Aminah tidak pernah menyangka bahwa dia akan dijodohkan dengan anak konglomerat tapi tidak pernah mencintai nya sedikitpun bahkan dia pun juga tidak pernah mencintai pria itu.
Saat dirinya tahu bahwa calon suami konglomerat nya itu berselingkuh dengan seorang artis terkenal, dia hanya bisa menahan gejolak hati nya yang tersakiti.
Aminah sadar bahwa dia tidak pernah mencintai calon suaminya tetapi rasa sakit karena pengkhianatan cinta sang calon suami konglomerat nya membuatnya menjadi berani dan mengambil sebuah keputusan yang sangat besar dalam hidupnya.
Takdir cinta Aminah terjadi...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal yang pahit
Aminah, Kalini dan Chandra sedang menikmati makanan mereka di gerai Mcdonalds yang ada di mall.
Tampak ketiganya sangat serius ketika menyantap ayam goreng pesanan mereka.
"Apakah kamu suka ?", tanya Aminah.
"Iya, Kalini sangat suka kak Aminah", sahut gadis kecil itu.
"Apa mau nambah lagi ?", tanya Aminah.
"Sudah, dia pasti sudah kenyang. Jangan membeli lagi, Aminah !", ucap Chandra menyahut.
"Tidak apa-apa, aku akan memesan ayam goreng untuk kita bawa, mungkin nanti malam Kalini lapar atau dia masih ingin lagi lagipula aku beli untukku juga", sahut Aminah.
"Asyik ! Ayam goreng !", seru Kalini senang.
Aminah hanya tersenyum ringan mendengar adik sepupunya itu gembira saat dia memesan ayam goreng lagi untuk dibawa ke hotel.
"Habiskan dulu ayam gorengnya, itu kentangnya tinggal sedikit, Kalini !", kata Chandra.
Chandra ikut senang melihat adik perempuannya bahagia.
"Apa kamu suka pakaian yang kak Aminah belikan, Kalini ?", tanya Aminah.
"Sangat suka, kak Aminah", jawab Kalini cadel.
Mulutnya penuh dengan ayam goreng ketika berbicara sedangkan tangannya belepotan mayonaise.
Aminah tertawa geli melihat ulah Kalini yang imut serta menggemaskan itu, sesekali dia mencubit pipi gadis kecil itu lembut.
"Lihat, saosnya sampai ke pipimu, Kalini !", ucap Aminah.
Aminah menyeka kedua pipi Kalini dengan tisu sambil tersenyum.
Sesaat kegelisahan di hati Aminah tentang calon suaminya menghilang, digantikan oleh keriangan serta tingkah laku menggemaskan dari Kalini.
Menghibur hati Aminah yang gundah akan nasib hubungannya dengan Shaheer Sheikh selanjutnya.
Meski dia tahu bahwa dirinya maupun Shaheer Sheikh sama-sama tidak saling menaruh hati ataupun cinta.
"Habiskan nasinya, tinggal sesuap lagi, Kalini !", ucap Aminah.
Aminah melihat piring makan milik Kalini sudah habis hanya tinggal sesuap nasi yang tersisa.
"Kalini kenyang...", sahut Kalini.
"Ya sudah, kalau begitu cuci tangan dulu di wastafel !", perintah Aminah.
Aminah beranjak dari tempatnya duduk bersama Kalini yang berjalan mengikutinya menuju ke wastafel.
Membantu Kalini mencuci kedua tangan mungilnya dan membersihkan wajah gadis kecil itu yang penuh saos.
"Sudah bersih ! Sekarang Kalini kembali ke meja, kakak mau memesan makanan untuk dibawa pulang", ucap Aminah pada gadis kecil itu.
"Iya, kak Aminah", sahut Kalini.
Setelah mencuci tangan dan membersihkan mulut, Kalini berlarian menuju meja makan sedangkan Chandra ganti pergi ke wastafel.
Aminah sendiri berjalan ke kasir untuk memesan ayam goreng serta sundae dan camilan lainnya.
Cukup lama Aminah menunggu di antrian di meja kasir.
Pada saat dia menoleh ke arah luar Mcdonalds.
Tiba-tiba pandangannya terhenti pada sesosok orang yang berdiri jauh dari gerai Mcdonalds.
Aminah tercekat bisu ketika melihat orang yang ada di luar sana.
Dia mengenalnya bahkan dia tahu siapa pria yang ada di luar sana, berdiri sendirian sambil melipat kedua tangannya di dada.
Saat giliran Aminah tiba untuk memesan makanan sehingga memaksanya harus mengalihkan pandangannya ke kasir.
Aminah tetap tidak hentinya menoleh ke arah luar gerai makan Mcdonalds.
"Apa aku tidak salah lihat !? Bagaimana Shaheer Sheikh mau berjalan-jalan di luar apalagi di mall seperti ini ? Bukankah dia pria yang anti sosial !?"
