NovelToon NovelToon
Gadis Tangguh Dari Desa

Gadis Tangguh Dari Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Reinkarnasi / Fantasi Wanita
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: mbak lee

tidak mudah bagi seorang gadis desa seperti Gemi, untuk menjadi seorang prajurit perempuan elit di kerajaan, tapi yang paling sulit adalah mempertahankan apa yang telah dia dapatkan dengan cara berdarah-darah, intrik, politik, kekuasaan mewarnai kehidupannya, bagaimana seorang Gemi bertahan dalam mencapai sebuah kemuliaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mbak lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pratiwi

manik mata itu aku mengenalnya dengan baik, pria ini adalah pria yang paling kurindukan bahkan melebihi kerinduanku kepada kakakku, pemuda ini yang membuatku bertekat bahwa aku harus lebih kuat agar aku tidak kehilangan lagi, kehilangan orang yang kukasihi tepat dihadapanku, pria kecil yang meninggalkan trauma besar, pria kecil yang menghiasi mimpi buruk selama ini.

" Lak ... kau kah itu " ucapku tercekat, kerongkonganku seperti kering, tapi pemuda itu segera memanfaatkan kebekuanku untuk bangkit, merangkak menghindariku kemudian berlari sambil berteriak

" gadis bodoh ... kita tidak saling kenal " tapi aku mengabaikan suara itu, suara itu aku masih belum lamur untuk melupakannya, aku melihat pemuda itu berlari dengan punggung masih tertancap sebilah belati, hatiku hancur untuk kedua kali.

aku terduduk, aku seperti burung yang dicabuti bulunya, tenagaku hampir hilang, guru mendatangiku dan menyadarkanku dari kerumitan pikiranku.

" ada apa Gemi, kau kenapa, ada apa dengan bandit itu ?" tanya guru, kemudian memberikanku botol minuman aku meneguknya dengan lemas, dan aku menubruk guru dan segera menumpahkan tangisku disana beberapa saat, aku baru tersadar dari mimpi ketika rombongan harus benar- benar kembali berjalan atau kami akan bermasalah dengan waktu, karena hutan ini harus kami lewati sebelum malam datang.

" Siapa pemuda itu ?" tanya guru

" aku yakin dia Lakso guru " kataku

aku pernah menceritakan bocah ini kepada guru, bagaimana dia dibawa orang tepat di depanku, bagaimana dendamku yang membuat aku ingin belajar bela diri.

" bukankah itu berarti pemuda itu masih hidup" kata guru mengambil kesimpulan, aku memandang guru

" bukankah dengan dia hidup berarti masih ada harapan " kata guru menambahkan, pikiranku sedikit terbuka, tentu saja yang penting Lakso masih hidup, berarti masih ada harapan, lagipula aku bisa mengira-ngira dimana dia berkeliaran, tentu saja selama masih ada umur berarti masih ada harapan, aku menarik nafas panjang, aku lebih bersemangat suatu hari aku akan menemukannya dan menyeretnya dari lingkungan ini untuk menemui orang tuanya.

dalam perjalanan di hutan itu pikiranku mengembara sendiri menyusuri semua kemungkinan yang membawa Lakso ke tempat ini, dan mengambil kesimpulan dari perkiraanku sendiri, mungkin anak itu diculik oleh gerombolan bandit dan menjadikan anak itu tawanan, dan selama ini Lakso dipaksa untuk menjadi bandit juga, kawanku yang malang.

" Terimakasih sudah membelaku Tuan " kataku mendekati dan menjajari kereta paman juragan, lelaki setengah tua itu memandangku.

" aku terlalu menyepelekan kalian berdua, terimakasih kalau bukan karena kalian kali ini perjalanan ini adalah kerugian besar" kata paman juragan

" tuan, saya mengerti sedikit pengobatan, bolehkah saya mencoba mengobati luka pada kusir tuan " kataku

" benar ayah gadis ini yang membuat obat penawar pelumpuhan yang kubagikan pada rombongan kita, tanpa obat penawar itu kita semua tidak berdaya " bela Dipa, Paman juragan mengangguk.

" Baiklah naiklah ke kereta, kita tidak bisa berhenti " aku mengngguk paham.

seketika aku naik ke kereta dan membuka bebat luka paman kusir, luka melintang di dada terkena sabetan parang bandit, tapi luka itu lumayan dalam, infeksi dan demam akan terjadi kalau luka ini tidak segera dirawat dengan benar.

" kalian hendak kemana ?" Tanya dipa

" kami hendak ke kotaraja " jawabku

" kami punya rumah di dalam kotaraja, sekaligus tempat kami berdagang, datanglah ke rumah kami" kata paman juragan.

