NovelToon NovelToon
Rantai Kekayaan

Rantai Kekayaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Dikelilingi wanita cantik / Iblis / Mengubah Takdir / Tumbal
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Demi harta Dirja rela melakukan pesugihan, pesugihan yang katanya aman. Tak perlu menumbalkan nyawa, hanya perlu menikah lagi saja. Semakin Dirja menikah dengan banyak wanita, maka harta yang dia dapatkan juga akan melimpah.

"Ingat, Dirja! Kamu harus menikah dengan wanita yang memiliki hari spesial, seperti wanita yang lahir pada malam satu suro. Atau, wanita yang lahir pada hari Selasa Kliwon."

"Siap, Ki! Apa pun akan saya lakukan, yang terpenting kehidupan saya akan jadi lebih baik."

Akan seperti apa kehidupan Dirja setelah melakukan pesugihan?

Benarkah pesugihan itu aman tanpa tumbal?

Gas baca, jangan sampai ketinggalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertahan Atau Hancur

Malam merayap semakin gelap, pekat dan tanpa satu cahaya pun. Suara gagak melengking di kejauhan, terdengar seperti nyanyian kematian yang menghantui di setiap sudut hutan. 

Dirja duduk membeku, tubuhnya basah kuyup setelah disiram air kembang tujuh rupa. Angin dingin menusuk hingga tulang, rasa dingin itu membuat dia menggigil dan menggoyang seluruh badannya. 

Namun, ia berusaha menahan rasa dingin itu. Ia berusaha untuk tetap tenang dan fokus pada semedi yang harus ia jalani. Tangan dan kakinya mulai kaku, tapi tekadnya lebih kuat dari rasa sakit. 

Bayangan istrinya yang terbaring sakit memperkuat tekadnya, walaupun memang jalan yang diambilnya merupakan jalan yang salah, tetapi Dirja merasa kalau ini merupakan jalan satu-satunya yang akan membuat dirinya mendapatkan uang yang sangat banyak.

"Aku tidak boleh gagal,” bisik Dirja dalam hati. 

Walaupun merasakan ketakutan yang luar biasa, walaupun tubuhnya mulai menggigil karena rasa dingin yang menggerogoti, dia tetap berusaha untuk mencoba tenang menghadapi ujian malam ini.

"Ini kesempatan satu-satunya untuk meraih harta yang aku impikan.” 

Namun, tiba-tiba di tengah hening dan kesunyian malam, sebuah suara lembut nan menggoda menyelinap ke telinganya. Suara yang begitu lembut seperti puding susu yang akan langsung lumer ketika masuk ke dalam mulut.

"Dirja.” 

Suara perempuan itu mengalun rendah, seperti rayuan yang menusuk sanubari. Dia bahkan merasakan sebuah sentuhan, sentuhan yang terasa begitu dingin, tapi tak lama kemudian sentuhan itu menjalarkan rasa panas ke seluruh tubuhnya.

"Aku tahu kamu kedinginan. Bukalah matamu, biarkan aku menghangatkanmu. Ikuti aku dan hidupmu akan berubah jadi lebih baik, aku bisa memberikan kamu segalanya di tempatku nanti.” 

Dirja tercekat, jantungnya berdegup tak beraturan. Suara itu seperti belenggu yang mengundang sekaligus mengancam, menggoda antara harapan dan jebakan yang tak terlihat. 

Namun, dia tetap diam. Dia mencoba melawan godaan, dia menjaga niatnya agar tidak tergelincir dalam tipu daya malam. Dirja sekuat tenaga tidak membuka matanya, karena dia masih ingat pesan dari Ki Gundul.

Semedinya akan gagal kalau dia membuka mata, dia harus tetap bertahan agar bisa mendapatkan uang yang banyak dalam pesugihan ini. Dia sudah terlanjur melakukan perjanjian, tak boleh gagal dalam menghadapi rintangan.

"Jika kamu mau melakukannya dengan aku, aku pastikan kamu akan mendapatkan harta yang banyak. Lebih banyak dari yang dijanjikan kakek tua itu."

Dirja merasakan ada hawa dingin yang menyentuh kedua pangkal pahanya, bahkan tak lama kemudian rasa dingin yang menyerupai telapak tangan itu mulai menyentuh miliknya.

Benda yang tadinya terkulai lemas itu mulai bangun, lama-lama berdiri tegak dan seperti siap masuk ke dalam sarangnya. Dia merasakan gelora yang berbahaya, gelora yang siap untuk diledakan.

"Ayolah, Dirja! Aku yakin kamu mau dan mampu membuat aku puas," ujarnya dengan nada yang semakin menggoda.

Dirja duduk membeku, napasnya memburu meski hawa di dalam ruangan itu terasa dingin menggigit. Godaan yang terus-menerus datang seakan menggoyahkan dirinya.

Di saat dia sedang berusaha untuk fokus, secara sadar dia merasa ada yang mengusap leher, dada, lalu turun ke perutnya. Sentuhan itu terasa seperti sentuhan halus yang menggelitik.

Sentuhan lembut yang membuat dia hampir gila karena harus terus menahannya, tak lama kemudian dia bahkan merasa seperti ada bibir yang menempel dan mengecup lehernya. 

Kecupan itu menusuk dingin sampai ke tulang, tapi anehnya malah menyalakan api yang membara di dalam dadanya. Jiwanya berontak keras, hampir membuatnya membuka mata. 

"Jangan, Dirja! Jangan!" desisnya dalam hati.

Ketakutan bercampur rindu yang kini dia rasakan dengan apa yang dulu dia lakukan dengan Darmi. Namun, sekuat tenaga dia menepis rasa itu. 

