Pengantin Yang Tertukar

Pengantin Yang Tertukar

Bab 1

Bab 1

"Raja! Raju kalian harus menikah!" ujar Raffa saat usai makan malam pada kedua putranya.

Kali ini Raffa benar-benar harus tegas pada kedua putranya yang berkali-kali disuruh menikah tapi selalu beralasan belum siap untuk menikah.

Raja dan Raju hanya diam mendengar ucapan Sang Papa. Mereka menoleh ke arah sang mama.

Wanita yang selalu menjadi tempat mereka berlindung dari sang Papa kini hanya bisa diam, itu artinya Papa mereka benar-benar serius dengan ucapannya.

"Papa dan Mama sudah mencarikan jodoh untuk kalian, pernikahan kalian akan segera dilaksanakan," ujar Raffa dengan tegas.

Raffa berdiri dan meninggalkan ruang makan. Kayla juga ikut berdiri dan melangkah mengikuti sang suami.

Raja dan Raju saling berpandangan, mereka seakan tidak terima dengan keputusan sepihak yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka.

"Bagaimana ini, Ju?" tanya Raja pada saudara kembarnya.

"Entahlah," jawab Raju sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Haruskah kita jujur pada Papa dan Mama kalau kita sudah jatuh cinta pada seorang gadis?" tanya Raja lagi pada Raju.

"Kita yang mencintai gadis itu, tapi kita tidak tahu apa gadis yang kita cintai juga mencintai kita, lagian saat ini kita tidak tahu di mana keberadaannya sekarang," ujar Raju putus asa.

Setelah Raja dan Raju menyelesaikan kuliah S1, mereka melanjutkan kuliah S2 di luar negeri selama 2 tahun setelah itu, mereka kembali ke kota Padang untuk melanjutkan bisnis keluarganya yang semakin berkembang.

Raffa meminta kedua putranya mengurus semua bisnis Surya Atmaja yang ada di kota Padang.

Sementara itu Raffa kembali fokus dengan SatRa kafe yang kini sudah memiliki cabang di beberapa daerah di Sumatera Barat. Dia mengelola cafe tersebut bersama Alex.

Kafe yang ada di Bandung telah menjadi hak milik Satya, kafe yang di Jakarta menjadi milik Raymond dan Nick.

Raffa dan Satya sengaja membagi-bagi kafe yang telah mereka rintis. Agar mereka dapat mengembangkan usaha kafe tersebut.

"Apakah kita harus meminta waktu pada papa untuk mencari wanita yang kita cintai?" tanya Raja lagi pada Raju.

Raju mengangkat bahunya, dia berdiri dan melenggang melangkah masuk ke dalam kamarnya.

Melihat saudara kembarnya beranjak dari ruang makan Raja pun ikut beranjak. Dia ikut melangkah masuk ke dalam kamar Raju.

"Lu ngapain ke sini?" tanya Raju pada Raja.

"Gue mau tidur bareng lu," jawab Raja.

"Enggak, lu masuk sana ke kamar lu. Gue pusing," ujar Raju pada Abang kembarnya.

Raju memang lebih dewasa dari Raja, sudah menjadi kebiasaan bagi Raja jika sedang galau dan pusing dia memilih masuk ke kamar saudara kembarnya.

"Maka dari itu, biar kita bisa pusing bareng," ujar Raja santai.

Raja mendorong tubuh Raju, sehingga dia dapat masuk ke dalam kamar Raju.

Setelah itu dengan santainya dia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur milik Raju.

Raju hanya bisa menghela napas panjang melihat tingkah saudara kembarnya.

Dia melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk berwudhu dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu shalat isya.

"Hei, jangan lupa shalat dulu," ujar Raju pada Raja yang masih berbaring di atas tempat tidur sambil memainkan ponselnya.

"Iya, lu tenang aja," ujar Raja santai.

Setelah melipat d Ngan rapi sajadah dan kain sarungnya, Raju naik ke atas tempat tidurnya, setelah itu berbaring membelakangi saudara kembarnya, dia berusaha untuk tidur lebih awal agar Raja tak lagi mengganggu pikirannya.

Raju tidak ingin pikirannya ditambah pusing oleh rengekkan Raja yang akan berusaha mencari ide agar mereka dapat terelakkan dari perjodohan yang sudah direncanakan oleh kedua orang tua mereka.

"Ju, gue enggak sanggup nikah dengan wanita yang tidak gue cintai," keluh Raja pada kembarannya.

"Apakah gue harus kabur?" tanya Raja lagi.

"Ju, hei, lu udah tidur?" tanya Raja kesal melihat Raju yang kini sudah memejamkan matanya dengan menggunakan headset di telinganya.

