NovelToon NovelToon
Light That Resides In Endless Darkness

Light That Resides In Endless Darkness

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cintapertama / Poligami / Reinkarnasi / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:296
Nilai: 5
Nama Author: kuncoro agus

Semuanya dimulai dari 2 makhluk pertama di ketiadaan yang tiba-tiba muncul, mereka tidak bisa berbicara langsung, merasakan, atau makan-minum seperti makhluk hidup pada umumnya. Namun seiring berjalannya waktu dan tahu apa yang harus dilakukan, keduanya mulai menciptakan sesuatu di diri mereka, tubuh fisik, organ dalam, makhluk-makhluk lain yang nantinya berada dibawah perintah mereka, hingga nama-namanya.

Kedua makhluk pertama bernama Klaus dan Marcus, tetapi di situ mulai ada pertanyaan muncul dibenak mereka 'Apa arti hidup? Kenapa aku bisa berada disini?' Kenapa hanya ada kami berdua pada awalnya?'. Mereka beserta seluruh makhluk lainnya pun mulai mencari apa itu arti hidup, hingga Marcus sudah memiliki jawabannya sendiri yang membuat kehidupan Klaus berubah drastis...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kuncoro agus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Lalu, sebuah kejadian yang mengejutkan mereka semua kecuali Klaus, Marcus dan Jingwei pun terjadi dan itu adalah-terlihat kalau sebuah Planet mulai tercipta di berbagai tata Surya atau disekitar bintang-bintang nya. Kabar ini sangat lah membuat mereka semua puas dan bahagia karena usaha mereka semua selama ini tidak sia-sia, pemandangan itu juga membuat mereka semua kecuali Klaus, Marcus dan Jingwei sedikit terkejut. Lalu Arta pun bertanya kepada Klaus,

"Tuanku apakah ini akan terus berlanjut? Atau apakah salah satu dari kami semua harus melanjutkan menciptakan Planet, bintang atau yang lainnya? Tolong berikan bawahan ini pencerahan tuan."

Klaus membalas dengan santai.

"Ini akan terus berlanjut Arta, nanti seiring berjalannya waktu semua Planet, Bintang, Tata Surya, Galaksi, Alam Semesta, Lubang Hitam, Gamma Ray Burst termasuk makhluk-makhluk yang akan mengisi sebuah alam yang bisa menampung kehidupan, dan lainnya akan terus ada untuk waktu yang lama. Dan tentu saja bagi kalian para dewa yang baru, akan terus bermunculan. Tenang saja Arta dan kalian semua juga, tugas kita semua kemungkinan besar sudah selesai, hanya 1 atau 2 hal lagi saja yang tersisa."

"Terimakasih tuan ku atas pencerahannya, dan apakah 1 atau 2 hal itu berkaitan dengan yang kita lihat saat ini?" Arta bertanya kembali

"Tidak, sama sekali tidak berkaitan dengan yang kita lihat Arta. Hanya saja ini mungkin aneh menurut kalian semua yang mendengar, karena aku ingin membuat sebuah tempat seperti penghakiman dan pengabul permohonan. Maksudnya seperti...apakah lebih baik langsung praktek saja? Oh iya hampir lupa, untuk tempat Penghakiman sendiri akan ku ciptakan sedemikian rupa supaya makhluk yang dihukum di dalam sangat menderita, juga akan ada makhluk khusus yang tinggal di dalamnya. Jadinya Alam Semesta ini, Alam Penghakiman dan Alam Pengabul Permintaan berada jauh satu sama lain, kalian semua mengerti gambaran awal rencanaku?"

Mendengar penjelasan panjang itu, mereka semua termasuk Marcus dan Jingwei terdiam membeku memandangi Klaus, karena pastinya mereka semua tidak pernah memikirkan hal semacam itu dan menurut mereka ide seperti itu sangat tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Klaus yang kebingungan hanya bisa melihat-lihat sekitarnya.

"Oi, kalian semua kenapa? Apakah ide ku terlalu aneh sampai kalian tidak bisa mengatakan apa-apa?"

Kemudian hal itu dibantah langsung oleh Jingwei dengan gugup.

"T-t-tidak tuan, bukan begitu. Hanya saja kami semua terdiam mendengar ide seperti itu, karena sangatlah jenius sampai-sampai kami tidak bisa mengatakan apa-apa. Benarkan tuan Marcus, Arta dan kalian semua juga?"

"Yang dikatakan Tuan Jingwei benar tuan!"

