NovelToon NovelToon
Berbagi Cinta : Istri Kedua Tuan Muda

Berbagi Cinta : Istri Kedua Tuan Muda

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Perjodohan
Popularitas:7.3M
Nilai: 4.5
Nama Author: Viviane

⚠️WARNING *** ⚠️
KISAH PERJUANGAN ISTRI KEDUA TUAN MUDA.

Delina tidak menyangka ada tuan muda yang mengajaknya menikah secara mendadak tepat saat dia lulus SMA. Dihari pernikahannya Delina baru saja mengetahui kalau dirinya menjadi istri kedua. Gadis itu tak terima dan ingin melarikan diri, namun tak bisa.

Mahesa berjanji akan menceraikan Delina setelah dia melahirkan anak untuknya. Apakah Delina sanggup untuk bertahan? Atau memilih untuk benar-benar melepaskan Mahesa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Viviane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamu Misterius

Tiga hari berselang Delina menghabiskan waktunya di rumah untuk melepaskan rindu dengan keluarganya. Menikmati beragam masakan ibunya, bercengkerama dengan anggota keluarga, dan bermain bersama adik-adiknya.

"Menu hari ini sayur bayam, tempe goreng, dan sambal terasi," ucap ibu Delina saat menata makanan di meja makan.

"Ibu masih ingat makanan kesukaan aku?" ucap Delina sembari mengunyah tempe goreng buatan ibunya.

"Tentu saja. Ibu tidak akan bisa melupakan kesukaan anak ibu."

Makan siang berlangsung dengan sedikit obrolan dan canda tawa. Sesekali kedua orang tua Delina ingin mendengarkan cerita kehidupan Delina yang baru bersama suaminya.

"Bagaimana mertua kamu? Apakah menerima kehadiran kamu, Delina?" tanya Nugroho.

"Iya Yah. Papa mertua sangat baik ... baik ... banget."

"Dia menganggap Delina sudah seperti anak kandungannya sendiri, Yah." Delina menceritakan tentang Atmajaya.

Ayah dan ibu Delina sangat senang jika putrinya hidup dengan keluarga suaminya yang menerima Delina apa adanya. Walaupun kenyataannya Delina harus makan hati setiap hari. Karena statusnya yang menjadi istri kedua tuan muda.

"Kapan suamimu pulang dari luar negeri?" tanya Nugroho yang kembali penasaran.

"Ehm ... mungkin minggu depan, Yah. Banyak yang harus dia kerjakan di luar negeri," balas Delina berbohong.

"Suamimu sangat sibuk ya?" sahut sang ibu.

"Ya begitulah, Bu. Namanya juga pemilik perusahaan besar."

Delina mengatakan bahwa Mahesa sedang ada pekerjaan di luar negeri. Karena Delina tidak bisa ikut, makanya Mahesa meninggalkan Delina di rumah orang tuanya. Dia tidak mungkin berkata seperti kenyataannya.

"Badanmu terlihat berisi. Apakah kamu sedang mengandung Delina?" tanya ibunya.

Sontak Delina tersedak saat mendengar pertanyaan itu. Segera ibunya memberikan air putih untuk putrinya, "Maafkan Ibu, Nak."

"Enggak apa-apa, Bu," balas Delina setelah meminum air putih.

"Doakan saja semoga cepat isi ya." Delina tersenyum menanggapi.

"Aamiin. Ibu sudah tidak sabar menanti calon cucu."

"Sama Ayah juga."

Rupanya harapan semua orang tua kepada anaknya setelah menikah itu sama yaitu ingin anaknya segera memiliki keturunan. Padahal hal itu bukanlah sebuah pathokan bagi pasangan suami-istri baru. Namun, kembali kepada takdir dan kehendak sang pencipta.

"Kak Delina ... ada tamu," ucap Devano yang baru saja pulang sekolah.

Delina mengernyit bingung, "Tamu untukku? Siapa?"

"Enggak tahu Kak. Katanya cari Kak Delina," sahut Devani sembari menggendikkan bahunya.

"Baiklah aku akan menemuinya." Delina segera beranjak dari tempat duduknya.

Seorang pria berusia tiga puluh tahunan duduk di ruang tamu rumahnya. Mengenakan pakaian kerja yang lengkap dengan jas dan dasinya. Sebuah tas kerja berwarna hitam dia letakkan di samping tempatnya duduk.

"Selamat siang, Nona," sapa pria itu.

"Maaf Anda siapa?" tanya Delina seraya mendudukkan dirinya berhadapan dengan pria itu.

"Perkenalan saya Reyhan diutus perusahaan untuk meminta tanda tangan Anda," ucapnya sembari menyodorkan tangan.

"Reyhan?" ulang Delina mengingat-ingat nama itu.

