Anak yang semula dipinta untuk diaborsi saat mengetahui menderita penyakit bawaan, ternyata tumbuh dengan baik. Dengan kejeniusan si kembar membalas dendam perlakuan ayah mereka dengan mengambil alih perusahaan ayahnya diusianya 10 tahun.
"Gugurkan mereka....! Aku tidak sudi membesarkan anak penyakitan!" titah Rama.
"Tidak. Mereka darah daging kita. Jika kamu tidak menginginkan mereka. Aku sanggup membesarkan mereka!" tegas Alea.
"Ayo kita cerai!"
Saat mengetahui istrinya berhasil hamil, Rama begitu bahagia. Namun sayang, ketika kehamilannya mencapai lima bulan, kandungan Alea yang hamil kembar ini mengalami masalah.
"Maaf nona! sepertinya calon bayi kembar anda memiliki kelainan. Sebaiknya anda melakukan aborsi sebelum mereka berhasil dilahirkan. Jika bertahan, mereka akan tumbuh dengan penyakit bawaan," ucap dokter membuat langit seakan runtuh seketika.
Rama tidak bisa menyembunyikan kesedihannya dan langsung beranjak meninggalkan Alea yang masih mematung di tempatn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Merahasiakannya
Usai forum internasional itu berakhir di ruang meeting itu, Alea terlihat makin lemah. Kedua rekannya hanya meminta wanita ini untuk beristirahat karena mengetahui Alea sedang hamil muda.
Sementara mereka melanjutkan pekerjaan Alea dengan urusan lainnya yang berhubungan dengan forum internasional tersebut.
"Mbak Alea istirahat saja karena urusan yang lain kami yang akan meneruskannya. Tugas mbak Alea hanya berdiplomasi dan urusan kerjasama dengan negara lain akan berkaitan dengan menteri luar negeri," ucap pak Indra.
"Terimakasih pak Indra, pak Deni. Saya mau ke kamar dulu. Mualnya datang lagi," ucap Alea keluar dari ruang pertemuan itu menuju pintu lift.
Pria tampan yang tadi pagi menolong Alea, kini sedang mengikuti langkah Alea menuju pintu lift sambil menjaga wanita itu jangan sampai pingsan walaupun dia belum tahu kenapa Alea mendadak sakit lagi.
"Hai, nona!" sapa pria itu pada Alea yang hanya bisa tersenyum tipis.
"Hai Tuan! Apakah anda juga mengurusi perdagangan dunia?" tanya Alea karena pria ini tidak ikut bicara di dalam forum tadi.
"Aku seorang pengusaha di Uni Emirat Arab. Jadi, aku di sini hanya tamu undangan untuk memantau perkembangan pasar saham perekonomian dunia," ucap pria tampan itu.
"Oh, pantes. Aku sudah curiga akan itu," lirih Alea.
"Kenalkan. Namaku Ghazzali...!" ucap Ghazzali sambil menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan Alea.
"Alea. Aku seorang diplomat Indonesia. Senang berkenalan dengan anda Tuan Ghazzali. Namamu sulit sekali ku sebut. Apakah aku boleh memanggil namamu dengan Ali saja?!" pinta Alea sambil menahan rasa mualnya.
"Tidak masalah," ujar Ali sambil mengangkat kedua bahunya.
"Terimakasih tuan Ali!" Alea memejamkan matanya karena rasa pusing kembali melanda kepalanya yang berdenyut sakit.
"Anda terlihat sangat aneh, Alea. Tadi anda sangat semangat saat berdiplomasi. Kenapa sekarang anda terlihat sakit lagi?" tanya Ali.
"Aku sedang hamil muda dan ini adalah anak pertamaku setelah lima tahun kami ikhtiar untuk punya anak. Jadi, saat ini aku sedang ngidam," jelas Alea agar Ali tidak salah paham padanya.
Degggg....
"Jadi, dia sudah menikah?" kecewa Ali karena niatnya ingin lebih dekat dengan wanita cantik ini gagal total.
Pintu lift terbuka. Keduanya sama-sama keluar menuju kamar mereka yang ternyata saling berhadapan." Anda menginap di lantai ini juga?" tanya Ali yang sebenarnya ia tahu untuk ukuran seorang diplomat tidak akan menginap di kelas mahal seperti kamar yang ditempatinya saat ini.
"Suamiku selalu booking kamar hotel untukku setiap kali aku dinas ke luar negeri," ujar Alea.
Sekarang tuan Ali baru mengerti kalau Alea juga seorang istri pengusaha hebat hanya menyebutkan suaminya yang memboking kamar hotel untuknya. Lagi-lagi tuan Ali merasa ada sesuatu yang membuatnya sangat ingin memiliki Alea.
"Kenapa aku jadi tertarik pada istri orang yang sedang hamil," pikir tuan Ali yang masih bujangan diusianya yang sudah menginjak kepala 3.
Alea tidak pamit lagi pada Ali, ia segera masuk ke kamarnya sambil bersuara ingin muntah.
Hoek..... hoekkk.... hoekk...
Alea memuntahkan semua makanannya di kloset sambil duduk lemas di samping klosetnya.
