NovelToon NovelToon
San Set For Anci

San Set For Anci

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:740
Nilai: 5
Nama Author: little ky

Anne Ciara atau Anci, harus merelakan semua kebahagiaannya karena harus bertunangan dengan cowok yang menjadi sumber luka dalam hidupnya. Tak ada pilihan selain menerima.
Namun suatu hari, seseorang mengulurkan tangannya untuk membantu Anci lepas dari Jerrel Sentosa, tunangannya.
Apakah Anci akan menyambut uluran tangan itu, atau Anci memilih tetep bersama tunangannya?

" Jadi cewek gue.. Lo bakalan terbebas dari Jerrel. " Sankara Pradipta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SSFA 16

Anci langsung keluar begitu kelas selesai. Anci bergegas pergi ke suatu tempat, yang sudah dia dan San tentukan pagi tadi saat keduanya sampai di kampus.

Anci harus cepat karena tidak ingin bertemu dengan Jerrel. Dia pun sudah meminta Intan dan Cynthia langsung balik, untuk menutupi kebohongannya nanti jika Jerrel bertanya dia pulang dengan siapa.

Intan dan Cynthia awalnya protes karena keduanya masih ingin nongkrong dulu di kampus sembari mencari gebetan. Tapi Anci menjanjikan akan mentraktir mereka selama seminggu penuh jika mereka mau membantu menutupi kebohongan Anci.

" Gue udah kayak jadi buronan aja. Yang musti sembunyi-sembunyi begini. " gerutu Anci sambil terus berjalan ke tempat tujuan, bahkan dia hampir menabrak beberapa mahasiswa lain.

Begitu sampai di tempat yang dimaksud San tadi, Anci mendapati sebuah pemandangan yang cukup menyakiti kedua matanya juga hatinya. Ada setitik keraguan di hati Anci saat melihat kejadian di depan sana.

" SANNNN.. " Gladys berlari langsung bergelayutan manja di lengan San.

Anci yang berjarak lima meter dari sana, melihat semua ini. Dia pun memilih bersembunyi di balik pilar yang entah kebetulan atau apa berada tepat di sebelahnya.

" Antar aku pulang, yuk!! Papi kamu minta aku mampir ke mansion buat kasih titipan papa ke beliau. " pinta Gladys dengan rengekan.

" Gue sibuk. " San langsung menolak mentah-mentah.

" Kok gitu sih.. Ini berkas penting lho. " Gladys terlihat langsung cemberut. Bibirnya dikerucutkan sok menggemaskan aslinya jadi mirip kek ikan gabus.

" Tuh mulut lama-lama gue jedotin tembok deh. " gumam Anci sangat lirih, agar hanya dia yang dengar ucapannya.

" Kalau memang berkas penting, kenapa nutipinnya ke elo? Gue lagi sibuk, nggak usah ganggu. " Nada suara San sedikit tinggi, kentara sekali kalau San sebenarnya terganggu dengan kehadiran Gladys yang sudah mirip jelangkung itu.

San keluarkan ponselnya dari saku, lalu menempelkannya di telinga kanannya setelah sempat menekan sesuatu di ponsel itu.

" Ke sini cepet!! " titahnya tegas dan tidak sabaran.

Anci masih terus memperhatikan adegan di depannya dan Anci sangat penasaran siapa yang kira-kira San hubungi.

Tak lama, datang Aldo dari belakang Anci yang sempat membuat cewek barbie ini terkejut karena ketahuan mengintip. Aldo langsung menghampiri San, setelah melirik sebentar keberadaan Anci yang bersembunyi di balik pilar.

" Ada apa bos? " tanya Aldo terengah. Sempat Aldo lihat ada Gladys disana, feelingnya mengatakan sesuatu yang akan San katakan berhubungan dengan cewek gatel ini.

" Urus dia!! "

Nah kan, Aldo lagi yang kena. Biasanya kalau ada Pandu, pastinya San akan melemparkan tugas ini pada playboy cap buaya buntung itu. Atau ke Bintang yang memang terkenal paling sabar diantara semua The Better.

Berhubung area ini adalah area rahasia milik San, jelas yang dipanggil pasti Aldo. Jujur saja Aldo heran kenapa bisa ada Gladys di lorong ini, karena setahunya lorong ini jarang dilewati mahasiswa maupun dosen.

" Ayo, lo ikut gue aja!! " langsung Aldo tarik saja tangan Gladys. Mana tidak ada lembut-lembutnya tarikan itu.

" Ish.. Apaan sih?? Lepas gak!! " Gladys memberontak.

" San mood nya lagi jelek. Kalau lo mau dilempar dia ke rumah sakit lagi, lo coba aja ngeyel tetep disini. " ujar Aldo menakut-nakuti Gladys yang untungnya langsung sukses.

