NovelToon NovelToon
Benih Sang Pewaris

Benih Sang Pewaris

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:28.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Aysha Siti Akmal Ali

Sebuah tragedi memilukan menghancurkan hidup gadis ini. Pernikahan impiannya hancur dalam waktu yang teramat singkat. Ia dicerai di malam pertama karena sudah tidak suci lagi.

Tidak hanya sampai di situ, Keluarga mantan suaminya pun dengan tega menyebarkan aibnya ke seluruh warga desa. Puncak dari tragedi itu, ia hamil kemudian diusir oleh kakak iparnya.

Bagaimana kisah hidup gadis itu selanjutnya?

Ikuti terus ceritanya, ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

"Baiklah, aku bisa menghubungimu nanti," gumam Julian sambil memperhatikan Dea dan Susi yang terus menjauh. Setelah Dea menghilang dari pandangannya, Julian pun bergegas melangkah menyusul lelaki yang baru saja memanggilnya.

Sementara itu.

Setelah merasa aman, Susi pun melepaskan bekapan mulut Dea kemudian mendorong gadis itu dengan kasar hingga terjatuh ke tanah.

"Dasar bodoh! Apa kamu sudah gila, Dea! Jika kamu mengatakan yang sebenarnya kepada Julian saat ini, aku yakin pihak keluarga besar Julian akan membatalkan pernikahan kalian! Dan mereka pasti akan minta uang ganti rugi karena biaya yang mereka keluarkan untuk pernikahan kalian tidaklah sedikit. Memangnya Kakakmu itu punya banyak uang untuk mengganti semuanya?" geram Susi sambil bertolak pinggang di hadapan Dea yang masih tersungkur di tanah.

Dea mengangkat kepalanya dan menatap Susi yang sedang emosi. "Tapi, Kak. Lebih baik Julian tahu sekarang. Seandainya dia memutuskan untuk membatalkan pernikahan kami, setidaknya aku tidak membohongi dirinya soal apa yang terjadi padaku," lirih Dea.

Susi memperhatikan sekelilingnya dan ada beberapa orang yang memperhatikan mereka dengan serius. Karena merasa tidak nyaman, ia pun kembali menarik tangan Dea hingga gadis itu kembali ke posisinya semula, berdiri di sampingnya. "Sebaiknya kita pulang dan bicarakan ini di rumah!"

Susi kembali mencengkram tangan Dea dengan erat agar gadis itu tidak kabur dan kembali ke kediaman Julian. Dea tampak kesakitan, tetapi ia tidak berdaya melawan. Selain ukuran tubuh Susi yang jauh lebih besar darinya, ia pun masih menghormati wanita itu sebagai pengganti Ibunya.

Setibanya di depan rumah, Susi kembali menyeret gadis itu hingga masuk ke dalam kamarnya.

"Sini, mana ponselmu?" pinta Susi sambil mengulurkan tangannya ke hadapan Dea.

Namun, Dea tidak ingin menyerahkannya kepada Susi. Ia menggelengkan kepala sambil memegang erat saku bajunya, di mana Dea menyimpan ponsel tersebut. "Jangan ambil ponselku, Kak."

Namun, tidak semudah itu meluluhkan hati Susi yang sekeras baja. Wanita itu mengambil paksa ponsel tersebut dari saku baju Dea dan setelah berhasil ia pun menyimpannya.

"Akan kuserahkan kembali ponselmu, setelah hari pernikahan kalian selesai dilaksanakan," ucap Susi yang kemudian melenggang pergi.

"Kakak, aku mohon! Kembalikan ponselku!" teriaknya dari dalam ruangan itu.

Setelah keluar dari kamar sempit tersebut, Susi langsung mengunci pintunya dari luar hingga hingga Dea tidak bisa keluar. Sementara kunci milik Dea pun sudah berada di tangannya.

"Kenapa Tante Dea dikurung, Bu?" tanya Virna yang baru saja tiba di tempat itu dan menghampiri Sang Ibu dengan wajah heran.

"Dia pantas dikurung! Kamu jaga kamar ini dan jangan biarkan siapapun membukanya kecuali Ibu. Paham?" tegas Susi kepada Virna.

"Walaupun itu Ayah?" tanya Virna lagi.

"Ya, walaupun itu Ayahmu. Jika dia berani membukakan pintu untuk Dea, maka katakan sama Ibu, mengerti 'kan?" sahut Susi.

"Baik, Bu!" ucap Virna sambil memberi hormat kepada Ibunya tersebut.

"Bagus, anak pintar!" Susi tersenyum sambil mengelus lembut puncak kepala Virna dengan lembut.

Sementara Dea masih terus berteriak sambil menggedor pintu kamarnya, meminta Susi mengeluarkan dirinya dari ruangan itu.

Mendengar suara teriakkan adik perempuannya, Herman pun segera menyusul ke kamar gadis itu. "Ada apa lagi ini, Susi? Kenapa Dea dikurung?" tanya Herman dengan wajah bingung.

"Heh, Mas! Adik perempuanmu ini sudah gila! Dia ingin membatalkan pernikahannya bersama Julian. Memangnya Mas punya banyak uang untuk menggantikan semua biaya yang sudah mereka keluarkan untuk menyambut acara pernikahan itu, iya?!" ketus Susi dengan mata membesar.

Herman pun terdiam dan ia menatap sedih ke arah kamar gadis itu. Ia tidak tega melihat Dea diperlakukan seperti itu. Namun, ia pun takut jika harus diminta menggantikan seluruh uang yang sudah dikeluarkan oleh keluarga Julian nantinya.

