(***) Peony surgawi adalah seorang gadis yatim piatu . dia tinggal bersama seorang Bibi penjual bunga yang bernama Aura Herawati , dia tidak mempunyai anak dan suami . Peony tinggal bersamanya semenjak usia delapan tahun .
***
Al gozali Matthew adalah seorang anak laki laki kecil yang sejak lahir telah di tinggal pergi ibunya mengejar kemewahan duniawi . dia tumbuh menjadi anak laki laki yang dingin dan datar seperti Ayahnya Al Gibran Matthew .
semenjak di khianati oleh istrinya ,Al Gibra Matthew sangat membentengi diri dengan namanya wanita .Semenjak sang istri pergi bersama laki laki yang lebih kaya darinya ,karena kehidupan Matthew saat itu masih kalang kabut .
suatu hari Al tanpa sengaja bertemu dengan Piony . melihat kelembutan kesabaran dan kebaikan Piony Al menginginkannya sebagai temannya . karena selama ini kehidupan anak berumur lima tahun itu sangat abu abu .
apakah Matthew akan mengabulkan permintaan Al putra . perubahan apa yang akan terjadi pada Al Gibran Mat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Al menatap Peony yang terus memijit kakinya sambil mendongeng .
" Peony."
Peony menghentikan dongengnya dan menatap Al dengan senyum manis seperti biasa ." Iya ,Tuan Muda? Anda ingin sesuatu , air atau yang lainnya ?"
"Bisa temani aku tidur , dongengkan aku sambil berbaring di sini ." Al menepuk tempat kosong di sebelahnya .
Jelas itu membuat Peony terkejut ."Tapi saya...."
"Ayolah , Peony. sekali ini saja , aku ingin merasakan tidur bersama seorang ibu bagaimana rasanya . Meski Ayah tidak membolehkan aku menganggapmu ibu , tapi aku ingin merasakannya . Atau aku tidak boleh merasakan itu semua ?"
Peony tertegun , dia merasa iba melihat tatapan Al berubah sendu . Tak heran Al begitu keras menginginkan perhatian seorang ibu . Dia tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu .
"Baiklah , saya akan menemani Anda tidur . Benar saya berbaring di samping Anda . Sekarang pejamkan mata Anda."
Peony benar benar berbaring di samping Al . Perlahan gadis itu memberanikan diri memeluk tubuh majikan kecilnya . Telapak tangan Peony beralih ke atas kepala . Gadis itu mulai mengelus lembut rambut Al . Sehingga anak laki laki itu merasa semakin nyaman dan terbuai .
"...kemudian si kancil ..."
Tanpa mereka sadari sejak tadi sepasang mata tajam memperhatikan Peony dan Al dari arah pintu .
Siapa lagi jika bukan Matthew ,pria itu diam di tempatnya dengan wajah sendu . Mendengar kalimat putranya yang begitu menginginkan seorang ibu , membuat Matthew merasa sedih .
Dia terus memperhatikan Peony yang memeluk tubuh putranya sembari mengusap rambut Al , tak ada drama . Benar benar dengan hati . Suara lembut Peony yang sedang mendongeng juga cukup jelas dari tempat Matthew berdiri .
"Huft..Al sepertinya benar benar menginginkan seorang ibu . Bahkan keberadaanku yang selalu ada untuknya ,memenuhi semua kebutuhannya . Tetap tidak bisa menggantikan sosok ibu untuknya . Jadi apa yang harus aku lakukan .?"
Matthew perlahan menutup pintu kamar Al . Dia berjalan ke arah kamarnya yang tak jauh dari kamar Al . Tadinya Matthew berniat menawarkan diri untuk tidur siang bersama sang putra . Namun ,tampaknya sekarang Al lebih butuh pelukan Peony sebagai seorang ibu di matanya .
"Tuan ."
Langkah kaki Matthew terhenti saat mendengar suara seseorang . Dia menoleh dan melihat bahwa yang datang adalah Morgan . Dia datang sambil membawa beberapa map di tangannya .
"Saya sedang tak ingin membahas apa apa sekarang Gan ." Matthew melanjutkan langkahnya .
Morgan merasa heran dengan Matthew . Tak biasanya Bosnya itu tak bersemangat seperti ini . Dia selalu membahas pekerjaan meski weekend sekalipun .
"Maaf ,Tuan . Tapi ini penting , ini masalah Borneo group . Mereka mengulik masalah pemegang saham tertinggi . Karena kemarin malam mereka menang tender besar di tokyo ."
Langkah kaki Matthew terhenti , dia membalikkan badan menatap Morgan dengan wajah datarnya .
"Ck, nanti aku akan cek , sekarang kamu buat brosur perekrutan perempuan dari keluarga ternama . minimal umur tiga puluh lima sampai maksimal umur empat puluh tahun .
Kening Morgan berkerut ." Untuk apa ,Tuan ."
"Saya akan lakukan seleksi istri kontrak ."
"Haaa.!"
"Tuan ,Anda yakin?"Morgan bertanya sembari terus mengikuti langkah kaki Matthew .
"Sejak kapan saya bermain main? Tidak usah banyak bicara . Kamu lakukan saja perintah saya ."
