Viona mendapati sang mama yang tiba-tiba menikah lagi tanpa persetujuan darinya, membuat gadis itu menolak tegas dan menentang pernikahan itu. Ia yang awalnya sangat membenci ayah barunya karena usia sang ayah tiri jauh lebih muda dari ibunya, kini justru kepincut ayah tiri nya sendiri. Yuk kepoin bagaimana ceritanya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Vio dan Sisil Teler
Sisil dan Fiona pergi ke sebuah bar di pusat kota. Sisil mengajak Fiona duduk di sudut ruangan sambil menikmati sebuah alunan musik dengan ditemani beberapa minuman di atas meja yang disediakan oleh Bartender.
"Vio, ngomong-ngomong Papa tiri lo ada niat buat nikah lagi nggak?" tanya Sisil basa-basi sambil menikmati minuman beralkohol di tangannya. Kepala Sisil mengangguk-angguk mengikuti hentakan alunan musik di ruangan itu.
"Memangnya kenapa?" tanya Fiona juga sambil menenggak beberapa minuman yang tersaji.
"gue demen banget, tau nggak! kalau diizinin, gue mau tuh jadi mama tiri loh, buat gantiin tante Rossa." ucap Sisil entah Gadis itu serius atau hanya bercanda sangat sulit untuk membedakan karena sepertinya Sisil Tengah sadar dan tidak sadar akibat pengaruh minuman alkoholnya.
'jangan ngaco, ah! kita masih sekolah! mana boleh kita menikah." sergah Fiona.
"kalau gitu, gue jadi selingkuhannya saja. Gue mau kok. Siapa juga yang bakal nolak, bokap tiri lo benar-benar idaman gue." lagi lagi Sisil memuji kesempurnaan yang Steven miliki.
"udah, ah! jangan bahas dia lagi. Mendingan kita happy di sini atau Jika perlu kita cari gebetan lain. Katanya lu mau deketin om-om yang tajir." kata Viona mengingatkan ucapan Sisil tempo hari. Entah mengapa Fiona sepertinya merasa keberatan jika Sisil sahabatnya menyinggung masalah Steven Ayah tirinya.
"Memangnya kenapa? gue benar-benar demen sama bokap tiri lo. Itu loh gayanya Sensual banget, seksi! gak kebayang gimana nikmatnya saat tubuh seksi itu berada di atas gue." ucap Sisil sembari menyeringai mengekspresikan Fantasi liarnya saat bercinta dengan Steven bokap diri Viona.
Wajah Fiona tampak memerah, Entah mengapa dia benar-benar kesal melihat Sisil yang terus saja membicarakan tentang bokap tirinya, entah itu perasaan cemburu atau apalah Fiona sendiri tidak tahu.
Saat melihat seseorang yang tengah menatap ke arah mereka berdua, Viona mengambil kesempatan untuk mengalihkan pikiran Sisil agar tidak lagi membicarakan tentang ayah tirinya. Tak ingin membuang waktu, akhirnya Sisil memanggil pria yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua. "Om! jangan di lihat terus, sini gabung!" Panggil Fiona sembari Melambaikan tangan.
"Vio, lu panggil siapa?" Tanya Sisil tampak heran ketika seorang pria asing seumuran Steven tampak berjalan ke arah mereka.
"itu loh! om-om! sepertinya tajir! Yuk kita godain." kata Viona.
"boleh juga! tapi lebih keren bokap tiri lo." kata Sisil memberikan penilaian.
"keren, kok. juga tak kalah dari Steven." sahut Fiona.
"hai cewek-cewek! Pada nganggur nih!" sapa pria berbadan tegap itu, menatap Fiona dan Sisil dengan begitu intens.
"Iya Om. sini gabung sama kami!" Panggil Fiona.
Mendapatkan sinyal, pria itu langsung duduk bergabung satu meja bersama Vio dan Sisil.
"kenalkan, namaku Chandra." pria itu memperkenalkan diri.
"sudah punya istri, Om?" tanya Fiona.
"ada satu di rumah." sahut Chandra datar.
"Kenapa kalian hanya berdua? di mana pasangan kalian? masa cantik-cantik seperti ini tidak memiliki gandengan?"
"kita gak ada pacar, om. kita jomblo." sahut Sisil.
"wah.. kebetulan. Boleh dong om temenin."
"boleh lah, om. Asalkan komisinya gede." sahut sisil.
Mata Chandra langsung bermain liar. Pria itu menatap Sisil dan viona bergantian, seakan mencari penilaian di dalamnya.
"boleh aku bawa kalian secara terpisah?" tanya Chandra.