Susi melengos pergi, sementara Herman dan Virna masih berada di ruangan itu. Herman menatap heran kepada Virna yang seperti seorang satpam berjaga di depan pintu kamar Dea.

"Kenapa kamu masih di sini, Virna? Kenapa tidak menyusul Ibumu?" tanya Herman dengan kening mengkerut.

"Aku diperintahkan Ibu untuk menjaga tante Dea agar tidak kabur. Memangnya kenapa? Ayah ingin mengeluarkan tante Dea, ya?" celoteh Virna dengan penuh selidik.

Herman menggelengkan kepalanya pelan sambil berdecak sebal. "Ck ck ck! Kamu benar-benar sudah seperti Ibumu, Virna."

Virna tidak menggubris, ia hanya tersenyum tipis tanpa berkeinginan menjauh dari tempat itu. Herman menghampiri pintu kemudian menyingkirkan Virna yang mencoba menghalanginya.

"Menjauh sana! Ayah ingin bicara sama tante Dea."

"Aku tidak mau, Ayah! Aku 'kan sudah mendapatkan perintah dari Ibu untuk menjaga pintu ini!" sahut Virna sambil menekuk wajahnya.

Virna tampak kesal karena Herman berhasil menyingkirkan dirinya dari pintu tersebut. Virna berjalan menghampiri meja makan kemudian duduk di sana dengan tatapan yang terus tertuju pada Herman.

Herman menempelkan telinganya di daun pintu dan mencoba mendengarkan suara Dea yang terkurung di dalam sana. Tak ada lagi suara teriakan yang terdengar dari bibir gadis itu. Hanya isak tangis yang kini terdengar jelas di telinga Herman.

"Dea, kamu baik-baik saja?" tanya Herman sembari mengetuk pintu kamar gadis itu.

Dea menghentikan tangisnya. Dea yang masih bersandar di daun pintu sambil memeluk kedua lututnya, perlahan bangkit dan menempelkan telinganya di sana.

"Kak, kumohon bantu aku keluar! Aku harus menemui Julian dan menceritakan semuanya!"

Herman menghembuskan napas berat. "Bukannya Kakak tidak ingin membantumu, Dea. Namun, apa yang dikatakan oleh Susi memang ada benarnya. Kita sudah terlanjur basah. Keluarga Julian sudah mengeluarkan banyak uang untuk menggelar acara pesta pernikahan kalian. Kakak takut, Dea. Kakak takut keluarga besar Julian meminta ganti rugi kepada kita. Kamu tahu sendiri 'kan, Kakak tidak punya uang sebanyak itu," lirih Herman dengan wajah sedih.

"Tapi, Kak!"

Tubuh Dea kembali luruh. Ia jatuh ke lantai dengan posisi bersandar di daun pintu kamarnya. Gadis itu tampak pasrah karena sekarang tak ada siapa pun lagi yang bisa ia mintai tolong. Bahkan Herman pun setuju dengan pendapat istrinya itu.

"Maafkan Kakak, Dea," lirih Herman sembari menghembuskan napas berat. Dan dengan berat hati, Herman pun bergegas pergi dari ruangan itu.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus menutup mulutku rapat seperti permintaan kakak dan kakak ipar?" gumam Dea sambil menyeka air mata yang kembali merembes di kedua pipinya.

"Lalu bagaimana jika Julian tidak bisa menerima ini semua? Oh ya, Tuhan! Kenapa Engkau berikan aku cobaan seberat ini?" keluh Dea.

Perlahan Dea bangkit dari posisinya. Ia berjalan gontai menuju tempat tidur kemudian membaringkan tubuhnya di sana.

...***...

1
Shakiera Afaf Ihza
Luar biasa
Joel
kakak ipar yg jahat,, trus adik ipar yg bego terlalu lemah. masa ngelawan aja gak bisa,, terlalu golek jadi cewe. trus jadi Julian laki laki bego jg, gak bisa ngobrol secara baik2 malah dengan mabuk2 trus merasa diri loh jadi orang yg paling kecewa, paling terpuruk. heh bego yg paling menderita disini si dea, udh diperkosa disiksa sama kak iparnya, lah u. lah sudahlah lanjut lagi ke ceritanya.. jadi Greget aki bacanya..😤
Roroh Rohimah
Luar biasa
Tika Maniez
thor kemana aja gak ada kabar nya so apakah cerita ini gak ada kelanjutannya
Novano Asih
nah lo Ervan sama Nadia😃😃
Novano Asih
syukurin itu karma yg kedua buat Alfa tadinya kupikir nggak bisa on dari awal
Novano Asih
Wis merantau ke kota aja siapa tahu ketemu Alfa
Novano Asih
Julian ini tipe laki"plin plan maunya menang sendiri berarti cintanya untuk Dea nggak tulus
Hylos Nana
Luar biasa
Hanifah
mulutmu Susi tanpa saringan
Mazree Gati
ko ga mati di keroyok warga,,hebat sakti
Mazree Gati
dea bukanya kabur masih di situ goblok,,
Mazree Gati
bukannya pergi kabur ke kontrakan,,pingin ngakak takut keselek
Mazree Gati
end aja thorr
vit
Terima kasih atas karyanya kk author..
vit
🤣🤣🤣
Wulan Catur
ya ada bagus nya jugak sihh,,, walaupun matre 😏
altanum
akhirnya dea menemukan kebahagiaan nya.g jadi dapat mertua yg nyebelin,malah mertuanya sayang bnget...
Cindy Cindy
Luar biasa
SUHAENI SUHAENI
kek drama prindavan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!