NovelToon NovelToon
The Death Mirror

The Death Mirror

Status: tamat
Genre:Misteri / Horror Thriller-Horror / Model / Obsesi / Tamat
Popularitas:427
Nilai: 5
Nama Author: Richest

Michelle sudah lama mencintai Edward, namun ternyata lelaki itu justru jatuh cinta dan menjalin hubungan dengan Kimberly, teman baik Michelle sendiri.

Rasa benci Michelle terhadap Kim semakin membara. Sehingga salah seorang sahabatnya yang lain mengajaknya ke desa sepupunya.

Michelle membawa pulang barang antik berupa cermin tua yang sangat menyeramkan setelah pulang dari hutan. Cermin itu bisa mendatangkan petaka.

Hingga kabar tentang kematian Kim setelah beberapa hari menikah dengan Edward pun tersebar di kalangan masyarakat.

Ada misteri apa di balik kematian Kimberly?

Ayo temukan jawabannya dengan membaca novel ini sampai selesai, selamat membaca 🥳

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Richest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Michelle kembali ke tempat tidur dengan perasaan gelisah. Dia merasa tidak nyaman dengan darah dan nanah yang terus-menerus keluar.

Bahkan dia harus berganti celana dalam dikarenakan yang tadi sudah basah. Dia terpaksa memakai pembalut haid untuk mengurangi risiko bocor.

"Kenapa darah dan nanahnya keluar banyak sekali? Sssttt." rintihnya.

Pada pagi harinya, Edward sudah terbangun lebih dulu darinya. Michelle yang baru bangun itu segera merapikan pakaiannya dan menuju lantai bawah untuk menemui Edward.

Lelaki itu melihat kehadiran Michelle yang masih mengenakan lingerie nya. Semua lekuk tubuh gadis itu terlihat dengan sempurna. Dia menghampirinya dan memeluk gadis itu.

Mengecup bibirnya sekilas kemudian melepaskan pelukannya. "Kita pulang pagi ini ya, Chelle. Soalnya aku ada meeting dadakan jam sembilan pagi ini." ujarnya.

"Iya, enggak apa. Kalau gitu aku bersiap-siap dulu ya."

Sementara itu, disisi lain, James sedang melamun sendirian di dalam kamar hotel sejak bangun tidur tadi.

Dia masih duduk di tepi ranjang sambil meratapi nasibnya yang mana malam tadi telah tidur berdua dengan Aryan.

Sementara Aryan telah keluar dari kamar mandi. Ia melilitkan handuknya untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.

"Apa kamu mau melakukannya lagi?" tanyanya.

"Aku ingin pulang. Setelah ini jangan pernah kamu menghubungi atau menemuiku lagi. Aku benar-benar sudah muak dengan semua ini." sahut James dengan sinis.

Aryan mencibirkan bibirnya. "Uhm, baiklah."

James pergi meninggalkan Aryan sendirian di sana. Dia tidak membawa mobil karena dia bisa berada di hotel dan tidur bersama Aryan disebabkan ia diculik oleh lelaki itu.

...****************...

Di dalam ruangan koleksi mayatnya, Michelle juga menaruh mayat Sisca di sana. Dia memasukkan mayat sahabatnya itu ke dalam peti mati.

Kemudian Orla datang ke sana. Dia melihat Michelle sudah melakukan apa yang dia inginkan. Tapi, dia masih kurang puas dengan hasil kerja gadis itu.

Dia hanya tertarik dengan mata abu-abu milik Sisca namun tidak tertarik dengan anggota wajah yang lainnya.

"Aku hanya akan mengambil mata abu-abu milik gadis ini. Tapi, aku masih butuh organ yang lainnya dari orang yang berbeda. Bunuh saja teman-teman model mu. Mereka semua pasti cantik dan sempurna." perintahnya.

Michelle mendengus kesal. Mengapa setiap dia habis membunuh orang pasti yang diambil oleh Orla hanya satu organ saja.

Sama halnya seperti pada mayat Venny. Orla hanya mengambil hidungnya saja. Padahal organ tubuh Venny yang lainnya sangatlah indah. Termasuk bibir dan sebagainya.

Dia harus terus bunuh-membunuh untuk mendapatkan apa yang Orla inginkan. Jujur dia merasa bosan, tersiksa, dan tertekan oleh perintah yang sangat berat itu.

"Kenapa kamu hanya mengambil satu organ saja? Bukankah di wajah Venny, Kim, dan Sisca ini banyak yang cantik dan sempurna? Kau benar-benar menyusahkan ku saja."

"Apa kau bilang? Jadi kamu keberatan dengan perintah ku? Jalankan perintahku atau kau yang akan jadi mangsaku!" ancamnya.

Michelle merasa takut dengan ancaman dari Orla. Dia selalu merasa terancam jika masih berhubungan dengan Orla. Hingga ia harus mengikuti semua keinginannya.

"Iya-iya, akan aku lakukan semua perintah darimu." jawabnya pasrah dengan keadaan.

Di malam harinya, Michelle pergi ke bar. Dia melihat ada James di sana. Lelaki itu tampak meminum banyak alkohol hingga sekarang sudah dalam keadaan mabuk.

Ia menghampiri lelaki itu dan duduk di kursi di sampingnya. Untunglah Michelle belum mabuk berat seperti James. Dikarenakan ia baru minum sedikit.

James melihat kehadiran Michelle di sana. Namun dia masih ingat dan sadar siapa itu. Lelaki itu tertawa pelan dan tidak jelas sekali.

"Michelle? Haha, aku kemarin habis tidur berdua dengan Aryan mantanku. Dia ingin mengajak aku bersetubuh dengannya lagi." ucapnya setengah sadar.

"Apa? Kamu masih berhubungan dengan lelaki gila itu? Dasar Aryan bajingan! Dia hampir saja melecehkanmu."

"Kamu tunggu disini dulu ya, James. Aku akan segera kembali."

Michelle pergi ke kamar mandi sebentar. Dia kembali mengecek organ miss v nya yang terasa becek. Dan benar saja, darah dan nanah kembali keluar dari area dalamnya.

Michelle memasang pembalut haid di celana dalamnya. Kemudian keluar dari sana untuk menemui James lagi.

Tanpa sengaja ia mengintip apa yang dilakukan oleh seorang wanita malam kepada teman lelakinya itu. Dia sepertinya ingin melecehkan James.

Namun wanita malam itu juga mengambil uang cash James yang terletak di dalam dompetnya. Beserta kartu kredit milik lelaki itu. Dia pikir ini adalah orang kaya.

Jadi, dia ingin memanfaatkan James nantinya. Dia mencoba untuk mengajak James ke dalam sebuah kamar yang ada di bar.

Namun sayangnya, Michelle menggagalkan niatnya tersebut. Gadis itu menghampirinya. Wanita malam itu tersentak dan kaget.

Ia berpikir bahwa mungkin Michelle adalah pacar dari lelaki yang akan dilecehkan olehnya itu. Dia mulai terlihat panik dan gugup. Bahkan raut ketakutan begitu tampak dari tingkah dan wajahnya.

"Lepaskan dia." ucap Michelle dengan ekspresi datar dan dingin.

Bahkan dia menarik paksa tangan wanita malam itu agar tidak menyentuh James lagi. Michelle langsung memegangi James agar tidak terjatuh.

"Kamu pacarnya ya?" tanya wanita malam itu.

"Iya, kenapa?"

Dia semakin terlihat takut dan panik. Dia sudah mengambil lembaran uang milik James bahkan kartu kredit dan kontak mobilnya.

Michelle meninggalkan wanita malam itu. Dia tidak menghiraukan uang, kartu kredit, dan sebagainya yang telah diambil oleh sang wanita malam.

Setelah memasukkan dan mengamankan James di dalam mobilnya, Michelle kembali masuk ke dalam bar. Dia melihat wanita malam tadi langsung pergi dari dalam bar entah kemana.

Mungkin dia takut apa yang sudah ia curi tadi disadari oleh Michelle. Akhirnya, Michelle mengikuti mobil yang dikendarai oleh wanita malam itu.

"Bahkan mobilnya saja pemberian dari lelaki yang sudah pernah menjadikannya gundik." desis Michelle sambil menyetir.

Tiba-tiba, mobil wanita malam itu berhenti di pinggir jalan yang sangat sepi dekat hutan karena mogok.

Ini merupakan kesempatan besar bagi Michelle. Saat wanita malam itu keluar, Michelle segera menyekap mulutnya.

Dia menyeret tubuh wanita malam itu hingga ke tengah hutan belantara. Di dalam sana sangatlah gelap. Michelle selalu meletakkan pisau tajam di dalam bagasi mobilnya.

Kemudian mengikat tubuh wanita malam tadi di sebuah pohon besar. Dia sengaja membuat wanita malam tadi kembali sadar dari pingsannya agar bisa menyaksikan betapa sadisnya cara dirinya mati.

Penglihatannya masih samar-samar. Beberapa menit ia baru benar-benar bisa sadar dan melihat ada orang yang tak asing baginya berada di hadapannya sambil memegang sebuah pisau yang sangat tajam.

Wanita malam itu semakin takut dan panik. Ia takut jika Michelle akan membunuhnya. Padahal memang itulah yang akan Michelle lakukan.

"Akhirnya kamu sadar juga. Aku sudah tidak sabar ingin menghabisi nyawamu. Aku adalah malaikat maut. Jadi kamu jangan main-main denganku."

"Tolong, ampuni aku. Maafkan aku. Aku benar-benar menyesal. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Hiks hiks." dia menangis ketakutan.

Bahkan ia sampai mengompol saking takutnya. Celananya sekarang sudah basah dengan air kencing. Michelle bisa merasakan betapa besar rasa takut yang melanda diri wanita di hadapannya pada saat ini.

Dengan kesadaran penuh Michelle menancapkan ujung pisau yang sangat tajam itu hingga tembus ke perut wanita malam itu.

Darah menyembur mengenai wajah dan pakaian Michelle. Bahkan tangannya sudah berlumuran darah. Lidahnya menjilati darah yang muncrat dan berada di sudut bibirnya.

Dia sangat puas sudah bisa membunuh wanita malam itu. Bahkan dia merasa dirinya sangat hebat karena setiap telah selesai membunuh orang dirinya tidak pernah ketahuan oleh orang lain.

Aura psikopat gadis itu semakin terpancar. Rasa takutnya juga sudah tiada. Perbuatannya sudah semakin jauh menyimpang.

1
Crazy Girl
Apa yang terjadi dengan Michelle selanjutnya? Semuanya ayo semangat lagi bacanya ☺️✌️
Isabel Hernandez
Sudut pandang baru
Crazy Girl: lanjut baca terus yaa 👍🙏
total 1 replies
Abdul Rahman
Nah, ini baru kualitas cerita yang oke!
Crazy Girl: Terimakasih, baca terus ya:)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!