Sebuah kisah asmara dia orang anak remaja yang sudah berjalan hingga 2 tahun lamanya. Perjalanan cinta yang indah tapi retak di tengah perjalanan.
Dihadapkan dengan cinta baru oleh kehadiran orang yang baru. Perasaan yang dulu membara kini terasa hampa dan dingin.
Mampukah mereka mempertahankan kisah cinta mereka yang retak menjadi utuh. Atau melepaskan demi cinta baru yang membuat mereka bahagia. Mari kita ikuti kisah cinta mereka. Selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marya Juliani Jawak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Titipan Permata
Kini Valdo dan Permata jalan menuju tempat praktek mereka. Permata dan Valdo praktek di bagian Tata Usaha. Permata baru kali ini menginjakkan kaki kembali di bagian Tata Usaha. Ini kedua kali nya dia praktek disitu. Sedangkan Valdo sudah sering.
"Oh ia, Juan praktek di ruangan apa?" Tanya Permata memulai percakapan.
"Sepertinya dia dibagian Informatika. Kenapa?" Tanya Valdo sedikit tidak senang.
"Kenapa nada kamu berbeda?" Permata bisa merasakan ada perbedaan di nada bicara Valdo
"Tidak ada." Jawab Valdo ketus
"Oh"
Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka lagi.
"Kamu suka Juan?" Tanya Valdo tiba - tiba. Permata menghentikan langkah kakinya dan menatap heran dengan pertanyaan Valdo. Sedangkan Valdo berusaha menahan diri mendengar jawaban apa yang akan keluar dari mulut Permata.
Untungnya Permata mengerti kemana arah pembahasan mereka saat ini. Permata tau kalau Valdo mencintai dirinya. Sedangkan dia belum memiliki rasa untuk Valdo. Bisa disimpulkan bahwa Valdo cemburu saat ini.
"Gak usah marah, seharusnya aku yang marah sama kamu." Balas Permata lalu menghadap depan dan melanjutkan langkah kakinya kembali.
"Marah? Perasaan aku gak ada marah? Lalu kenapa dia yang marah?" Bingung Valdo dan mengejar langkah kaki Permata biar bisa beriringan.
"Kenapa kamu marah?" Tanya Valdo meminta penjelasan
"Ia lah, kamu udah ambil peran Ayah dalam memasukkan bekal kedalam tas aku. Aku sebel tau." Balas Permata dengan ekspresi merajuk.
"Kan niat aku baik membantu Ayah kamu"
"Ia baik, tapi aku gak bisa mengulang masa indah aku waktu kecil. Kamu tau, Ayah yang selalu memasukkan bekal aku kedalam tas sekolah aku. Udah lama aku menanti moment ini lagi, tapi ada kamu yang ganggu. Kesal tau." Ucap Permata panjang kali lebar. Baru kali ini Permata mengeluarkan kata yang banyak untuk Valdo.
"Hahaha, jadi kamu kesel sama aku karena masalah itu?" Tanya Valdo tertawa melihat sikap Permata bagai seorang anak kecil. Ini terlalu gemes baginya.
Tanpa mereka sadari tawa Valdo mengundang perhatian beberapa mahasiswa Rayon A dan Rayon B.
"Ia lah aku kesal."
"Ya udah Maaf." Pinta Valdo dan Permata memaafkannya.
"Trus kenapa kamu nyari Juan?" Tanya Valdo kembali
"Mau ngasih titipan untuk Bang Diva."
"Titipan apa? Kok kamu bisa dekat sama Bang Diva?"
"Kemarin aku beli minum tapi dompet aku ketinggalan. Untung ada Bang Diva dan Juan di kantin. Jadi Bang Juan bayarin minum aku sekalian."
"Gak usah di ganti. Bang Diva baik kok orangnya."
"Gak bisa gitu Valdo. Aku gak enak. Lagian utang tetap harus dibayar kan."
"Ya udah titip sama aku aja. Nanti aku sampaikan sama Bang Diva."
"Serius? Gak merepotkan?"
"Ya enggak lah. Selagi itu tentang kamu aku siap direpotkan. Bahkan bayarin utang kamu aja aku bisa. Tapi kamu sendiri yang gak akan mau." Jawab Valdo yang sudah tau sedikit watak Permata.
"Ia lah ia. Ini titipan aku. Sengaja aku masukkan ke dalam amplop. Makasih ya." Senyum Permata pada Valdo yang sudah mau membantunya.
"Sama - sama." Valdo mengambil amplop tersebut dan menyimpannya di saku jaket.
Tak terasa mereka sudah sampai di ruangan Tata Usaha. Valdo langsung ke meja kerja dan melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai. Sedangkan Permata menanyakan ke bagian kepala ruangan mengenai apa yang harus dia kerjakan selama di bagian Tata Usaha.
...****************...