Seingatnya Delina tidak pernah bersangkutan dengan orang ataupun karyawan yang bernama Reyhan. Lalu kenapa ada pria yang mengaku dari perusahaan yang meminta tangan tangannya.

"Sepertinya Anda salah orang," kata Delina setelah berpikir sejenak.

"Saya tidak salah, Nona. Saya diutus oleh Tuan Mahesa untuk menemui Anda di rumah ini," ucapnya.

"Tuan Mahesa sendiri yang telah memberikan alamat rumah ini kepada saya."

Pria yang mengaku bernama Reyhan itu membuka tas kerjanya. Mengeluarkan beberapa dokumen dari dalam tas tersebut. Menyodorkan kepada Delina dan membukakan tutup bolpoin untuknya.

"Silahkan Anda tanda tangani berkas-berkas ini, Nona," pinta Reyhan menyodorkan berkas-berkas itu.

"Ini adalah berkas yang harus segera ditandatangani. Karena Tuan Mahesa sedang tidak ada, maka Anda sebagai istrinya bisa mewakilinya," sambungnya.

Delina terdiam memikirkan beragam kemungkinan yang terjadi. Pertama, pria itu sangat menyakinkan, karena tidak ada yang tahu keberadaan selain Mahesa dan Ferdi. Kedua, pria itu tahu bahwa Delina adalah istri dari Mahesa. Padahal tidak banyak yang tahu mengenai hal itu selain kerabat dekat.

"Nona sebaiknya Anda segera menandatangani semua berkas ini. Waktu saya disini tidak akan lama, Nona. Saya harus mengerjakan pekerjaan yang lainnya," ucap Reyhan membuyarkan lamunan Delina.

"Oh iya. Maaf."

"Dimana saya harus menandatangani berkas ini?"

Reyhan langsung menunjukkan berkas-berkas yang harus Delina tanda tangani. Dengan sedikit keraguan Delina membubuhkan tanda tangannya. Sembari berdoa di dalam hati semoga keputusannya benar.

"Terima kasih, Nona," ucap Reyhan membereskan berkas-berkas tersebut.

"Saya izin pamit untuk kembali ke perusahaan," pamitnya seraya keluar dari rumah Delina.

***

Selang dua hari semenjak kedatangan Reyhan. Delina mendapatkan tamu yang tak dikenal lagi. Kali ini seorang perempuan yang datang mencarinya.

"Maaf Ibu Delina. Perkenalkan saya Via dari perusahaan XXX," ucap seorang perempuan cantik yang mendatangi rumahannya.

Padahal Delina tidak pernah mengatakan kepada siapa pun mengenai alamat orang tuanya. Yang membuatnya bingung kenapa dia bisa menerima beberapa tamu di rumah itu. Sebenarnya siapa yang memberikan alamat orang tuanya kepada rekan kerjanya?

"Oh iya. Ada apa ya?" tanya Delina kebingungan. Sebelumnya Delina mempersilahkan tamunya itu duduk di sofa ruang tamu.

"Jadi begini Bu. Saya dari perusahaan XXX ingin menawarkan kerjasama dengan Perusahaan Mahesa Grup," ucapnya.

"Perusahaan kami bergerak dibidang suplai obat-obatan. Kami ingin bergabung menjadi supplier utama di Marketplace milik Mahesa Grup."

"Kami menyediakan beragam jenis obat-obatan yang dibutuhkan oleh seluruh rumah sakit di tanah air."

"Perusahaan kami juga sudah menjadi perusahaan pengekspor obat-obatan nomer satu di tanah air. Sudah dapat dipercaya dan tidak diragukan lagi."

Perempuan itu menjelaskan tujuannya datang menemui Delina. Via diutus perusahannya untuk membujuk Delina agar mau bekerja sama dengan Perusahaan XXX. Jadinya dia menggebu-gebu memperkenalkan perusahaannya kepada Delina.

"Tetapi saya tidak bisa---" Baru saja Delina ingin berucap. Namun, dihentikan oleh ucapan Via yang menyambarnya.

"Ibu Delina tenang saja. Kami akan memberikan promo besar di Marketplace milik Mahesa Grup. Untuk opening kami akan memberikan diskon sebesar 70% dan sepanjang tahun kami akan memberikan diskon 50%. Untuk peringatan hari-hari spesial akan ada tambahan diskon sampai 25%," jelas Via panjang lebar.

Sungguh diskon yang fantastis untuk perusahaan yang baru bergabung dengan Marketplace Mahesa Grup. Delina sampai tercengang mendengarnya.

"Memang target kami adalah menjaring konsumen agar mengenal produk kami dari diskon besar-besaran ini. Kamu juga memberikan asuransi jika ada kesalahan pengiriman nantinya," sambung Via saat mendapati gelagat Delina seperti tidak percaya dengan ucapannya.

"Bagaimana Ibu Delina? Apakah Anda menerima pengajuan kerjasama kami?"

