untuk dia bertamu, yang ada ia mengganggu pembicaraan di antara mereka.
Erina bergegas pergi dari sana. Lagipula jika wanita yang bernama Keylin itu menerima penawaran nyonya Asty dan kembali pada Darren, itu bukanlah urusannya.
"Bagaimana, Key?" ulang bu Asty meminta jawaban kepastian dari Keylin.
Wanita itu menggeleng. "Mohon maaf, tante. Tapi sepertinya aku tidak bisa."
Jawaban Keylin membuat bu Asty kecewa. Ia pikir Keylin mau menerima penawaran darinya.
"Kalau begitu aku permisi ya, tante," pamit Keylin lalu beranjak pergi dari sana, meninggalkan bu Asty yang harus mengubur dalam-dalam harapannya.
_Bersambung_