Sepertinya bukan hanya isapan jempol saat Aldo berkata San pernah melempar Gladys ke rumah sakit. Anci yang mendengar itu jadi penasaran akan ceritanya. Lihat Gladys yang langsung nurut bagai kerbau di cucuk hidungnya itu, pasti ada cerita seru di dalamnya.

" Cewek lo ngumpet tuh di sana. " bisik Aldo sebelum pergi bersama Gladys.

" Mau sampai kapan di sana, baby?? " Anci langsung nongol sembari tersenyum pepsodent.

Malunya sampai ke pulung hati, ketahuan nguping dan mengintai. Sumpah kalau ada lubang, Anci pengen ngumpet di sana.

" Soalnya aku nggak mau ganggu kak San yang lagi berdua sama calonnya. " ucap Anci sedikit terdengar sendu, meski coba dia tutupi dengan guyonan.

" Calonnya masih disini.. " Anci tatap San ragu. Anci rasanya tidak sanggup kalau San hanya seseorang yang singgah dan memberi harapan palsu padanya.

" Tapi kak San.. Papinya kaka sepertinya suka bener sama kak Glad.. Waktu makan malam di mansion keluarga kaka, juga papinya kak San sempet bahas kak Glad kan. " San langsung menarik Anci masuk ke dalam pelukannya.

" Nggak usah dengerin apapun yang bukan keluar dari mulut gue. Ngerti, baby!! " lama Anci diam, setelahnya dia pun mengangguk.

Anci merasa nyaman dan aman dalam pelukan San, sebab itu Anci mencoba mempercayai San kembali meski kalau nantinya San tidak seperti yang Anci harapkan, jelas akan berakhir Anci menderita. Lukanya pasti akan lebih sakit dari semua luka yang Jerrel berikan padanya.

****

Niat San ingin cuddle dengan Anci sebentar sepulang ngampus gagal total. San bahkan sudah melajukan mobilnya ke arah apartemen pribadinya tapi panggilan telepon dari papinya membuatnya hanya bisa menjadikan anggan niatnya tadi.

Sudah rusak moodnya karena Jerrel dan Anci yang terlihat berduaan, datangnya Gladys tadi, kini ditambah papinya lagi. Hancur sudah mood San, dan kalau ada seseorang lagi yang memancing emosinya, San yakin dia tidak akan bisa menahan dirinya lagi.

" Sorry.. Gue ada sedikit urusan. Jadi nggak bisa sama-sama. " San terlihat merasa sangat bersalah saat mengantarkan Anci.

" Nggak apa kak.. Namanya juga lagi sibuk-sibuknya. " meski kecewa, Anci coba untuk mengerti.

" Lo masih punya hutang penjelasan ke gue. Besok pasti gue tagih. "

" Hah?? Penjelasan?? Apa kak? " nah kan, Anci bingung di sini. maksudnya apa coba, penjelasan apa.

" Jerrel.. " Anci terbelalak. Dia paham maksud San sekarang.

Pasti tadi San melihat Jerrel dan Anci berduaan di dalam mobil. Duh sial bener nasib Anci kalau begini. Besok dia harus menyiapkan penjelasan yang baik kalau tidak San pasti menghukumnya.

****

Sorot mata tajam San menatap nyalang papinya yang sedang mengobrol dengan Gladys ditemani maminya. Emosi San yang tadi sempat turun setelah dicium Anci, langsung kembali naik ke permukaan.

Dia yang membatalkan acara kebersamaannya dengan Anci karena papinya, justru mendapati kenyataan jika papinya hanya memaksanya pulang untuk Gladys. San murka, rasanya dia ingin menghajar siapapun yang ada di depannya.

" Kenapa lo masih disini?? PULANG!! " San bentak Gladys sampai cewek itu menangis dan berlari pulang.

" SANKARA!! " Gemma bentak balik putranya karena sudah tidak sopan pada putri temannya. Gemma jadi tidak enak nantinya kalau bertemu papa Gladys.

" papi pengen ngomong sama San kan? Aku dah pulang, ayo kita ngomong. Nggak usah libatin orang luar. " San tantang papinya.

Ethena yang melihat tanda-tanda akan adanya perang dunia ketiga hanya bisa memijat pangkal hidungnya yang mendadak berdenyut kencang. Sudah jelas ini tidak akan berakhir dengan baik, apalagi jelas Ethena lihat San sangat murka kali ini.

Putranya yang biasa berekspresi datar itu nampak marah besar. Entah apa yang membuat moodnya rusak tapi kalau hanya meladeni papinya yang menyebalkan, rasanya San tidak akan semurka ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!