Pernikahan 2 anak kembar Raffa dan Kayla harus segera dilaksanakan, karena mereka sudah tidak sabar meminang putri dari sahabat mereka.
Raffa dan Kayla tidak ingin putri dari sahabatnya itu jatuh ke tangan pria yang lain.
Apakah mereka dapat membuat kedua putra kembarnya bahagia dengan pernikahan yang telah mereka rencanakan?
lanjut baca kisahnya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Ghina Fithri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
"Hei, kamu kenapa marah-marah seperti ini?" tanya Raja heran.
Raja sejak tadi duduk di tempat yang tidak jauh dari posisi Kanaya, dia merasa heran melihat adik iparnya itu duduk seorang diri di pinggir pantai
"Pakai acara nanya kenapa aku marah lagi, aku marah ya karena kamu. Sejak kemarin kamu diamkan aku, memangnya aku ini patung atau boneka dicuekin terus," gerutu Kanaya kesal mengungkapkan penyebab kekesalannya terhadap sang suami.
Di saat dirinya pergi, sang suami pun tidak mengejarnya sama sekali, hal itu menunjukkan bahwa Raju sama sekali tidak peduli terhadap dirinya.
"Kanaya?" lirih Raja.
"Hah?" Kanaya bingung saat pria yang kini di hadapannya menyebut namanya dengan ragu.
Dia berusaha mencermati wajah Raja dengan teliti, dia sama sekali tidak menyadari pria yang berada di hadapannya bahwa kakak iparnya.
Mereka pun terdiam sejenak.
"Raja, lu ngapain di sini?" Tiba-tiba Raju datang menghampiri mereka.
Kanaya semakin bingung, melihat dua pria yang sangat mirip di hadapannya.
Dia melihat 2 orang yang serupa di hadapannya itu secara bergantian. Dia mencermati satu persatu.
Kanaya berusaha mengingat kembali baju kaos yang dikenakan suaminya, di saat itu pula Kanaya sadar bahwa yang berbicara dengannya tadi adalah pria yang dicintainya selama ini.
"Oh my God, aku udah salah bentak orang. Berarti yang aku bentak tadi adalah Raja," gumam Kanaya di dalam hati merutuki kebodohannya.
Kanaya menatap dalam mata Raja, begitu juga sebaliknya Raja menatap dalam mata wanita yang dicintainya.
"Andai aku yang menjadi suamimu, aku tidak akan menyia-nyiakanmu. Aku akan membahagiakanmu," gumam Raja di dalam hati.
Sorotan mata keduanya terlihat jelas mereka saling mencintai.
Melihat apa yang terjadi di hadapannya, maka perlahan Raju melangkah mundur meninggalkan istrinya dengan saudara kembarnya.
Raju tidak ingin merusak kebahagiaan saudara kembarnya.
Raju bertekad sama sekali tidak akan pernah menyentuh istrinya karena itu sama saja akan menyakiti hati saudara kembarnya.
****
Saat makan malam, semua orang sudah berkumpul di ruang makan yang besar.
Pernikahan yang hanya melibatkan keluarga besar tidak mengadakan banyak acara.
Sehingga acara akad nikah yang baru saja dilangsungkan oleh Raja dan Raju terkesan biasa saja.
Tidak ada yang spesial dalam acara akad nikah yang sudah dilangsungkan oleh putra kembar Raffa, seorang pebisnis handal serta motivator terkenal di Indonesia.
Raffa sengaja melakukan hal ini karena Raffa tidak ingin kedua putra kembarnya terus-menerus menolak permintaannya menikah dengan wanita yang sudah dipilihnya menjadi menantunya.
Saat makan malam itu, Raja dan Raju duduk di kursi yang saling berhadapan sehingga mereka dapat melihat wanita yang mereka cintai secara jelas duduk berdampingan dengan saudara kembar mereka.
"Naya, layani suami kamu. Jadilah istri yang selalu peduli dengan pasangannya," bisik Gita pada putrinya yang kebetulan dia duduk tepat di samping Kanaya.
Kanaya pun menuruti perintah ibunya, dia mengambil piring Raju.
"Kamu mau makan apa?" bisik Kanaya pada suaminya.
Raju tidak menjawab pertanyaan Kanaya, tatapan mata Raju tertuju pada istri saudara kembarnya.
Alex melihat Raju, dia sadar ada yang salah dengan Raju. Tatapan penuh cinta tertuju pada istri saudara kembarnya terlihat jelas bagi Alex.
"Jangan-jangan Raju menyukai Kania?" gumam Alex di dalam hati.