"gak bisa, om. kita sepaket. maka kita akan selalu bersama, " tambah Sisil.
Senyum seringaian langsung tersungging, fantasi liar tentang permainan dua gadis sekaligus pun menari nari di kepala pria tampan itu. " okey, kalau begitu aku senang dengan tawaran ini. Apa malam ini aku bisa mencobanya?"
"siap sedia, om." sahut Viona.
Kedua gadis itu sepertinya tidak menyadari apa yang sudah mereka katakan. Kesadaran mereka. Sudah berkurang karena pengaruh alkohol. Ucapan mereka nantinya akan membawa mereka pada permasalahan besar.
"kalau begitu, ayoo kita minum sebelum memulai semuanya. Bersulang!" kata Chandra sambil mengangkat gelas minumannya ke udara. Viona dan Sisil juga melakukan hal yang sama. Mereka minum dengan gembira seakan sedang merayakan pesta.
Chandra mengedipkan mata ke arah bartender untuk menambahkan satu botol minuman spesial ke meja mereka. Di situlah Chandra memulai aksinya. Minuman dengan kadar alkohol tinggi di tuangkan ke gelas milik Viona dan Sisil. "Ayoo kita minum. Setelah ini pasti semuanya akan indah. Aku akan memanjakan kalian dengan uang." seru Chandra.
"wah,, beneran om?" bola mata Sisil membola saat mendengar kata uang.
"tentu saja, Jika permainan kalian cukup memuaskan." sahut Chandra dengan menggigit bibirnya. Pria itu sudah tidak tahan lagi.
1 hingga suatu gelas sudah tandas. Viona dan Sisil benar-benar sudah di buat teler. Chandra menyeringai. "ayoo ikut om." kata Chandra.
"kemana, om?" tanya Viona.
"aku akan memanjakan kalian dengan kenikmatan dan juga uang yang berlimpah." sahut Chandra dengan suara berat menahan hasrat.
"kalau begitu, ayoo om. Kita sudah tidak kuat lagi. Punyaku sudah gatal, om." sahut Sisil dengan gelisah. Tak hanya sekedar minuman, Sepertinya Chandra sengaja menaburkan obat lain ke dalam minuman terakhir yang di konsumsi oleh kedua gadis itu.
"iya, om. Apa kejantanan om sama seperti Steven?" kata Viona tiba-tiba meracau.
"Steven? siapa dia?" Chandra penasaran.
"oh, dia bokap tiri Viona. Dia sangat tampan dan gagah. Apa om bisa bermain sepertinya?" tanya Sisil juga ikutan meracau.
"oh, tentu saja. Kenapa tidak. Bahkan permainanku lebih panas dan lebih kuat dari siapapun Kalian akan ketagihan jika sudah mendapatkan sentuhan ku."
"wah keren! pasti seru ya om?" Sisil bertepuk tangan seperti anak kecil.
"iya, ayoo. Ikut om." kata Chandra.
Chandra meminta satu bartender untuk membantu membawa Sisil ke mobil, sedangkan dia sendiri merapat Viona.
Kedua gadis itu benar-benar sudah teler dan tak bisa menguasai diri. Mereka terlihat santai dan bahkan senang, saat di bawa ke mobil oleh Chandra.
Chandra menatap ke belakang, dua gadis itu sudah teler sambil meracau racau tak jelas. Terasa sudah aman, maka Chandra pun menancapkan gas, dan secepat kilat mobil itu melejit menuju ke sebuah hotel yang biasa di singgahi oleh Chandra di saat membawa para wanita untuk bersenang-senang.
"mimpi apa aku semalam? tiba-tiba kedapatan dua gadis cantik dan seksi." gumam Chandra.
Tak butuh waktu lama, mobil sudah sampai, Dengan di bantu oleh seseorang, Chandra membawa Viona dan Cicil ke lantai atas, pantai privat untuk tamu VIP di hotel tersebut.
"makasih, mas." kata Chandra begitu kedua gadis itu tergelepar tak berdaya.
"iya Pak. sama sama." sahut si pelayan hotel yang membantunya membawa Sisil ke kamar.
"bagaimana, apa kalian berdua sudah siap?" tanya Chandra.
"Steven!! aku.. aku mau di perlakukan seperti apa yang sudah kamu lakukan pada mama." sahut Viona meracau.
Tangan Viona membuka kancing bajunya satu persatu dan membiarkannya terbuka, menampakan bulatan besar di dadanya.
Chandra menelan ludah. Dia sudah tidak sabar ingin segera bermain dengan kedua gadis cantik ini.