NovelToon NovelToon
Vanila And Her Secret

Vanila And Her Secret

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anggika15

Tumbuh dewasa di bawah asuhan sebuah panti sosial, membuat Vanila berinisiatif untuk pergi keluar kota. Dengan bekal secarik kertas pengumuman lowongan kerja di salah satu usaha, yang bergerak di bidang cuci & gosok (Laundry).

Nahas, biaya di Kota yang cukup tinggi. Membuat Vanila mencari peruntungan di bidang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggika15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 15 (Es kopi hitam)

Suara bising dari arah luar terdengar begitu jelas, sampai-sampai Vanila yang masih tertidur lelap bangun karena merasa terkejut.

Klek…

Vanila membuka pintu kamar dan menyembulkan kepala untuk melihat situasi.

Tampak orang-orang berseragam berkeliaran di area tengah. Satu orang naik ke atas membawa peralatan kebersihan, satu odang membersihkan kaca, dana satu orang lagi membersihkan sofa dengan vacuum cleaner.

‘Lho? Bukannya bersihin rumah tugas aku ya?’ Batinnya bertanya-tanya.

Dan saat melihat keberadaan Irgi, Vanila segera keluar dengan keadaan yang masih cukup berantakan. Setelan piyama pendek, rambut terikat yang sudah acak-acakan, juga wajah sembab khas bangun tidur.

“Pak?”

Irgi memutar tubuh.

“Kamu butuh sesuatu?”

Vanila menggelengkan kepala.

“Kenapa manggil orang bersih-bersih? Katanya ini kerjaan saya. Kalau pakai jasa mereka saya gimana?”

“Apanya yang gimana?”

“Saya ga boleh tinggal di sini lagi!” Vanila sedikit merengek.

Kening Irgi mengkerut, kedua alisnya melengkung tajam.

“Kalau di usir juga ‘kan kamu sudah ada uang!” Katanya.

“Iya sih, tapi—”

“Selama kamu masih jadi istrinya pak Edgar, kamu aman walaupun cuma istri di bawah tangan.”

Irgi ber bisik-bisik.

“Pak Irgi lagi nyindir saya, ya?”

“Lah!?”

“Iya ‘kan? Nyindir ini makanya bilang istri-istri!” Ucap Vanila sedikit lebih kencang.

“VAN!” Pekik Irgi khawatir ucapan Vanila akan didengar oleh para petugas kebersihan yang sedang ada disana.

Dia merapatkan mulut, dengan sorot mata Vanila langsung memindai sekitar.

“Memangnya rumah segede ini kamu bisa beresin sendiri?”

Vanila mendongak, melihat langit-langit rumah yang sangat tinggi.

Oh tentu saja tidak bisa. Bayangkan Vanila harus mengepel semua sudut rumah, bahkan lantai bagian bawah saja sudah sangat luas.

‘Ga kebayang sakit pinggangnya kayak gimana!’

“Tugas kamu cuma urus pak Edgar!”

“Masa? Ngurusin apanya dia ajam sampe ga pulang berhari-hari.”

“Pokoknya kalau masalah rumah, ini sudah ada yang ngurusin, kamu masak aja sana atau apa kek gitu. Biasanya kalau sudah ada yang bersih-bersih gini pak Edgar bakal pulang!”

Ya, tiga hari sudah berlalu. Namun, Edgar masih tak menampakan batang hidungnya tanpa ada kabar apapun.

Tidak ada pesan singkat apalagi telepon. Itu kepada Vanila, tidak tahu kalau Irgi.

“Hari ini saya mau ke laundry. Mau ikut?”

“Mau sih, … cuma bakal pada curiga kalau aku ikut.”

“Ya sudah, sana kerjakan sesuatu.”

***

Sunyi, adalah kata yang sangat tepat digambarkan untuk keadaan rumah Edgar saat ini.

Jika tinggal di kampung, suara jangkrik dan hewan malam lainnya akan terdengar. Namun, di rumah ini tidak ada suara apapun, sangking sepinya suara langkah kaki Vanila terdengar memantul.

Hal itu jelas membuat Vanila merasa ketakutan hingga memutuskan untuk berdiam diri saja di dalam kamar.

Akan tetapi, setelah cukup lama berada di dalam kamar. Selain bosan Vanila juga merasakan perutnya keroncongan. Tapi balik lagi, di luar kamar tidak terdengar aktivitas apapun termasuk Irgi yang biasanya sesekali datang untuk membawa makanan.

“Ini pada kemana sih? Yang punya rumah ga tau lagi dimana. Yang jaga juga tiba-tiba hilang!”

Vanila menurunkan kedua kakinya dari atas tempat tidur, berjalan malas ke arah pintu kamar lalu membukanya.