Memang dari penjelasan Via terdengar sangat menggiurkan. Delina masih curiga dengan perempuan yang tiba-tiba datang ke rumah orang tuanya itu. Dia pun tidak bisa memberikan keputusan secara sepihak tanpa adanya rapat dengan berbagai divis di perusahaan.

"Usulan kerjasama Anda akan saya tanyakan di rapat dulu," kata Delina.

"Anda bisa datang ke perusahaan nanti akhir bulan."

"Tetapi Bu. Saya mohon Ibu segera memastikan kerjasama ini dalam beberapa hari ke depan," ucap Via.

"Karena bos saya menginginkan kerjasama kita cepat terlaksana," sambungnya.

"Bu, tolonglah saya."

Perempuan itu sudah menampakan wajah melasnya. Delina paham akan posisi perempuan itu yang hanya mendapatkan mandat dari atasannya. Namun, Delina juga harus membicarakan usulan kerjasama itu dengan suaminya dan karyawan lainnya.

"Maafkan saya. Saya tidak bisa jika harus memberikan keputusan dalam beberapa hari kedepan. Saya harus menunggu Tuan Mahesa kembali ke tanah air terlebih dahulu," jelas Delina.

"Jika Anda masih ingin melanjutkan usulan kerjasama. Datanglah akhir bulan nanti ke perusahaan untuk menemui saya."

Namun sepertinya penjelasan Delina tidak diterima oleh Via. Perempuan itu pamit dengan muka yang masam. Delina hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Via.

"Ferdi apakah kamu memberitahukan alamatku saat ini kepada orang lain?" tanya Delina melalui sambungan telepon.

Untuk menuntaskan rasa penasarannya. Akhirnya Delina menelepon Ferdi dan menanyakan tentang beberapa orang yang datang menemuinya.

"Maaf Nona. Saya tidak mengatakan keberadaan Nona kepada siapa pun," balas Ferdi.

"Memangnya ada apa, Nona?" tanya Ferdi yang justru penasaran dengan pertanyaan Delina.

"Apakah ada yang bisa saya bantu?"

Jawaban Ferdi berhasil membuatnya membulatkan matanya sempurna. Delina sangat terkejut dengan penjelasan Ferdi. Lalu darimana Reyhan dan Via tahu alamatnya?

"Ehm ... eng-enggak a-apa-apa Fer," balas Delina terbata-bata.

"Terima kasih," pungkasnya mengakhiri.

Ponsel yang awalnya dia genggam kini jatuh ke lantai. Delina memikirkan siapa Reyhan dan Via sebenarnya. Terlebih Delina telah menandatangani berkas-berkas yang dibawa oleh Reyhan.

"Oh Tuhan," pekik Delina frustasi.

###

Waduh sebenarnya mereka siapa? Apa motif mereka menemui Delina? Dan darimana mendapatkan alamat rumah Delina saat ini? Lalu bagaimana dengan berkas-berkas yang sudah ditandatangani Delina ya? Apa berbahaya?

🌱Jangan lupa klik favorit, like dan komentar. Sehat dan sukses selalu ya.

1
cia
Luar biasa
Lestari Ami'ne Zia
kok tamat
Zee Gween
baru kali ini aku baca novel yang pemeran utama nya pada gobloookk.... bikin geleng kepala sambil nyengiirr
Raid
Lumayan
Lina Suwanti
semoga dgn berjalannya waktu bs membuat Delinna jd dewasa n kuat
Putri Purwanti
Kecewa
A Creapa
baru baca marathon dari kemarin. kirain masih on going. ternyata sudah lama gak update.

please Thor....dilanjutin ya ya ya... semangat 🔥🔥🔥
Dfu Handayani
bloon jadi cowok
Herta Siahaan
kau kan ceo bodoh
Herta Siahaan
memang lah Mahesa laki2 lemah.... emosian tapi entahlah. g cukup Maharani jd pelajaran kini Clarissa lagi. bukan nya nyariin delina
Reta Anggraeni
bener banget kok di skip sih gak asik
Nurnadira Sakira
saran aq warak Delina ni ksi ada pendirian yg keras jgn mudah lembut hati...
Sukliang
psti ulah maharani jalang
Staffs AZ Zahro
lari melulu cape dong thor
Staffs AZ Zahro
dasar laki laki bodoh aku kecewaaaa
Staffs AZ Zahro
dasar ulat bulu
Staffs AZ Zahro
dasar buaya buntung bikin keselaja kataya ciinta busit pret
Rita Herlina
dan yang datang adalah....................ferdy 100 buat aku,aku berhak mendapatkan kompor gas 😂😂😂
Staffs AZ Zahro
biasaya istri ke dua lebih jahat ini ko kebalikanya 😴😴
Rita Herlina
dasar delina bangor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!