Kebetulan pintu kamar Alea masih terbuka dan Ali terlihat kuatir dengan kondisi Alea yang mungkin saja pingsan di dalam kamar mandi.
Tuan Ali yang penasaran karena sedari tadi Alea tidak kunjung menutup pintu kamarnya yang masih terbuka membuat dirinya nekat masuk. Benar saja, ketika tuan Ali mengetuk pintu kamar mandi tidak ada jawaban dari dari dalam sana.
"Alea... Alea!" panggil tuan Ali sambil membuka pintu kamar mandi dan melihat Alea pingsan di samping kloset.
Tuan Ali segera mengangkat tubuh Alea dan membaringkannya di tempat tidur. Ia memeriksa tas Alea, mungkin saja gadis itu membawa obat atau obat luar untuk mengurangi mual.
Setelah menemukan minyak kayu putih, tuan Ali mengoles di kening dan pelipis Alea lalu memberikan minyak kayu putih itu di jalur pernapasan Alea agar wanita ini cepat sadar. Tuan Ali sudah menghubungi pihak hotel untuk memanggil dokter.
*
*
Dokter Memeriksa keadaan Alea dan menyarankan Alea untuk dirawat inap.
"Kondisi istri anda sangat lemah. Dia perlu dirawat karena kehamilan kembar yang sangat membuat tubuhnya mudah lelah," ucap dokter yang mengira Ali adalah suaminya Alea.
"Tidak perlu dokter. Saya masih punya tanggung jawab dengan pekerjaan saya. Nanti saja kalau sudah selesai urusan saya," ucap Alea.
"Tetapi anda kekurangan banyak nutrisi yang menyebabkan anda perlu diinfus. Kalau anda membantahnya maka pertumbuhan janin anda akan mengalami kecacatan secara fisik maupun mental," imbuh dokter spesialis kandungan itu.
"Setidaknya malam ini saja Alea. Turutin apa kata dokter atau kamu akan kehilangan bayimu setelah sekian lama kamu menginginkan mereka hadir dalam rahimmu," timpal tuan Ali namun Alea bersi keras menolaknya karena tidak ingin berita sakitnya sampai ke telinga suaminya.
"Baiklah. Kalau anda tidak ingin di rawat. Saya akan memasang infus untuk menggantikan cairan anda yang hilang karena muntah yang terus menerus," ucap dokter itu.
"Kalau itu saya setuju dokter," Alea tersenyum bahagia.
Tuan Ali kembali ke kamarnya dan meminta seorang suster di rumah sakit itu untuk menjaga Alea atas rekomendasi dokter Giani.
...----------------...
Kembali ke tanah air, Alea langsung menuju rumah sakit karena ingin mengetahui keadaan kandungannya.
Dokter melakukan USG pada perut istrinya Rama ini.
"Maaf nyonya. Sepertinya perkembangan janin anda kurang bagus. Jika diteruskan, maka janin anda akan mengalami cacat secara fisik maupun mental," ucap dokter itu tanpa memberi solusi untuk Alea.
"Apakah tidak bisa dibantu dengan obat-obatan dokter untuk mengembalikan keadaan janin kembar saya agar kembali sehat?" tanya Alea dengan mata berkaca-kaca.
"Maaf nyonya. Mereka tumbuh atas kehendak Tuhan. Kita bisa apa untuk memperbaiki janin yang masih berada di dalam kandungan," ucap dokter Ayu.
Alea mengusap wajahnya. Ia merasa bersalah sendiri atas kegagalannya menjaga kandungannya.
"Ibu macam apa aku ini? Sekalinya dikasih kepercayaan malah disia-siakan. Apa yang harus aku katakan kepada suamiku jika dia tahu pertumbuhan calon bayinya tidak normal?" akhirnya tangis Alea pecah juga. Ia menangis di taman rumah sakit itu sendirian.
Drettttttt....
Alea menerima panggilan masuk yang ternyata dari Rama." Sayang. Kamu di mana sekarang?" tanya Rama yang baru keluar dari perusahaannya.
"Aku di rumah sakit, Rama," sahut Alea berusaha bersikap tenang.
"Lho. Ko ke rumah sakit nggak ngajak aku juga?" kesal Rama.
"Keadaan kandunganku baik-baik saja. Aku tadi kehabisan obat dan vitamin jadi, mampir sekalian sambil menunggu kamu pulang kerja," ujar Alea.
"Baiklah. Aku akan menjemputmu. Tunggu saja di sana ya!" pinta Rama begitu semangat menjemput sang istri.
Baru saja ia masuk ke dalam mobilnya, tiba-tiba ada telepon dari wanitanya. Rama mengabaikan panggilan itu dan hendak menuju rumah sakit.
Ketika baru keluar dari pintu gerbang perusahaannya, mobilnya langsung dihadang oleh wanita selingkuhannya. Rama terpaksa keluar dari mobilnya lalu menghampiri wanita selingkuhannya itu.
"Mengapa kamu nekat datang ke perusahaanku, hah?!" bentak Rama sambil mencengkram erat lengan wanita itu.
👍❤❤❤❤
👍❤