Udara makin menusuk, tapi keringat dingin membasahi kulitnya. Perang antara hasrat dan godaan menyesakkan dada, membuatnya nyaris patah semangat.

"Argh!" ia merintih.

Matanya terpejam rapat. Tiba-tiba tawa lembut terdengar, menggoda di telinganya. Suara yang sejak tadi tidak berhenti menggodanya, membuat Dirja merasakan kekesalan yang luar biasa.

"Ayolah, Dirja. Datanglah padaku, jangan ragu. Bukalah matamu, kenikmatan luar biasa menantimu." 

Dia menggigit bibir bawahnya, dia memaksakan diri menutup telinga dan juga mata batinnya. Tak lama kemudian dia merasakan ada sesuatu yang menyelimuti tubuhnya. Dia merasa seperti tertutup kabut putih lembut, mengalir hangat membungkus tubuhnya.

"Sial!"

Terdengar umpatan dari bibir wanita itu, tak lama kemudian wanita itu menghilang dari tempat itu. Dirja bisa bernapas lega, dia kembali fokus untuk bersemedi di atas batu itu.

Suasana di dalam ruangan itu kembali hening, tidak ada suara sama sekali. Dirja yakin kalau wanita itu sudah menghilang, dia bisa bernapas dengan lega.

'Semoga saja godaannya tak datang lagi,' ujarnya dalam hati.

Pria itu belum bisa membuka matanya, karena belum ada instruksi dari Ki Gundul. Dirja terus menutup mata sambil berdoa akan datang keberkahan walaupun datangnya dari pesugihan.

"Ssssshhh!" 

Dirja memejamkan matanya dengan begitu kuat, otot dahinya mengerut seperti menahan sesuatu yang mengusik pikirannya. Suara desisan itu tiba-tiba menyeruak di telinganya, halus tetapimenusuk dan membuat bulu kuduknya meremang. 

Jantungnya berdetak lebih cepat, rasa takut merayapi setiap sudut tubuhnya. Bayangan akan dipatuk ular berbisa mengancam pikirannya, membuat napasnya terasa begitu sesak. 

Dia berusaha menenangkan diri, menahan gemetar karena ada sesuatu yang mulai merayap di tangannya. Baru saja rasa takut pada wanita penggoda lenyap, kini diganti oleh bisikan desisan yang semakin nyata. 

Suara itu terus menjauh, seolah itu adalah ular siluman yang sedang ingin menggoda atau bahkan membunuh dirinya. Menurut cerita orang tua dulu, semakin mendekat, meski terdengar jauh, itu artinya siluman ular itu semakin mendekat.

"Ujian apalagi ini?" pikir Dirja dengan hati penuh was-was.

Kelopak matanya terus bergerak-gerak, dia tidak berani membuka mata walaupun terasa gelap dan tidak bisa melihat apa yang terjadi di sekelilingnya. 

Semakin lama, sensasi kehadiran sesuatu semakin dekat. Telinganya menangkap lagi desisan yang memekakkan, membuatnya hampir kehilangan fokus. Tiba-tiba, tubuhnya terasa berat, ada sesuatu yang melilit, panjang, licin dan dingin. 

Meskipun ukurannya tak besar, lilitan itu membuat darahnya berhenti sejenak. Dirja menelan ludah, napasnya memburu. 

"Ssssshhh!" 

Suara desisan itu kembali terdengar , lebih menekan seakan ular itu masih ada, memantau dan menunggu saat yang tepat. Dirja semakin takut saja karena ular itu kini melilit lehernya. Ular itu terus bermain di tubuhnya hingga Dirja merasa kalau ular itu kini melilit kedua tangannya yang mengatup di depan dada.

"Argh!" teriak Dirja karena lilitan ular itu semakin kencang dan membuat tulang tangannya merasa ingin patah.

Dirja menahan diri untuk tidak membuka matanya, tetapi semakin lama tangannya semakin sulit untuk digerakkan karena kedua tangannya itu terasa patah.

"Ular!" jeritnya setelah dia membuka mata karena merasa tidak tahan dengan rasa sakitnya.

1
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
yahhh gabisa hamil lagi
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
hiiii seremmm
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
tadi mah ya tuhan ya tuhan😇😇
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
lagi gini aja baru inget tuhan🤣
Siti Yatmi
apaan tuh....ih..serem...takut deh kalo tidur ranjang nya ada kolong...horor....
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
kan itu ortu nya, gimana ci
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
🤣🤣🤣lebih parah dadi dirja
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
mencekik
Cucu Suliani: Typonya gak bisa hilang ya🤣
total 1 replies
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
hiiii serem bngt, pas gitu ayah sama ibu nya palsu🤣🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
mamarahan terus ih Dea😇
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
Dea ih jangan ngomong sembarangan🤣🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
aduhh deaaaa
Siti Yatmi
bagi2 Mak....masakan nya .wk2..JD lapar
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
bagus ini lebih keren😈😈😈😈
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
pisahh
🍒⃞⃟🦅AmaraGold☆⃝𝗧ꋬꋊ
Yaaa jelas marah lah wong lagi tidur kog dipukul😄,
punya pikiran tidak sih Dea ini.
Egois, judes dan emosian
🍒⃞⃟🦅AmaraGold☆⃝𝗧ꋬꋊ
waduh takut banget kedepannya nanti minta tumbal janin terus tuh makhluk.
iblis kalau di turuti semakin menjadi membawamu makin dalam terperosok dalam kehinaan .
Dirja ,ringkih banget hatimu ,baru di katain begitu kau masukkan ke dalam hati terlalu jauh ,hingga punya pikiran melenyapkan kehidupan insan tidak bersalah yang baru berkembang.



semangat teh Ucu
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
eh emang bisa numbalin orng ta?
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
ih diem sih kamu, hamidun
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
emang🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!