Semua dewa kecuali Marcus dan Jingwei, menjawab dengan serentak

"Kawanku, ide mu seperti biasa sangat gila ya. Kalau begitu kapan kita memulai menciptakannya dan akan berada dimana itu?" Lalu merangkul bahu Klaus

"Entahlah, aku belum memikirkannya. Namun tumben sekali kau berinisiatif membantuku, apakah kau memiliki niat lain nantinya?"

"Ha? Tidak, tidak mungkin kawan. Aku hanya ingin semua ini cepat selesai, walaupun tadi aku sempat kesal, namun setelah mendengar semua penjelasanmu kurasa itu bisa jadi tempat ku bersantai untuk waktu yang lama, termasuk kau bukan?"

Klaus yang mendengar jawaban Marcus itu langsung mengangguk kecil.

"Ya kau benar, baiklah kalian semua tetap di dalam alam ini. Lalu untuk Jingwei, Arta, Rina ikut kami berdua!"

"Baik tuan, kami bertiga akan memenuhi permintaan anda!" Ketiganya menjawab serentak

"Baiklah sangat bagus, ayo berangkat menuju luar Alam Semesta ini." Klaus melanjutkan.

Setelah itu, mereka berlima langsung berangkat menuju ujung Alam Semesta ini. Disaat yang sama pula energi besar muncul di tubuh Klaus dan Marcus.

Aku dan Marcus langsung memulai aksi kami dengan berlari sangat amat cepat di luar Alam Semesta itu, tempat mereka berada saat ini dengan Alam Semesta berjarak sekitar 963.000²⁰⁰ tahun cahaya. Klaus berada di paling didepan mereka berempat, lalu untuk Marcus dia melindungi Arta dan Rina dari Void di bagian tengah, dan untuk Jingwei dia menjaga bagian belakang. Dan dalam sekejap saja, mereka berlima sudah sampai di tempat yang sudah direncanakan oleh Klaus.

Arta, Rina dan Jingwei tidak bisa tidak terkejut karena konsep kecepatan yang dijelaskan oleh Klaus sebelumnya ternyata malah mereka semua alami sendiri secara langsung dan itu pun mulai menyebabkan Jingwei heran dan bertanya.

"T-tuanku apa yang sedang terjadi ini? Kenapa saya tidak mengalami suatu gangguan atau distraksi apapun dalam tubuh saya? Padahal saya tidak dilindungi oleh anda maupun tuan Marcus kan?"

"Apakah begitu? Mungkin efeknya akan datang sebentar lagi? Mmm? Itu sudah datang efeknya, liat pundak mu Jingwei." Sambil menunjuk

Jingwei yang mendengar hal itu, menoleh ke pundaknya lalu menyentuhnya. Tapi karena merasakan sesuatu yang aneh di situ, dia seketika teriak.

"Uwaaahhh!"

Dalam waktu singkat, tubuhnya langsung mulai bergetar tidak karuan lalu remuk sampai gepeng namun tidak ada bercak darah hanya ada suara tubuh, jiwa dan energinya yang hancur, kemudian tubuhnya tidak bergerak sama sekali setelah itu.

"Berapa?" Marcus bertanya

"41 detik sebelum dia hancur, sepertinya dia tidak sanggup ya? Mungkin kau terlalu berlebihan Marcus, bukankah sudah kubilang tidak akan bisa? Bahkan saat kita pertama kali mencoba saja jarak waktunya tidak sesingkat ini, bahkan kau yang bodoh saja bisa bertahan sampai 7 menitan sebelum hancur."

Klaus menjawab dengan tenang seolah sudah menduga hal ini.

"Hah?! Kau sebut aku apa tadi?" Marcus memberikan senyuman marah

"Baik baik kau tidak bodoh oke, sudah lah Marcus. Lihatlah ini seharusnya aku yang marah bukan? Jingwei sampai tinggal sisa seutas jiwanya saja, untungnya aku berhasil mempertahankannya di saat-saat terakhir. Lalu bagaimana kau ingin ganti rugi hah?" Klaus menggunakan tatapan sedikit niat membunuh

"G-g-ganti rugi apaan y-yang kau bicarakan itu? H-hahaha, konyol sekali."

Marcus menjawab dengan gugup kemudian memalingkan wajahnya.

Klaus menatap Marcus dengan tatapan permusuhan sambil mengeluarkan auranya yang intens dan itupun membuat Arta dan Rina hanya bisa terdiam melihat semua kejadian itu karena perbedaan kekuatan antara mereka berempat sangat amat jauh.