" Baik tuan, terimakasih " kataku lagi

kami berhasil mencapai pedukuhan selanjutnya saat hari sudah benar-benar gelap, rombongan paman dan putranya memilih untuk meneruskan perjalanan mereka yang tinggal sedikit lagi, sedangkan Dipa dan ayahnya memilih untuk menginap semalam, Guru mengajaku untuk menginap tapi kami mencari tempat lain, tidak terlalu nyaman berada di rombongan orang lain, dan guru benar-benar mengajaku tidur di pos tempat meronda, beberapa lelaki dan pemuda dukuh setempat memberi kami tempat dengan ramah.

kami baru sampai di kota dua hari setelahnya, kami mendapatkan tumpangan tinggal di rumah kenalan Guru, seorang prajurit menengah, kami menumpang selama hampir setengah tahun, Ki Paranaya dan Istrinya adalah pasangan yang baik, selama menumpang di rumahnya aku membantu nyai dalam urusan pekerjaan rumah, Ki paranaya juga sering memgajariku beberapa tambahan kemampuan seni beladiri.

Pada dasarnya ada beberapa cara masuk menjadi anggota, jalur yang umum adalah seperti yang kuikuti ini melalui beberapa tes kemampuan, tapi ada juga jalur yang lebih cepat dengan perekrutan langsung oleh para petinggi, dan biasanya pejabat yang punya jatah akan memakai cara ini untuk membuat kerabat atau orang dekat mereka untuk masuk.

berpuluh gadis dari berbagai daerah berkumpul pada acara seleksi, pada seleksi pertama kali ini dimaksudkan untuk menggugurkan separo dari peserta, kami diundi untuk duel tangan kosong dengan satu orang, dan pemenangnya mempunyai tiket untuk seleksi selanjutnya.

" Gemi dari Madura " teriak seorang gadis, dan dia adalah lawan pertamaku, aku mengacungkan jariku mengatakan kehadiran, kami saling mengangguk, menyapa, kami bertanding pada sesi ke delapan.

" dia adalah murid Ki Anjar, ahli pedang lentur, dan kau harus berhati-hati, anak itu mewarisi ilmu Parasonca dari Nenek gurunya, gambaran ilmunya tidak jauh dengan membawa pedang, ingat untuk menghindari berpandangan mata dengannya, aku tidak tahu ilmu itu seperti apa, tapi berfokus kepada mata " guru menjelaskan tentang kelebihan lawanku, dan cara menghindarinya, aku menggangguk.

" jangan memukul dada, ketika terdesak gunakan ilmu meringankan tubuh kau bisa menghindar ke atas" tambah guru, ternyata mereka yang mendaftar bukan orang kaleng- kaleng, selama ini aku berpikir bahwa aku adalah orang yang paling tekun berlatih dan aku cukup mempunyai ilmu da ternyata hanya karena aku tidak pernah tahu dunia luar, diluar sini aku merasa hanya biasa saja, tidak istimewa sama sekali, pada tujuh pertandingan sebelumnya cukup membuatku terpukau, semua yang datang sudah penuh dengan perhitungan.

Gadis lawanku, konon ini kali ketiga dia mengikuti seleksi semacam ini dan belum lolos, kami berhadapan, panitia memberikan instruksi, tidak membunuh, tidak keluar garis yang ditetapkan, tidak memakai senjata tajam.

Gadis bernama pratiwi memulai serangan, tanganya kosong tapi tenaganya cukup kuat, aku terdorong kebelakang dengan sekali dorong, segera kuhentakan kaki, mengerem agar tidak terlempar ke garis, tentu memalukan kalau aku kalah pada gerakan pertama kali, tanpa membuatku bernafas Pratiwi segera meluncurkan serangan demi serangan dengan ganas, mungkin Pratiwi ingin segera menyelesaikan pertandingan ini, sementara aku terlihat lebih banyak bertahan tanpa banyak melakukan perlawanan.

Pratiwi mengepalkan tanganya, benar saja gerakanya seperti sedang memegang pedang, beberapa bagian tubuhku terkena pukulan dan belum sekalipun membalas pukulanya, kalau dua bisa seolah-olah memakai pedang aku juga bisa seolah-olah celurit sedang bersamaku, gerakanku mulai terarah dan mulai bisa membalas beberapa kali pukulan tanganya.

1
ameliaha
bagus
StarryOwO
Cerita yang seru ini tidak bisa berhenti hanya sampai di sini
AngelaG👁💜
Bagus banget, semoga mendapat banyak pujian dan dukungan!
Alan
Gokil!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!