"Sialan nih anak," gerutu Raja sambil melemparkan bantal guling ke wajah Raju.

"Apaan, sih?" gerutu Raju yang merasa terganggu dengan apa yang dilakukan oleh saudara kembarnya.

Raju membalikkan tubuhnya lalu menutup wajah dan telinganya dengan bantal guling tersebut.

***

"Sayang, apakah kita tidak terlalu keras pada Raja dan Raju?" tanya Kayla mengkhawatirkan kedua putranya.

Raffa menatap dalam pada istrinya, dia menarik tubuh sang istri hingga wanita yang kini sudah berumur hampir 50 tahun itu jatuh ke dalam pelukan Raffa.

"Kamu tahu, anak kita sudah berumur 28 tahun, mereka sudah pantas menjadi seorang suami. Dan mereka juga sudah pantas menjadi seorang ayah. Apakah kamu tidak menginginkan seorang cucu dari anak laki-lakimu?" tanya Raffa.

"Aku tahu, Sayang. Apakah kamu tidak akan memberi waktu kepada mereka untuk menentukan pilihan mereka masing-masing?" tanya Kayla pada suaminya.

"Sayang, kita sudah berikan waktu pada mereka 2 tahun. Tapi, kamu sendiri lihat, kan. Sedikitpun mereka tidak terlihat ingin menikah, mereka sibuk dengan pekerjaan padahal jika mereka mau mencari jodoh, mereka bisa libur beberapa hari," ujar Raffa.

"Iya, Sayang. Aku mengerti," ujar Kayla.

"Lagian, calon untuk mereka bukan orang jauh. Kita mengenal orang tua gadis itu dengan baik," ujar Raffa.

"Iya, sih." Kayla mengangguk.

"Ya udah, aku ikut dengan apa yang kamu rencanakan saja, toh kamu papanya. Kamu lebih tahu yang terbaik buat putra kita," ujar Kayla.

"Iya, Sayang. Ya udah kamu harus istirahat, besok kita akan terbang ke Jakarta untuk melihat calon menantu kita," ujar Raffa.

"Iya, aku juga kangen sama Ranisa." Kayla membayangkan wajah putri kecilnya yang kini sedang kuliah di ibu kota.

Raffa pun membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, diikuti oleh Kayla. Bertahun-tahun mereka menjalani hubungan, sedikitpun rasa yang ada di hati mereka tak pernah berkurang bahkan semakin bertambah dan bertambah.

Keesokan harinya menjelang subuh, Kayla sudah bangun. Seperti biasa dia selalu melakukan rutinitasnya, dia selalu menyempatkan diri untuk menunaikan shalat tahajud bersama dengan imam tercintanya.

Mereka akan membaca al-quran sambil menunggu waktu subuh masuk.

Setelah selesai shalat subuh, Kayla keluar dari kamar dan melangkah menuju dapur untuk pangeran kembarnya.

Meskipun ada pembantu yang mengerjakan semuanya, tapi Kayla tetap turun tangan dalam memasak untuk seluruh anggota keluarganya.

"Pagi, Ma," sapa Raju saat masuk ke dalam ruang makan.

Pria tampan dengan tubuh yang tegap dan kekar dengan tinggi 182 itu mengecup lembut pipi wanita yang sudah melahirkannya sebagai ucapan selamat pagi.

"Pagi juga, Ma," ujar Raja tak mau kalah.

Pria yang sama tampan dan memiliki wajah yang sangat mirip juga mengecup pipi Kayla di sisi lainnya.

"Pagi, Sayang. Pangeran mama semakin tampan saja," puji Kayla senang.

Raja dan Raju duduk di kursi meja makan, tak berapa lama Raffa masuk ke dalam ruang makan.

"Raja, Raju, mama sama papa akan berangkat ke Jakarta untuk bertemu dengan calon istri kalian," ujar Raffa terus terang.

"Apa?" Raja dan Raju melotot tak percaya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Mampir kak..
slam dri Berpisah krna mandul...

2022-11-06

1

Aisyah Al Humairah 🧸☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

Aisyah Al Humairah 🧸☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

aduh jangan2 calon istri kalian adalah cinta pertama kalian jga kali ya??. klau emng begitu betul betul kejutan bnget buat kalian nih.🤣🤣🙈🙈

2022-11-03

1

🥀ᴅᴡɪ_ɪᴍᴏᴇᴛ🌿

🥀ᴅᴡɪ_ɪᴍᴏᴇᴛ🌿

semua orang tua selalu menginginkan yg terbaik untuk anaknya tp jangan sampai memberatkan anak hingga anak merasa terkekang..

2022-11-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!