"Tapi , kenapa begitu tiba tiba Tuan?" tanya Morgan kembali .
Matthew duduk di kursi kebesarannya di ruang kerjanya . Dia mengetuk meja seakan memberi kode pada Morgan untuk meletakkan beberapa map penting yang di bawanya .
Morgan segera mengikuti instingnya meletakkan map map itu di meja depan Matthew .
"Saya hanya ingin membuat keinginan Al terkabul . Sepertinya dia memang begitu menginginkan seorang ibu ." Matthew menjelaskan keraguan dari perintahnya untuk Morgan . Sambil memeriksa poin poin dalam berkas yang ada di dalam map .
"Tapi , bukannya Tuan Muda sudah sangat bahagia dengan keberadaan gadis kecil itu ,Tuan?".
"Memang , tapi yang dia inginkan seseorang yang benar benar bisa di panggil ibu ."
"Kalau begitu , kenapa Anda tidak membuat gadis kecil itu saja yang di panggil Ibu? Bukannya akan sulit untuk mencari seorang perempuan yang di sukai oleh Tuan Muda ? Selama ini kita juga sudah mencoba bukan? Jangankan gelar Ibu , sebagai babysitter saja Tuan Muda kemarin kemarin begitu pemilih .saya rasa....ini akan cukup sulit , Tuan."
Matthew menghentikan pekerjaannya . Dia mendongak menatap wajah Morgan yang duduk di balik meja kerjanya .
"Saya akan mengangkat seorang perempuan sebagai istri kontrak , supaya perempuan itu bisa di panggil Ibu oleh Al . Kamu menyuruh saya membuat Gadis kecil itu menjadi istri kontrak saya? Umur dia begitu jauh , masih sangat kecil . Saya bisa di sebut sebagai seorang pedofil ?"
Morgan terdiam , ada benarnya kalimat Matthew ."Ya , ada benarnya . Tapi setidaknya , bersama gadis kecil itu Tuan Muda pasti akan langsung senang untuk memanggilnya Ibu ,Tuan ?"
"Ck , sudahlah . Kau lakukan saja apa yang aku minta . Saya akan melakukan seleksi , setelah saya pilih . Saya akan memperlihatkan pada Al . Mana tahu saja Al perempuan selain gadis kecil itu ."
"Untuk membuat para perempuan berbondong bondong ikut seleksi , saya rasa tidak sulit . Apalagi jika mereka tahu , kalau mereka akan di jadikan istri . Meski hanya istri kontrak dari Tuan Matthew . Tapi saya jujur saja , kurang yakin jika rencana ini akan berhasil ,Tuan ."
Matthew menatap Morgan wajah datar ." Tidak usah banyak bicara . Sekarang kamu baca kembali laporan ini . Bagaimana bisa kamu menyuruh saya menanda tangani laporan tidak jelas seperti ini ?"
Morgan terkejut dan segera meraih map yang baru saja di lempar oleh Matthew ." Halaman berapa ,Tuan?".
"Kamu cek saja semuanya , sudah pergi sana . Ini adalah weekend-ku kamu menganggu ." Matthew berdiri dan berniat keluar dari ruangan kerjanya itu .
Morgan menatap pergerakan Matthew dengan wajah malas ."Biasanya dia yang selalu menjadikan aku seperti robot . Tidak perduli hari sabtu atau pun hari minggu . Sekarang malah bilang jika aku yang menganggunya , ck sabar ." gumam Morgan sambil mengelus dada.
"Apa kamu akan tetap berada di ruangan kerja saya ? Keluar!"
Morgan terlonjak kaget mendengar suara sang atasan dari arah pintu ."Baik ,Tuan!"
Matthew bergerak keluar dari dalam lift . Tak lama Morgan juga ikut keluar dan berjalan di belakang Matthew .
Baru berjalan beberapa langkah , mata Matthew menangkap keberadaan Peony . Rupanya gadis kecil itu sudah berhasil membuat Al tertidur , rasanya begitu cepat .
"Al sudah tidur?"
"Astaga!" Peony terlonjak saat mendengar suara berat seseorang .
Gadis itu langsung membalikkan badan dan terkejut melihat Matthew berjalan kearahnya , Peony langsung menunduk hormat .
"Sudah ,Tuan . Tuan Muda sudah tidur ."
Matthew mengangguk ," cepat juga , mungkin hanya sepuluh menit . Dia sudah berhasil membuat Al tertidur ." Ucap Matthew di dalam hati .
"Buatkan saya teh ."
Peony mengangkat kepalanya dan menatap Matthew yang sudah duduk di atas sofa . Gadis itu menoleh ke kiri dan kanan ,tak ada pelayan lain di sekitarnya hanya dirinya yang ada .
"Oh , saya akan segera memberitahu kepala koki ,Tuan."
"Saya menyuruh kamu , bukan menyuruh kepala koki ."
secara kamar kan ad cctv nya
aku suka Thor Matt tersiksa
karena benci dan cinta itu terlalu tipis
bujang lapuk kah si Matthew thor
secara dia bilang dadanya masih rata