Aminah bergumam pada dirinya sendiri saat melihat pria tampan itu yang berdiri jauh dari gerai makan Mcdonalds tempatnya kini berada.
Setelah membayar makanan yang dia pesan dari kasir.
Aminah terburu-buru melangkah mendekat ke arah jendela dan memastikan kembali apa yang sedang dia lihat di luar sana.
"Shaheer Sheikh...", gumam Aminah lirih.
Aminah tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya ketika dia melihat pria tampan yang akan menjadi calon pasangannya itu.
Tampak Shaheer Sheikh tersenyum tetapi dia tersenyum pada siapa, membuat Aminah penasaran.
Aminah lalu melangkah keluar Mcdonalds untuk memastikannya.
Alangkah kagetnya dia saat melihat seorang perempuan asing berjalan mendekati Shaheer Sheikh.
Bergelayut manja di lengan calon suaminya yang terlihat senang dengan sikap perempuan asing itu.
Aminah terkesiap dingin.
Mendadak seluruh darahnya berhenti mengalir.
Dia terpaku diam membisu tanpa mampu berjalan lagi.
Kedua kakinya tiba-tiba kaku untuk digerakkan lagi bahkan nyaris lemas saat melihat mereka berdua saling tersenyum mesra.
Shaheer Sheikh mengajak perempuan asing itu pergi ke arah luar mall.
Rupanya mereka habis berbelanja karena melihat perempuan asing yang mengenakan saree ungu itu menenteng tas belanjaan yang tidak sedikit.
Keduanya tertawa senang saat berjalan bersama-sama.
Perempuan asing itu tidak melepaskan gandengan tangannya di lengan Shaheer Sheikh bahkan sesekali perempuan itu menyandarkan kepalanya di bahu pria tampan itu.
"A--apa ini !?", gumam Aminah tersentak kaget.
Aminah hanya berdiri mematung ketika melihat mereka berdua berlalu pergi dari hadapannya.
Kedua tangan Aminah mendadak bergetar hebat.
Dia menahan gejolak hatinya yang kacau tidak menentu dan nyaris menjatuhkan kantung makanan yang dia bawa jika tidak saja Chandra dan Kalini menyadarkannya.
"Aminah !", ucap Chandra.
"Kak Aminah kenapa meninggalkan Kalini ?", tanya gadis kecil itu.
Ucapan Kalini membuyarkan lamunan Aminah dari Shaheer Sheikh.
Dia tergesa-gesa menoleh ke arah Kalini.
"Tidak apa-apa... Kakak tadi mau membeli sesuatu tetapi mengurungkannya", sahut Aminah.
Aminah berusaha kuat menahan air matanya yang hendak turun.
Hatinya berusaha tetap tegar saat melihat yang sebenarnya terjadi barusan.
Hanya saja dia menutupi perasaannya yang mendadak kacau balau.
"Ada apa Aminah ? Apa kamu baik-baik saja ?", tanya Chandra perhatian.
"Oh..., tidak... Tidak apa-apa...", sahut Aminah.
"Apa kita langsung pulang sekarang atau masih berjalan-jalan lagi ?", tanya Chandra.
"K-kita pulang sekarang karena Kalini pasti merasa capek", jawab Aminah dengan bibir bergetar.
"Baiklah, kita pesan taksi sekarang", ucap Chandra.
"Mmm..., iya...", sahut Aminah gugup.
"Aku akan memesan taksinya", lanjut Chandra.
"Jangan... Aku saja yang memesan taksinya...", jawab Aminah.
"Oh... Baiklah...", ucap Chandra.
Aminah mengambil iphone miliknya dari dalam tas tetapi dia tidak dapat menyembunyikan kedua tangannya yang gemetaran.
Chandra yang melihatnya hanya mengernyitkan dahinya bingung tetapi dia tidak berani bertanya lagi kepada Aminah.
Beberapa menit kemudian mereka bertiga pergi dari mall dengan menaiki taksi umum yang di pesan oleh Aminah.
Pikiran Aminah masih tertuju pada apa yang dilihatnya tadi.
Melihat Shaheer Sheikh berjalan berdua dengan seorang perempuan asing dan bergandengan mesra.
Aminah tidak langsung menaruh curiga pada mereka berdua karena bisa saja itu hanyalah hubungan teman dekat yang biasa akrab terjadi di kalangan anak muda.
Ditepisnya pikiran buruk dari benak Aminah meski dia sadar, itu bukanlah hal yang wajar untuk sebuah hubungan pertemanan.
Bergandengan mesra di area publik bukanlah hal yang semestinya dilakukan oleh seseorang yang telah melakukan lamaran dan sebentar lagi akan bertunangan.
Seharusnya Shaheer Sheikh tahu akan hal itu dan menyadarinya.
Namun, Aminah kembali teringat akan sikap Shaheer Sheikh padanya yang sangat dingin dan terlihat menjauhinya.
Awal yang benar-benar pahit untuk Aminah terhadap hubungannya dengan Shaheer Sheikh.
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu