Bagi Zain, Zara adalah tambang emasnya namun bagi Zara, Zain adalah malaikat pelindungnya. Hubungan mereka yang saling menguntungkan namun tersimpan banyak misteri berupa kebohongan dan pengkhianatan.
Permainan Zain akhirnya berakhir setelah Zara mengetahui bahwa pria yang mencintainya selama ini ternyata hanya seorang penipu yang mengincar hartanya saja namun tidak dengan Zain yang harus berjuang keras untuk meyakinkan Zara kalau dirinya telah berubah dan mencintai Zara dengan tulus.
"Apakah Zara akan menerima begitu saja ketulusan cinta Zain padanya? rahasia apakah yang membuat Zara menggugat cerai Zain? ikuti kisah cinta mereka berdua...!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Siapa Kamu...?
Berlalunya waktu, kini Zara sudah berada di tingkat akhir sekolahnya. Kini ia magang di salah satu hotel bintang lima yang ada ibu kota Jakarta dibagian restoran.
Zara memberikan kontribusi terbaiknya dalam ahli memasak untuk restoran tersebut. Kebetulan malam ini ada tamu undangan dari berbagai negara yang akan menginap di hotel tersebut dan hotel itu harus menyiapkan makan malam terbaik untuk menyambut tamu mereka. Dan kebetulan sekali Zain juga bagian dari tamu istimewa itu.
Sebelumnya Zain sudah memberitahu istrinya akan kehadirannya di tempat istrinya magang. Zara tidak ingin hotel mewah itu tahu kalau dirinya dan Zain adalah suami istri.
"Kalau bisa kita bersikap tidak pernah saling mengenal satu sama lain agar aku merasa tenang bekerja disana," pinta Zara dua hari sebelum dirinya magang di tempat tersebut.
"Baiklah, terserah kamu saja sayang. Tapi kamu bisa kan menginap di kamarku saja tanpa harus pulang ke rumah," pinta Zain.
"Jangan begitu sayang...! tahan saja sedikit. Nanti kalau ketahuan penghuni hotel dikiranya aku sedang menggodamu," omel Zara.
"Tapi aku tidak kuat jauh darimu. Atau aku tidak usah menginap saja dengan begitu kita bisa selalu bersama," ucap Zain.
"Hanya dua malam saja kamu di hotel itu. Kenapa ribet sekali dengan keinginanmu itu," Zara paham keinginan suaminya yang harus bercinta dulu dengannya sebelum mereka berangkat tidur.
"Ok, kalau begitu aku ikuti maumu tapi jika terjadi sesuatu padamu, aku tidak akan tinggal diam, paham?!" Zara mengangguk karena suaminya begitu protective padanya. Padahal Zara sudah bisa mengatasi masalahnya sendiri semenjak ia sembuh dari penyakitnya yang lama.
Kesibukan di dapur itu dengan berbagai alat masak saling bersentuhan satu sama lain yang dilakukan oleh chef ternama di hotel itu. Zara begitu cekatan membantu dua orang chef itu. Chef juno dan chef Linka memberi perintah pada asisten mereka yang merupakan anak magang.
"Zara. Apakah kamu bisa buat makanan penutup untuk tamu kita?" chef Juno memberi kesempatan pada Zara yang diakuinya sebagai siswa terbaik dalam reputasi memasak. Mungkin talenta yang dimiliki Zara yang membuatnya selalu dipuji masakannya oleh orang lain tiap kali menyicipi masakannya.
"Siap chef insya Allah," Zara terlihat percaya diri dan mulai memikirkan makanan penutup yang terbaik untuk disuguhkan pada tamu mereka.
Sebelum memilih bahan masakan Zara kembali bertanya pada chefnya." Maaf chef, apakah ada diantara tamu kita yang memiliki penyakit tertentu yang membuat mereka pantang untuk makan makanan manis?" tanya Zara yang tidak ingin membuat kesalahan nantinya.
Chef Juno berpikir sesaat. Ia sudah membaca beberapa riwayat penyakit tamu yang akan menginap di hotel mereka. Setelah diingat-ingat sepertinya tidak ada keluhan sama sekali dari tamu hotelnya.
"Buatlah makanan penutup yang disukai semua orang yang tidak menimbulkan efek samping bagi kesehatan mereka," titah chef Juno.
Zara terlihat semangat dan masuk ke gudang penyimpanan makanan untuk mencari bahan makanan yang dua butuhkan. Dalam beberapa menit ia sudah kembali ke dapur dengan troli penuh bahan makanan. Dalam sekejap Zara sudah membuat makanannya sendiri. Ia tampak bernyanyi kecil sambil meracik bahan makanannya.
Chef Juno melirik gadis ini sebentar lalu kembali ke tugasnya. Sementara itu para tamu sudah memenuhi ruangan restoran. Beberapa pelayan restoran sibuk menyiapkan makanan pembuka. Zara sedang melakukan plating dengan hiasan yang tampak memukau dan menggugah selera bagi yang melihatnya.
"Wow, cantik sekali hiasannya. Rasanya sayang untuk dimakan," puji chef Linka menatap Zara yang tersenyum malu padanya.
"Makasih chef," Zara sudah rapi dengan makanan penutup nya. Sementara di depan sana, para tamu sedang menikmati menu utama sambil membahas beberapa bisnis.
Zain terlihat gelisah karena ingin sekali bertemu dengan istrinya. Zain bahkan tidak fokus dengan makanannya dan sibuk chating dengan Zara yang belum membalas pesannya.
"Apakah dia sibuk sekali sampai melupakan suaminya yang ingin melihat wajahnya," Zain menyimpan lagi ponselnya dan mulai fokus pada makanannya. Kini saatnya hidangan makanan penutup yang ditunggu-tunggu oleh tamu hotel itu.
Para pelayan menyiapkan lagi menu terakhir setelah membereskan piring kotor sebelumnya. Para tamu sambil melirik satu sama lain melihat hidangan cantik diatas meja mereka.
"Aku ingin mengambil gambarnya dulu sebelum menyicipi makanan cantik ini," ucap salah satu ibu pada rekannya.
Zain menatap piring itu dan bisa menebak siapa yang membuat makanan itu." Zara, apakah ini masakanmu sayang," Zain yang sangat merindukan masakan istrinya langsung menikmati makanan penutup itu dan mengunyahnya penuh penghayatan.
"Wah...! Ini makanan penutup yang sangat lezat yang belum pernah aku rasakan di mulutku. Kenapa rasanya garing di dalam padahal tampilannya terlihat lembut di luar.
Di saat yang lain sedang memuji masakan Zara namun satu orang pria yang terlihat begitu marah dengan makanan itu.
"Makanan apa ini....?!" suaranya terdengar meninggi membuat tamu lain menatap ke arahnya.
"Hai kamu....! Panggilkan chef yang membuat makanan ini...!" titah tuan Ario Wiloyo pengusaha sukses ternama di tanah air itu pada pelayan yang berdiri di samping meja siap menerima perintah tamunya.
"Baik tuan." Pelayan itu bergegas masuk ke dapur dan menceritakan apa yang terjadi di area restoran saat ini. Zara yang baru melepaskan lelahnya langsung berdiri dan melihat chef Juno yang langsung mengajaknya.
"Ikut denganku Zara...! Sampaikan apa saja yang ditanyakan oleh tamu pemarah itu nanti jika ia menanyakan mu," ucap chef Juno dan Zara mengangguk patuh namun hatinya saat ini tidak baik-baik saja.
"Perasaan aku tidak melakukan kesalahan dalam masakan ku, kenapa jadi masalah sekarang," Zara tampak berpikir sambil melangkah cepat mengikuti langkah chef Juno yang langsung menarik tangannya.
"Selamat tuan-tuan dan nyonya- nyonya sekalian," chef Juno menyapa basa-basi pada tamunya dan Zara sedang mencari posisi duduk suaminya yang cukup kaget melihat tangan Zara digenggam oleh chef Juno. Zain memberi isyarat dengan matanya agar Zara melepaskan genggaman tangannya dari chef Juno. Zara langsung menarik pelan tangannya namun chef Juno makin menggenggam erat tangannya membuat Zara ketakutan Zain akan memarahinya nanti.
"Sialan...! Siapa dia? Tangan bini gue dipegang-pegang? apakah dia mau cari mati denganku, hah?" batin Zain menggerutu sebal menatap wajah chef Juno.
"Siapa yang masak makanan penutup ini?" tanya tuan Aryo menatap wajah Juno.
"Asisten Saya. Kenalkan anak magang kami yang punya prestasi gemilang dibidang kuliner," ucap Juno dan Zara hanya menunduk.
"Hai nona. Dari mana kamu mendapatkan resep masakan ini?" tanya tuan Aryo dengan tatapan tajam dan suara penuh intimidasi.
"Apakah ada masalah tuan? Apakah makanan ini mengingatkan anda para seseorang?" tanya Zara yang saat ini curiga pada tuan Aryo yang langsung terkejut mendengar pertanyaan balik dari Zara.
"Sialan...! Siapa dia berani-beraninya menatangku seperti ini?" hardik tuan Aryo membuat Zain yang ingin berkomentar langsung di cegah oleh Zara yang menggelengkan kepalanya agar Zain tidak bertindak sebelum mendengar alasan tuan Aryo tentang masakannya.
aq pembaca setia author
duh zara seharusnya berfikir jernih kl zain g suka n g sayang sama kamu. nggak mgkin dya mau berusaha mengobati operasi kamu
penasaran dg kehidupan zara selanjutnya