Alex tidak bisa berpendapat sebelum dia mendapatkan bukti yang menguatkan dirinya atas dugaannya.
Kanaya menyenggol lengan suaminya agar Raju menggubris ucapannya.
Raju tersadar dari lamunannya, dia menoleh ke arah sang istri.
"Ada apa?" bisik Raju pada Kanaya.
"Kamu mau makan apa, supaya aku ambilkan," lirih Kanaya berbisik.
"Oh, aku ambil sendiri saja," bisik Raju menolak tawaran sang istri.
"Saat ini aku adalah istrimu, bersikaplah layaknya sepasang suami istri di hadapan kedua orang tua kita." Kanaya semakin kesal dengan sikap Raju.
Raju sadar dengan apa yang diucapkan oleh istrinya.
"Terserah kamu mau ambilkan apa saja," jawab Raju asal.
Dia sama sekali tidak berselera makan karena pikirannya tertuju pada wanita yang duduk di samping saudara kembarnya.
Raja dapat melihat dengan jelas apa yang tengah dilakukan oleh Kanaya terhadap Raju. Ada rasa cemburu dengan apa yang dilakukan Kanaya terhadap saudara kembarnya, tapi apa boleh buat dia sadar diri satunya saat ini.
Raja menoleh ke arah Kania, wanita itu kini sedang lahap menikmati makan malam yang sudah ada di piringnya. Kania sama sekali tidak memperdulikan Raja sedikitpun.
Akhirnya Raja mengambil makanan untuk dirinya sendiri, sesekali dia melirik ke arah Kanaya, begitu juga dengan Kanaya.
Beruntung lirikan mata Kanaya dan Raja tidak ada yang melihatnya.
Semua orang yang berada di dalam ruang makan itu pun menyantap hidangan yang sudah tersedia dengan lahap.
Usai makan malam para orang tua berkumpul di taman depan Villa.
"Ehem." Raffa berdehem menarik perhatian semua teman-temannya.
Kini semua mata tertuju pada Raffa.
"Jadi kapan kita akan mengadakan resepsi pernikahan anak-anak kita?" tanya Raffa pada semua teman-temannya dan saudaranya yang ada di sana.
"Bagaimana Reza? Lu kapan ada waktu kosong?" tanya Nick pada Reza.
"Sebenarnya kegiatan gue tidak terlalu padat ya gue bisa kapan aja kalian bisa," jawab Reza.
Saat ini Reza adalah satu-satunya orang yang bekerja dengan bebas karena dia merupakan seorang pemilik beberapa resort dan tempat wisata yang ada di Jogjakarta.
Berbeda dengan Nick, Raymond, Alex dan Satya. Mereka harus mengelola cafe setiap harinya, meskipun mereka memiliki pegawai paling tidak mereka harus menghandle kegiatan yang ada di cafe setiap hari.
"Ya sudah, Kalau begitu bagaimana kita mengadakan resepsi pernikahannya minggu depan," ujar Nick memberi usulan.
"Baiklah, kalau begitu kita sepakati acara resepsinya akan kita adakan di Padang, minggu depan." Raffa mengambil keputusan yang disetujui oleh semua orang yang ada di sana.
Setelah itu mereka pun saling mengobrol tentang kehidupan mereka masing-masing dan anak-anak mereka yang sudah dewasa.
Kebersamaan mereka dari tahun ke tahun tidak pernah berubah, ikatan kekeluargaan di antara mereka terus semakin erat ditambah saat ini mereka pun menjalin hubungan dengan cara menikahkan putra-putri mereka.
Sementara itu para anak-anak berkumpul di ruang keluarga, Raja dan Raju asyik mengobrol dengan Ranisa dan Ratu tak lupa juga dengan suami Ratu, Haris.
Keempat saudara itu mengabaikan keberadaan Kanaya dan Kania di sana.
"Kak, aku permisi ke kamar dulu, ya," lirih Kania pamit pada Ratu.
"Oh, ya udah. Kalian pasti bosan mendengar obrolan kami, hehehe," ujar Ratu.
Sudah 2 hari ini Ratu merasa sulit untuk mengobrol dengan 2 saudara kembarnya memanfaatkan waktu ini untuk menceritakan apa yang ingin diceritakan pada saudara kembarnya.
Kania pun berdiri dan melangkah meninggalkan ruangan tersebut, tak berapa lama Kanaya juga pamit untuk tidur terlebih dahulu.
Di saat Kanaya hendak melangkah masuk ke dalam kamarnya, seseorang menarik tangan Kanaya. Orang itu langsung membekap mulut Kanaya.
Bersambung...
udh nunggu lama ini