Suasana mencekam langsung terasa, dan itu benar-benar membuat bulu kuduk Vanila berdiri semua. Dia bukan tipikal orang penakut, tapi keadaan sesunyi ini baru saja Vanila rasakan. Bagaimana tidak? Dahulu ia tinggal di tempat yang sangat ramai, di kos-kosan walaupun sendiri juga ramai, ada kehidupan di sekitarnya.

Rumah Edgar langsung membuat nyali Vanila menciut.

Vanila membuka laci penyimpanan, ada banyak cemilan disana. Tapi kali ini dia menginginkan nasi, sampai otaknya terus berteriak menolak makanan yang sekarang ada du hadapannya.

“Coklat aja deh ya, nasi besok aja males masak lauknya!” Vanila bermonolog.

Lalu perempuan itu beralih pada lemari pendingin, membawa coklat dan juga susu full cream kemasan kotak.

“Ngapain kamu!”

“Haaaaaa…” Vanila bereaksi.

Jantungnya langsung berdebar, kakinya juga terasa lemas saat merasa terkejut karena kedatangan Edgar yang tiba-tiba.

Edgar yang baru saja tiba menatap Vanila heran.

“Ada apa denganmu!?”

“Bapak bikin saya kaget aja,” cicit Vanila.

Dia menatap Edgar dengan seksama.

Tidak ada jas, tidak ada setelan kemeja rapi. Pria itu datang dengan keadaan yang sangat berbeda. Kaos polo putih, dengan celana chinos polos berwarna hitam.

Rambut tidak serapi biasanya, bahkan cenderung acak-acakan dengan tangan kanan menggenggam handphone juga ipad yang segera Edgar letakan di atas meja makan.

Oh jangan lupakan sesuatu yang sangat mahal kini melingkar di pergelangan tangannya yang dipenuhi urat-urat menjalar.

“Kenapa belum tidur? Jam berapa sekarang?” Tanya Edgar.

Raut wajahnya terlihat datar, dengan sorot mata tajam tertuju ke arah Vanila yang sedang menggenggamnya kotak susu dan coklat.

“Belum bisa tidur,” jawab Vanila pelan.

“Bikinin saya kopi!”

Edgar menarik salah satu kursi, kemudian duduk disana sambil menyalakan handphone.

Vanila mengangguk, dia simpan susu dan coklat yang hendak di bawa ke dalam kamar. Kemudian mendekati laci penyimpanan dimana kopi dan segala minuman serbuk tertata rapi di dana.

“Bapak mau kopi apa?”

“Ice americano.”

Vanila terlihat mencari, namun tidak ada merk itu disana.

“Sachet kecil berwarna biru, … kamu tinggal tuang terus kasih air dingin dan es batu.”

“Ah iya!” Vanila langsung mengambilnya.

Edgar terlihat menunggu dengan tenang, dia memeriksakan pesan dan beberapa dokumen pekerjaan di dalam ipad. Bahkan sudah berada di rumah pun pria itu masih terlihat sibuk.

“Pakai gelas yang tinggi, oke? Itu bukan kopi panas,” kata Edgar tanpa mengalihkan perhatiannya.

“Baik, pak.”

Lalu setelah itu Vanila membawanya ke arah meja makan, meletakan persis di hadapan Edgar. Vanila beranjak secara meraih susu kotak dan coklat miliknya saat hendak kembali ke kamar, tapi panggilan Edgar membuatnya menoleh.

“Mau kemana? Duduk temani saya disini!”

Vanila mengangguk dan menuruti perintah Edgar. Perempuan itu memilih satu kursi yang terletak di seberangnya.

Edgar menyimpan handphone dengan posisi terbalik, mematikan ipad kemudian menyeruput es kopi hitam tanpa gula miliknya.

“Ohhh, … terima kasih.”

Vanila mengangguk lagi.

Suasananya selalu berubah canggung, sampai sepatah katapun tak terdengar. Padahal Vanila tipikal orang yang cukup cerewet, juga sedikit humoris jika berada di lingkungan yang tepat.

“Kenapa cuma diam? Ayo minum susunya.”

Vanila tersenyum canggung.

“Bagaimana urusanmu? Sudah selesai?”

Vanila yang sedang menyesap minumannya mengangguk.

“Sudah, pak. Terimakasih!”

“Untuk apa?”

“Apanya?”

“Kamu bilang makasih untuk apa?”

“Soalnya bapak sudah baik sama saya.”

Kata-kata yang membuat Edgar merasa melayang tinggi.

“Oh ya? Kamu pikir saya baik?”

Vanila mengangguk.

“Kalau begitu sudah siap memberikan timbal balik, ya?”

Vanila terhenyak, dia memberanikan diri menatap Edgar.

“Kamu selalu syok begitu. Apa saya terlihat sangat menakutkan? Tapi tadi katamu saya baik.”

“Saya cuma belum terbiasa, pak.”

“Hebat sekali cara mendidik orang tuamu, sampai-sampai anak gadis mereka tidak terbiasa dengan hal-hal seliar ini.”