"Haaah, baik baik a-aku kalah kali ini oke, jangan terlalu impulsif begitu kawan ayolah, aku minta maaf untuk yang satu ini oke? Aku akan membantumu untuk membangkitkan bawahan mu itu."

Dia menoleh lagi ke arah Klaus dan menghela napas pasrah.

"Ck baiklah jika kau berkata begitu, kalau gitu cepat sini."

"Hei kau bajingan, aku sudah minta maaf tapi tanggapanmu gitu kah? Kalau bukan karena 2 bawahan ini, aku pasti sudah memukulmu kau tahu."

"Hhooo, yakin bisa emang? Nonjok aja suka ga kena malah nantang gelut. Sudahlah tidak ada gunanya berantem juga, cepet bantuin." Menanggapi dengan nada sedikit arogan

Marcus langsung menahan emosinya dan menghampiri Klaus, 32 detik berlalu lalu tubuh fisik Jingwei, jiwa dan energinya sudah kembali seperti semula. Jingwei pun langsung tersadar kembali dengan posisinya yang tertidur terlentang di kekosongan.

"Uuggh, dimana saya ini? Hah?! Aku bangkit lagi?! Bukankah tadi sudah mati ya?! Bagaimana mungkin?! Apa ini tempat pengabul permintaan yang tuan sebutkan tadi?! Kalau begitu kenapa masih gelap dan….Arta?! Rina juga?! Kenapa kalian disini juga?!"

"Emm…tuan Jingwei kita semua masih belum mati tau." Arta menjawab

Mendengar jawaban itu Jingwei bertanya-tanya

"Eehh?"

Karena rasa penasaran Jingwei terdiam sejenak, apa sebenarnya yang sudah terjadi padanya, setelah itu Klaus langsung menepuk pundaknya cukup keras.

"Jingwei jangan konyol, kita semua bahkan belum mulai tapi kau sudah mati duluan. Bukankah sudah ku bilang berkali-kali sejak dulu jangan terlalu memaksakan dirimu. Dan kau juga Marcus gara-gara kau dia jadi nekat begini!"

Marcus membalas sambil melambaikan kedua tangannya

"ok ok aku salah, jangan marah lagi ya?"

Disaat yang sama Jingwei menyela pembicaraan dengan berteriak.

"Aku minta maaf tuanku, tolong jangan marah lagi dan jangan buang saya karena kecerobohan saya tuanku!"

"Tidak Jingwei, aku yang salah. Ini salah ku maaf"

Keduanya tidak terduga, menundukkan kepalanya ke arah Klaus.

"T-tidak tuan Marcus ini salah saya, bagaimana mungkin tuan di salahkan karena kecerobohan say-"

Klaus pun menyela pembicaraan itu dengan menaikkan suaranya.

"Baiklah kalian berdua cukup minta maafnya dan ayo mulai pekerjaan terakhir kita!"

Jingwei dan Marcus memandang satu sama lain lalu, menganggukkan kepalanya bersamaan seolah-olah termotivasi karena ucapan Klaus.

Setelah itu, mereka semua membuat jarak tertentu lalu duduk posisinya membentuk sebuah lingkaran, lima cahaya besar terlihat di tangan mereka berlima dengan berbagai macam warna dan jumlah energi yang sangat besar. Energi cahaya yang berasal dari tangan mereka berlima mulai berkumpul di satu titik temu di hadapan mereka, dan mulai bergabung menjadi satu kemudian spiral putih mulai terbentuk sedikit demi sedikit. Tujuan mereka membuat itu yaitu untuk portal atau dimensi penghubungnya untuk Alam penghakiman tersebut, jadi simpelnya mereka ingin membuat sebuah portal dimensi yang didalamnya terdapat sebuah Alam dan Alam itu adalah Alam Penghakiman yang sebelumnya sudah disebutkan.

Dan kenapa itu butuh bantuan yang lain karena energi yang dibutuhkan sangat besar dan juga supaya portalnya bertahan sampai selamanya jika memungkinkan atau setidaknya tidak akan hancur dalam waktu dekat, setelah portalnya terbentuk dalam waktu 2.000.000 tahun mereka semua langsung masuk bersama-sama tanpa mengeluarkan sepatah kata pun untuk mempercepat waktu pengerjaan...

1
ahok wijaya
Seru banget nih cerita, aku gk bisa berhenti baca! 💥
Thảo nguyên đỏ
Wajib banget dibaca!
Yaky De la rosa
Wah, beneran seru nih cerita, pengen beli bukunya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!