Vanila terdiam seketika. Ingatannya tidak menyimpan apapun, selain ibunya yang sakit-sakitan lalu meninggal, kemudian ayahnya yang tega menyimpan dia di panti asuhan.

Lantas bagaimana dengan ibu panti? Wanita itu hanya mendidiknya agar menjadi pribadi yang kuat dalam segala kondisi.

Jika dirinya dinilai baik, sudah pasti karena lingkungan sekitar. Karena sekarang, dia bahkan menjadi salah kaprah karena datang ke lingkungan yang salah.

“Pergilah, saya akan menghabiskan kopinya di kamar.”

Edgar meraih handphone dan ipad, kemudian membawa gelas kopi hingga kedua tangannya penuh. Pria itu berjalan pelan ke arah ruang tengah, dan setiap langkah kaki yang menyentuh tangga, suaranya terdengar dengan jelas.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Cus ramein biar Vanila terus naik 😎 lopyu sekebon

1
Annie Gustava
oh cakep juga pak edgar.. akh mak up nya yg banyak dong n tiap hari/Smile/
Anggika15 | Aurin99: Bolehhh😜
total 1 replies
Evi Ristiani Ramdhani
wadaw d kasih bonus foto Edgar ,,,,jangan lupa Van stanby d kamar pake daster ehh 🤪🤪🤪
Anggika15 | Aurin99: Dasterrrrr ga tuh 😂
total 1 replies
aurel chantika
cakep
Anggika15 | Aurin99: Apalagi yang cuma pake handuk, beuhhh😅
total 1 replies
Ririn Sindi Noveri
ketemu pak edgar kita 🤭😂
Anggika15 | Aurin99: Yoiiii😂 nex ketemu Vanila
total 1 replies
aurel chantika
asal pak Edgar tau,mi itu makanan paling enak & GK ngebosenin Lo pak
aurel chantika
macam jalangkung pak irgi 🤣🤣🤣
Annie Gustava
mulai yaa kalian ribut2 kecil akh suka deh edgar kya gini k vanila hihihi
Anggika15 | Aurin99: 😋😋😋😋😋
total 1 replies
Annie Gustava
dah mulai nyaman yaa pak sama istrimu. pak jgn suruh vanila bli baju dinas mlm sendiri dong kl bp ikut kan enak bsa pilih model n warna/Grin/
Anggika15 | Aurin99: Nah iya😂
total 1 replies
Evi Ristiani Ramdhani
cieeeeee,,,,,udah aku aku,,,,udah mulai debat eh dari pertama jg debat ya hihi🤪
Evi Ristiani Ramdhani: lanjutttt Kaka cuyung 😄😄😄
Anggika15 | Aurin99: 😅😅😅😅😅
total 2 replies
Ririn Sindi Noveri
uhuyyy pak edgar bisa aja modusnya bilang aja udh nyaman pak 😂🤣
Anggika15 | Aurin99: Gengsinya di atas rata-rata 😂
total 1 replies
aurel chantika
kalau akur gitu kan enak 😀😀😀
Anggika15 | Aurin99: Adem gitu yah😆
total 1 replies
aurel chantika
enak jidatmu aja pak Edgar
Anggika15 | Aurin99: 😆😆😆😆😆
total 1 replies
aurel chantika
belikan yang bagu,jangan ngomel aja taunya pak
Anggika15 | Aurin99: Tiba-tiba banget emang😅
total 1 replies
ensagita
di tunggu kelanjutannya 😍
Anggika15 | Aurin99: 😘😘😘😘😘
total 1 replies
aurel chantika
lama bener kamu muncul vAnila 🤣🤣🤣
Anggika15 | Aurin99: Abis market day dulu😂
total 1 replies
Ririn Sindi Noveri
udh mulai sedikit nyaman ya pak😁🤣
Anggika15 | Aurin99: Nyaman banget😅
total 1 replies
Evi Ristiani Ramdhani
Akhirnya Vania munculllll juga eh,, othor cuyung 🥰,,,,, makasih udah up, gapapa Thor sibuk d dunia nyata harus semangat 💪🏻, hidup d sua dunia😄
Anggika15 | Aurin99: Ternyata kegiatan market day sangat menguras duit dan tenaga😆
total 1 replies
Dwie FauZha
akhirnya muncul juga.... bolak balik nengok ga update... lanjut kakkk😁
Anggika15 | Aurin99: terimaaciw selalu menunggu othor yang cantik ini
total 1 replies
aurel chantika
pak edgar ini memang GK peka banget sama vanila,minta digetok kepalanya pakai panci
Anggika15 | Aurin99: Pake ulekan aja biar mantep
total 1 replies
Evi Ristiani Ramdhani
ikutan Van klw ada lowongan,,enak benerrr kerja nya Van😃
Anggika15 | Aurin99: Waduh😆😆😆
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!